Blame [02]

261 23 10
                                    

H-2 1st Anniversarry

Hari ini,Davina sangat bosan karena tidak ada teman dirumahnya,dan juga Davin off,lagi,selalu.

Menyedihkan, pikirnya sambil tersenyum kecut.

ping.

Notif line dari hpnya,dan yang dia harapkan adalah Davin,tapi ternyata salah, itu Abel. Dia membukanya.

Abellacrs: Dav,ke mall biasa ya,gue tunggu di starbucks ya.

Tumben banget, pikirnya. Segera Davina mengetikkan balasannya.

Davinaadr: Sip,gue otw.

Davina segera mengganti bajunya dengan baju pendek berwarna peach juga rok putih pucat,dia membiarkan rambut bergelombangnya diurai dan menggunakan flatshoes berwarna putih,lalu pergi ke mall yang disana sudah berada Abel.

Saat sudah sampai,Davina mengline Abel,

Davinaadr: Bel,gue udah sampe,lo dimana?

Abellacrs: Starbucks tempat biasa nongkrong.

Davina segera menuju kesana,tapi,saat dia melihat seseorang yang sangat dia kenali,yang sangat dia cintai,yang selalu bilang kalau dia sibuk,kini berjalan berdampingan dengan seseorang.

Itu Davin,dan dia sedang bersama Zelia. Davina akhirnya memutuskan untuk mengikuti mereka berdua,dan mendengar perbincangan mereka,

"Dav,gue denger ya,lo jadian sama Davina karna dare dari temen-temen lo yang sialan itu?" tanya Zelia sambil memegang tangan Davin.

Davin mengangguk, "Iya,nih besok gue anniv,gue putusin deh,kan dare nya sampe setahun."

You watch me bleed until i can't breathe

Shaking, falling onto my knees

And now that i'm without your kisses

I'll be needing stitches

Entah mengapa lirik lagu itu terus menerus terngiang dipikirannya.

"Lo beneran gak sayang sama dia?" tanya Zelia lagi.

"Enggak Zel,gue sayang nya sama lo," jawab Davin sambil mengelus rambut Zelia.

Davina langsung bergegas pergi ke kamar mandi,dan dia menangis sejadi-jadinya.

Davin benar-benar menyakitinya. Hatinya seperti tertusuk pisau yang sangat tajam,tapi kata-kata Davin tadi lebih tajam dari pisau manapun.

Dan Zelia,anak baru itu benar-benar menusuknya dari belakang,secara tidak langsung,dengan pisau yang sangat tajam.

•-•

Satu jam sebelum kejadian itu

"Ya,Abel,lo ajak Davina ke starbucks,inget kan tugas lo masing-masing,jadi mata-mata kemanapun Davina pergi?" tanya Davin menugasi semua teman-temannya itu dengan tugas yang berbeda.

"Ini gak keterlaluan Dav?" tanya Zelia dengan nada tidak yakin.

"Santai aja Zel," sergah Abel sambil terkekeh membayangkan apa reaksi sahabatnya nanti.

"Wah,seru,gue bakalan jadi mata-mata!" teriak Dave girang.

"Lo gausah girang gitu dong,oke,kita keposisi masing-masing,Zelia sama gue,ayo," Ujar Davin dengan semangat.

Ya,semua itu adalah ide mereka,bahkan ide Davin juga.

•-•

Davina lari keluar dari mall sembari menangis,dia tidak mengambil mobilnya dulu,dia langsung pergi dari tempat itu setelah keluar dari kamar mandi,tangisnya tidak bisa dibendung lagi,sampai akhirnya...

Blame [2/2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang