📍Bandara Soekarno-Hatta, lewat tengah malam...
#Hazel's POV
Aku merapatkan topcoat navy Massimo Dutti yang membalut kemeja satin broken white tanpa lengan dan skinny jeans berwarna tan yang ku kenakan. Angin malam yang terasa menusuk langsung menyerang kulitku ketika turun dari pesawat. Yah, akhirnya sampai juga di tanah air tempat kelahiranku. Selama 10 jam lebih penerbangan dari Jerman membuatku lelah, mungkin efek dari jetlag. Ditambah angin malam membuat tubuhku menggigil.
Sambil membetulkan tali satchel bag Gosh berwarna maroon, dan berjalan di belakang Opa. Aku dan Opa kini tengah menunggu Pak Joe - asisten kepercayaan Opa yang sedang mengambil barang bawaan kami. Aku masih sibuk membalas berbagai comment yang mengomentari salah satu foto yang ku upload di akun Instagram milikku sambil menggoyang-goyangkan wedges sneaker warna gold brown Mango ku ke lantai, ku lirik Opa sekilas yang masih sibuk dengan ipad di tangannya.
Tidak berapa lama kemudian Pak Joe datang dengan troli yang penuh dengan koper biru torquis kesayanganku serta lugage bag Salvatore Feragamo dan koper medium hitam milik Opa. Aku tidak tau alasan Opa mengajakku kembali ke Indonesia setelah sekian lama aku menetap di Jerman, setiap aku tanya Opa pasti akan menjawab dengan "Nanti kamu juga tau alasan Opa."
*Di perjalanan menuju hotel...
Sepanjang perjalanan aku hanya diam sambil melihat pemandangan di luar jendela. Sudah 13 tahun aku tidak menginjakkan kaki di negara ini. Banyak hal yang berubah dari yang terakhir aku ingat. Kini banyak gedung-gedung pencakar langit yang menghiasi kota ini dan hiruk pikuk kendaraan dan mobil yang masih ramai di jalanan padahal sekarang sudah menunjukkan hampir pukul 1 malam.
Setelah menghabiskan waktu 45 menit, akhirnya kami sampai di hotel bintang lima dimana tempat aku dan Opa akan menginap beberapa hari.
"Besok jangan lupa, kita makan siang sama sahabat baik Opa di resto Jepang. Inget jangan sampai telat, atau Opa nggak akan anggep kamu sebagai cucu Opa lagi. Mengerti Hazel?" Perkataan Opa sebelum aku masuk ke kamar membuatku membulatkan mata.
"Kok gitu sih, Opa? Kenapa nggak Opa aja yang pergi kenapa Hazel harus ikut, Opa?" Tanyaku malas.
"Ingat Hazel Opa tidak suka penolakan. Pokoknya kamu harus ikut. Titik!!" Kata Opa final tidak menerima penolakan.
"Oke oke, terserah Opa aja. Hazel capek mau tidur." Balasku sambil berlalu ke kamar meninggalkan Opa yang masih meneriakkan namaku.
*Keesokan harinya...
Jam alarm yang kupasang malam tadi sebelum tidur terus berbunyi nyaring, membuatku terbangun. Dengan enggan aku berusaha menggapai alarm tersebut di night stand samping tempat tidur.
WHAAATTTT!!! Kulihat alarm sudah menunjukkan pukul 11.10, sedangkan janjian lunch nya jam 12. Aduh mati deh aku bisa gawat nih kalo telat. Aaarrrggghhh!!! erang ku frustasi sambil mengacak-ngacak rambut. Kemudian aku segera berlari ke arah kamar mandi.
Setelah menghabiskan waktu 10 menit untuk mandi, aku membongkar koper yang belum sempat ku sentuh dari tadi malam. Ku obrak-abrik koper torquise ku itu, akhirnya pilihanku jatuh pada crop tee Mango lengan pendek warna putih dan skinny jeans Rachel Zoe berwarna mint. Karena terburu-buru aku hanya memoles wajahku dengan bedak tipis dan mengoles bibirku dengan lipgloss strawberry milikku. Tak lupa ku sambar dompet dan iphone yang ada di night stand samping tempat tidur dan kumasukkan begitu saja ke dalam calfskin satchel bag Gosh warna silver milikku, dan tak lupa menenteng navy flatshoes Louboutins. Setelah mengunci pintu kamar hotel, aku berjalan terpincang-pincang sambil membenarkan flatshoes ku yang belum terpasang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Ice Prince
ChickLitIa tak pernah menyangka kedatangannya kali ini ke tanah air, membawanya pada sosok pangeran es yang selalu membuatnya sesak napas sejak pertama kali bertemu. Dan kini ia harus tinggal seatap dengan lelaki itu. Tinggal serumah sama Prince. Suatu keju...