KRIIIIIIING!!!
Seorang anak laki-laki terbangun mendengar bunyi alaram. Ia terlihat masih mengantuk. Tetapi hal yang ia lakukan selanjutnya bukan melanjutkan tidur, melainkan bangun dan menuju kekamar mandi. Sepertinya ia ada kegiatan hari ini. Ya tentu saja sekolah.
Anak laki-laki tersebut bernama Park Jimin. Anak kelas 1-B SMA BulletProof yang terkenal di Korea. Dia masuk kelas unggulan B. Mengapa tidak A? Karena kelas A khusus hanya untuk orang yang pintar dan juga fokus terhadap pelajaran. Bukan berarti Jimin tidak pintar, hanya saja ia juga menjalankan kelas Dance di sekolah itu. Baru masuk kelas 1 saja ia sudah terpilih menjadi wakil ketua dance. Jadi selain pintar dalam pelajaran, Jimin juga pintar dalam dance. Dia juga menjadi King di jelas 1-B, King itu berarti hampir mendekati kata sempurna. Ia tampan, kaya, pintar, teladan, dan juga baik hati. Dia juga cukup populer di sekolah ini. Banyak namja maupun yeoja yang sudah menyatakan perasaannya. Hanya saja, Jimin belum menemukan yang cocok dengannya. Jimin tinggal di sebuah apartemen tingkat tinggi di Seoul.
Ia tinggal sendirian, karena ayah dan ibunya sibuk berbisnis di Amerika. Selesai mandi, ia segera bersiap-siap. Ia tidak pernah sarapan karena memang tidak ada waktu untuk menyiapkannya.
"Buku, tas, seragam, uang, sepatu, mm apa lagi yang belum? Sepertinya sudah lengkap semua" ucapnya dan langsung menuju ke basement, tempat mobil sport putihnya terparkir rapi. Jimin pun langsung naik dan menyetir sendiri mobilnya ke sekolah. Sesampainya di sekolah, ia langsung menuju ke kelasnya.
Walaupun masih terbilang sangat pagi, kelasnya Jimin sudah lumayan ramai.
Ya karena kelas 1-A dan 1-B harus disiplin, tidak seperti kelas lain.
"Hey Jimin!" Ucap salah satu anak berambut oranye dengan ceria.
Jimin tersenyum dan langsung duduk disamping laki-laki tadi.
"Tumben datang pagi" ucap Jimin.
"Memangnya gak boleh? Eh Jimin, J-hope hyung menembakku" ucap laki-laki tadi.
J-hope anak kelas 2-B yang sama dengan Jimin mengikuti jalur dance. Dia lah ketua dance di sekolah ini.
"Lalu?" Tanya Jimin.
"Terima atau tidak?"
"Yang mau pacaran kan kamu V, ngapain tanya aku" ucap Jimin.
Anak laki-laki yang dipanggil V tersebut mempoutkan bibirnya.
"Menurutmu bagaimana?" Tanya V.
"Menurutku ya terima saja, dia keren kok tapi tetap saja sih aku lebih keren" ucap Jimin dan tertawa.
"Kamu itu gak keren tau" ucap V.
"Hahaha udah ah kalau mau ngomongin tentang itu aku malas" ucap Jimin.
"Arraseo, kau kelihatan lemas" ucap V. V adalah sahabat dekat Jimin. Nama aslinya Kim Taehyung. Mereka selalu bersama, hanya saja V mengambil jalur rap bukan dance. V juga populer disekolah ini karena tampang imutnya yang kelewat imut(?)
"Aku hanya kelelahan hidup sendiri" ucap Jimin pelan dan menghela nafas.
"Ooh jadi kau butuh pacar?" Tanya V.
"Bukan itu maksudku, aiss V apa otakmu penuh dengan pacaran eoh?" Ledek Jimin.
"Lalu apa maksudmu?" Ucap V mempoutkan mulutnya lagi dan lagi.
Jika anak kelas lain melihat ini, mereka pasti akan berteriak gila karena V jauh akan lebih imut lagi jika ia mempoutkan bibirnya yang terbilang kecil itu.
Kalau anak kelas 1-B sudah biasa melihat V seperti itu, jadi mereka diam saja.
"Aku lelah harus mengerjakan pekerjaan rumahku sendirian, belum lagi ditambah pekerjaan sekolah yang numpuk, huh aku juga lelah menunggu jam istirahat setiap hari karena aku tidak sarapan. Seandainya ibuku tidak terlalu sibuk dengan bisnisnya itu" ucap Jimin.
"Hey kenapa kau tidak menyewa pembantu saja kalau begitu?" Tanya V.
"Entahlah, aku juga tidak suka dengan adanya pembantu. Itu seolah-olah membuatku menjadikan orang lain seperti budakku" ucap Jimin.
"Kau benar juga, sabar aja dulu. Pasti nanti berubah kok" ucap V dan menepuk bahu Jimin pelan seolah menyemangatinya. Jimin tersenyum.
"Iya pasti" ucap Jimin.
KRIIIIIIIIING!!
