Chapter 14

5K 481 4
                                    

EUNYOUNG POV

Aku mencoba membuka pintunya tapi lagi-lagi tidak bisa.

"Percuma saja, ini terkunci."kata Chanyeol dengan mengedikan bahu. Aku mengacak-acak rambutku dengan frustrasi.

"Bagaimana ini? Besok aku harus menjadi MC di Inkigayo."kataku dengan cemas.

"Kau besok yang jadi MC di Inkigayo? Berarti bersama Suho hyung dan Baekhyun dong?"

Aku membulatkan mataku dengan kaget, "Jinjja? Aku tak tahu dengan siapa saja."kataku.

Ia hanya tersenyum lalu mengangguk.

"Lalu bagaimana ini? Aku-"

Tanpa kusangka-sangka, Chanyeol menarik tanganku lembut lalu memelukku. Aku tak bisa menahan rasa kagetku, alih-alih, aku hanya bisa membulatkan mata dan jantungku berdegup dengan kencangnya.

Ia membisikkan sesuatu tepat di telingaku, "Tak perlu panik begitu."katanya dengan senyumnya yang menawan. Aku hanya bisa menarik diri dari pelukannya lalu membuang muka agat ia tak bisa melihat wajah memerahku, "Kan ada ini."katanya dengan mengeluarkan ponsel diikuti dengan cengiran jahilnya

Aku menepuk dahiku, "Astaga, kenapa bisa tak terpikirkan mengenai ponsel."kataku kepada diri sendiri.

Ia hanya tertawa renyah lalu menghubungi nomor seseorang. Saat ia menelpon, aku hanya bisa memandangnya.

Kenapa sih Tuhan bisa menciptakan makhluk seindah dia? Wajahnya cute namun tampan, suaranya yang luar biasa berat, tubuhnya yang begitu tinggi sampai-sampai aku harus mendongak tiap kali berbicara dengannya, dan senyumnya yang... ah sudah tak bisa kugambarkan lagi.

Sampai-sampai aku tak sadar ia sudah melambaikan tangan di depan wajahku, "Kau kenapa? Efek terkunci ya?"tanyanya dengan senyuman jahilnya.

"Aish."aku hanya memukulnya secara main-main.

"Petugas akan membukakan pintu ini. Tadi mereka pikir sudah tak ada orang jadi dikunci saja. Eh, ternyata masih ada kita."katanya.

Aku hanya mengangguk-angguk mengerti. Untung aku tak punya sejenis fobia akan takutnya terkunci di suatu ruangan.

Lalu kulihat ia berjalan ke arah pojok ruangan untuk duduk di kursi kayu. Aku mengikutinya dari belakang.

"Omong-omong, soal film itu.. bagaimana?"ia bertanya dengan ragu-ragu.

Aku hanya mengedikan bahu, "Yang aku tahu film itu akan keren."

"Kapan kalian mulai shooting?"ia bertanya sambil melihat ke arahku. Aku membuang wajahku, entah mengapa, setiap melihat matanya aku jadi gugup.

"Aku tidak tahu pastinya. Tapi dikabarkan kopian naskah akan dibagikan minggu depan."

"Oh."hanya itulah yang keluar dari mulutnya. "Kalau boleh tahu.. peran apa yang kau dapat?"

"Aku dapat peran kedua, yaitu sebagai pasien D.O yang mengalami gangguan kejiwaan. Bukan kejiwaan seperti orang gila ya, tapi peranku di sini itu.. seperti apa ya? Pokoknya, di sini aku bisa melihat apa yang orang lain tak bisa lihat. Seperti esok akan ada gempa, aku akan tahu. Begitulah kira-kira."

Ia hanya menatapku dengan tatapan.. takjub? Ah entahlah. "Andai aku bisa mendapat perannya D.O.."ia bergumam.

Tu-Tunggu?! Ia bilang ia ingin mendapat perannya D.O?! Yang berarti.. AH mungkin aku hanya salah dengar.

"Ma-Maksudku.. Aku akan terlihat keren kalau bisa menjadi dokter, bukan?"

"Psikiater."koreksiku dengan tawa kecil.

"Ah iya maksudku itu."katanya lalu menggaruk-garuk leher bagian belakangnya.

Hihi lucu, sepertinya ia salah tingkah?

Tak lama kemudian, seorang petugas membukakan pintu dan kami pun keluar dari gudang setelah mengucapkan terima kasih kepadanya.
===
AUTHOR POV

Terlihat Chanyeol melambai pada Eunyoung saat sebelum melangkahkan kakinya ke dalam van.

"Kau ke mana saja sih?"tanya Baekhyun sambil menggerutu.

"Aku terkunci."katanya dengan singkat.

"Di mana?"tanya Suho dengan heran.

"Gudang."jawabnya sesingkat mungkin, tak lupa untuk menahan senyum di bibirnya.

"Apa jangan-jangan.. kau terkunci dengan Eunyoung di situ?!"tanya Tao dengan histeris.

Chanyeol hanya memasang wajah flat lalu mengangguk datar. Yang lain mulai membanjirinya dengan pertanyaan-pertanyaan. Kecuali satu orang yang tak mau pusing-pusing menanyainya, alih-alih ia hanya memasang earphone di telinganya sambil memejamkan mata.

Dan orang itu yaitu Luhan.
===
Keesokan harinya, Eunyoung bangun dengan tubuh segar. Ia mandi, kali ini dengan santai mengingat masih banyak waktu sampai ia tiba di Inkigayo.

Dengan masih menggunakan piyama, ia ke dapur untuk membuat sarapan. Karena persediaan yang terbatas, iapun terpaksa memasak yang ada saja. Iapun memasak spageti instan.

Setelah makanpun, ia kembali ke kamarnya untuk berdandan.

Ia memakai make up secara tipis lalu memakai dress floral dengan latar berwarna kuning soft, rambutnya yang lurus sehabis keramas ia ikalkan dengan alat pencatok, iapun memakai tas kecil untuk memuat dompet dan ponselnya, lalu high heels yang senada dengan dressnya.

Iapun keluar dan mendapati Junseong sudah menunggunya di depan.
===
Inkigayo kali ini benar-benar ramai. Eunyoungpun berjalan ke arah backstage sambil menyalami para kru satu persatu dengan senyuman manisnya.

Dan pada akhirnya ia menyalami Suho dan Baekhyun. "Terima kasih atas kerja samanya."katanya dengan senyum yang menunjukan lesung pipinya.

Baekhyun hanya terpaku melihat wajahnya saat menyalami tangannya. Begitu juga dengan Suho.

"K-Kau juga. Terima kasih ya."kata Baekhyun dengan senyuman malu-malunya.

Eunyoung hanya tersenyum melihat Baekhyun yang malu-malu.

Setelah itupun ia masih ada acara perform di pembukaan toko musik baru.

Iapun keluar setelah mengucapkan selamat tinggal.
===
A/N : Chapter yang ini sebenarnya gak begitu penting, cuma buat tambah-tambahin supaya plotnya jalan aja ya^-^
Keep reading vote and comment!;)
Saranghae~~

EXO Has An Idol?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang