File-nya baru ketemu! Hoho. Enjoy! Xx
Davina memakirkan mobilnya di belakang sekolah, seperti biasa. Bukan hal lazim jika dia memakirkan mobilnya disana. Alasannya? Mudah saja, agar tidak banyak yang tau tentang siapa dirinya sebenarnya.
Davina berlari kecil memasuki area sekolah.
06:45, jam segini pasti Abel belum dateng. Kebiasaan banget ngaret, batin Davina sambil melihat kearah jam tangannya.
Dia melanjutkan perjalanan ke kelasnya, sampai akhirnya ... bruk, dia menabrak seseorang.
Pagi-pagi udah kena sial, gerutunya dalam hati.
"Maaf," ucapnya dengan pelan seraya menunduk.
"Lo gapapa?" tanya cowok yang ditabraknya dengan nada dingin.
"Iya, gapapa kok," jawabnya masih dengan menunduk.
"Oh, yaudah," ujar cowok itu dan berlalu pergi.
Buset, ini orang sama kulkas dinginnya sama kali yak, sombong banget, gak kayak murid lainnya, gerutu Davina dalam hati.
Memang Davina bukan anak eksis atau famous seperti yang lainnya. Tapi, jangan salah, dia cukup dikenal diantara seangkatannya atau adik kelasnya. Namanya, bukan nama belakangnya.
Sesampainya dia dikelas, seperti dugaannya tadi, Abel belum datang.
Yap, dia ngaret, dan gue bakalan sendirian sampe dia dateng, gerutunya lagi.
Eh, tunggu dulu, kenapa hari ini gue sering banget gerutu sendiri?, gumamnya sambil mengkerutkan kening.
Karena bingung, Davina memilih memainkan hp nya saja. Dia tidak takut jika ketauan kalau sebenarnya dia anak orang yang ... bisa dibilang kaya. Ayahnya merupakan pemilik perusahaan terbesar dikotanya. Cabangnya sudah dimana-mana, dan namanya terkenal. Adwyn Adero. Walaupun yang tau hanya anak sekelasnya saja.
Lima menit sesudah bel, akhirnya Abel datang. Tentu saja dengan nafas ngos-ngos an.
"Kemana aja? kok baru sampe?" tanya Davina dengan nada meledek.
"Gue sampe kesekolah pas bel, dan gue dijegat satpam, terus, akhirnya gue sampe ke lantai 3 dengan selamat, lalu ke kelas," jelasnya seraya menghembuskan nafas.
Davina terkekeh melihat sahabatnya yang satu itu. Tidak pernah berubah dari dulu.
"Eh, iya, tadi gue nabrak cowok," bisik Davina ditengah pelajaran.
"Ha? siapa? cakep ga?" tanyanya dengan semangat. Giliran soal cowok aja,semangat 45.
"Gatau, gak sempet liat mukanya," jawabnya sambil tersenyum simpul.
Kapan sahabat gue ini kenal atau suka sama yang namanya cowok, gumam Abel dalam hati. Yah, dia sangat berharap Davina punya pacar. Kita lihat saja nanti.[]
***
Author P.o.V
Hari ini Davina pulang telat, tidak seperti biasanya. Ini semua karena dia lupa mengerjakan pr, dan akibatnya,dia harus mengerjakannya dua kali lipat dengan soal yang lebih susah, bahkan belum pernah dia pelajari.
Gila, pa Alex jahat banget.Gue dihukum kayak gini,bener-bener deh, hari tersial gue kali ini, rutuknya dalam hati.
Setelah selesai dan merapikan mejanya, dia bersiap ke belakang sekolah dan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blame [2/2]
Teen Fiction[Completed] "Im sorry for hurting you"-Davin. "I love you till the end"-Davina. Satu rencana, satu masalah, satu bencana. Semua itu terjadi tiba-tiba dan tidak bisa diprediksi. Diluar ekspetasi-nya, hal itu terjadi, dan dan itu semua adalah kesalaha...