Aku Arini Fransiska. Hari ini adalah hari ulang tahunku, yang kalau kuingat-ingat merupakan tahun ke 26.. ya, 26 memangnya mau berapa? Mauku tentu saja 17 atau 18, tapi apa daya. Inilah hal jelek seorang manusia, lahir, kanak-kanak, remaja, dewasa, tua dan yang terakhir meninggal. Jika tidak mau melalui perjalanan panjang tersebut ya berubah saja jadi vampir!
Di ulang tahunku yang ke 26 ini, seperti biasa keluargaku yang hanya terdiri dari empat orang -termasuk aku- kami merayakannya secara sederhana. Makan malam bersama dalam satu meja makan yang sudah dipenuhi berbagai hidangan dari Solaria.
"Dek, pacarmu gimana?" Tanya Mama pada adikku Frinda. Sebenarnya aku sudah tahu kemana pembicaraan ini akan berujung nanti. Dan seperti biasa aku hanya bisa menarik nafas perlahan.
"Baik, Ma. Kemaren sih dia ngajak aku liat-liat cincin gitu. Jangan-jangan aku mau dilamar ya, Ma!" Ucapnya dengan semangat sampai tidak berasa kalau air liurnya kemana-mana. Hih, adikku satu ini walaupun cantik tapi kadang bikin geli juga.
"Bagus dong, jangan kayak kakakmu itu. Boro-boro punya calon suami, pacar aja nggak punya satupun." Kan, apa kubilang. Ujungnya pasti aku yang kena santok.
"Ma, makan aja dulu. Nanti ada yang nggak doyan makan tuh.." ya walaupun niat Papa baik, tapi kok kesannya kayak nyindir aku juga ya.
Aku hanya bisa melirik mereka satu persatu tanpa mengucapkan apapun dan melanjutkan makanku.
"Udahlah mending kamu terima tawaran Mama buat dijodohin sama anggota polisi yang kemarin Mama kasih tau!" Iuh! Demi apa aku harus mau terima penawaran buruk itu. Ogah banget! Mama mulai ketularan polisi itu kayaknya. Yang kutahu dari cerita Mama kalau polisi itu agak-agak mengsong otaknya.
"Nggak deh, Ma. Makasih." Kataku santai. Alhasil pelototan Mama yang kudapat.
Duh, mending aku ngejomblo deh daripada musti nikah sama tu orang. Ya..nggak jomblo terus-terusan lah. Aku yakin Tuhan sudah menentukan jodohku dan yang pasti bukan orang mengsong itu.
"Kalo gitu buruan cari! Masa iya kamu nanti dilangkahi sama adekmu!?" Mulai lagi dah sensinya kalau sudah membicarakan hal ini.
Aku berhenti makan dan menatap Mamaku, "Ma, aku belum nemu yang cocok aja. Nanti kalau sudah saatnya juga ketemu." Dan yang kudapat? Wajah kesal plus plus dari Mama. Plus diocehin, plus diceramahin dan plus-plus lainnya.
Rasanya musti rajin-rajin ke gym biar dapet cowok, peduli setan tu cowok normal apa nggak. Yang penting kan dapet ya..hahh..pusing pala Rosalinda!
KAMU SEDANG MEMBACA
Arini
ChickLit"Kata orang umur yang sudah melewati 25 adalah umur yang tepat untuk menikah dan mempunyai keluarga bahagianya sendiri." Oh, yang benar saja! Aku harus menepuk jidat setiap kali mama memberikan petuah dan wejangan tentang pernikahan ini dan itu. Jan...