Bunyi alaram? Tidak itu bunyi bel masuk:v
"Pelajaran pertama apa?" Tanya Jimin.
"Kau tidak belajar semalam? Bahasa Inggris, aiss pelajaran yang paling kubenci" ucap V terlihat frustasi.
"Aku kan tidak pernah belajar dirumah" ucap Jimin santai.
"Oh haha aku lupa, iya kau tidak pernah belajar dirumah tapi selalu menjadi juara. Tsk aku juga ingin menjadi sepertimu Park Jimin" ucap V.
Jimin hanya tersenyum menanggapinya.
Tak lama kemudian songsaengnim datang dan pelajaranpun dimulai.
Setelah selesai, jam yang ditungggu-tunggu Jiminpun datang. Jam istirahat.
"V ayo kita makan, aku sudah lapar" ucap Jimin menarik-narik V.
"Astaga sabar dulu Jimin, aku mau merapikan mejaku" ucap V.
"Aiss nanti saja" ucap Jimin. V pun mengalah dan membiarkannya ditarik Jimin keluar. Diluar banyak pasang mata yang langsung memperhatikan mereka berdua. Ya ini sudah biasa bagi Jimin dan V. Mereka juga sudah tau bahwa Jimin dan V hanya sebatas sahabat. Jadi tidak ada rumor yang gak jelas datang dari mulut mereka masing-masing.
Sesampai dikantin, V dan Jimin bingung mencari tempat duduk, karena kantin memang sudah ramai.
"Aku akan memesan makanan, kamu mencari tempat duduk ya" ucap V.
Aku pun mengangguk dan V langsung memesan makanan. Mataku melihat satu persatu kursi yang semuanya sudah penuh itu, berharap ada orang yang sudah menyelesaikan makannya.
Namun nihil, tidak ada satupun yang sudah selesai karena memang bel istirahat belum lama berbunyi.
"Hey jimin-ah!" Jimin menoleh kearah sumber suara. Itu J-hope hyung.
Jimin mendekati tempat duduk J-hope.
"Ada apa hyung?" Tanya Jimin.
"Kau kehabisan tempat duduk? Sini saja gabung dengan kami" ucap J-hope dengan senyuman khasnya yang lebar.
"Eh tapi gak apa hyung? Aku juga mengajak V" ucap Jimin. Senyuman
J-hope tambah mengembang.
"Tentu saja, sini duduk" ucap J-hope.
Jimin pun duduk disebelah laki-laki berkulit pucat. Rambutnya berwarna cokelat. Tingginya hampir sama dengan Jimin. Ya dia pasti kakak kelasnya Jimin.
"Jimin! Aku cariin dari tadi ternyata disini, eh ada J-hope hyung" ucap V dan menaruh makanannya di meja.
"Tidak ada tempat lain" ucap Jimin.
"Nee gwaenchana" ucap V dan tersenyum kearah J-hope hyung.
"Ahh iya aku mau memperkenalkan temanku, hehe yang ini namanya Jin, dia sekelas denganku" J-hope menunjuk teman sebelahnya. Dia tinggi dan memiliki rambut hitam. Kamipun tersenyum kearahnya hormat.
"Kalau yang itu namjachinguya Jin, namanya Jungkook" J-hope menunjuk namja yang berada disebelahnya Jin.
Kamipun tersenyum hormat lagi.
"Hey aku kelas 1-C, setara dengan kalian" ucap Jungkook tersenyum lebar.
"Wahh aku tidak pernah melihatmu hehe, aku pikir kau kakak kelas" ucap V jujur.
"Hahaha gwaenchana" ucap Jungkook.
"Kalau yang ini namanya Suga, dia kelas 8-A" J-hope menunjuk laki-laki yang berada disebelahku. Suga tersenyum kaku. Menurut Jimin senyumannya Suga sangat manis. Cocok dengan namanya yang mendekati kata manis.
"Nah sudah, sekarang selamat makan!" Ucap J-hope dan langsung makan.
Jimin dan Vpun ikut makan, begitu juga dengan yang lain.
Selesai makan, V dan Jimin pamit untuk balik ke kelas lebih awal.
Di perjalanan balik ke kelas, V tetap saja mengomel kepada Jimin.
"Jimin, kenapa mau cepat-cepat balik kekelas sih? Kan tadi asik" ucap V.
"Aigoo sepertinya kau memang sedang jatuh cinta V, kau senang karena ada J-hope hyung kan" ucap Jimin.
"Hehe ntahlah, aiss tapi kan aku masih mau disana" ucap V mempoutkan bibirnya.
Beberapa orang disamping V dan Jimin berteriak tidak jelas.
"Ya sudah balik sendiri sana, lagi pula bukannya J-hope hyung sering main kerumahmu? Rumah kalian kan berdekatan. Apa tidak cukup di rumah saja dekatnya?" Ucap Jimin dengan wajah datarnya.
"Eiss sudahlah aku males denganmu Park Jimin yang babo" ucap V.
"Hey hey jangan ngambek gitu dong, aku kan tadi sendirian gak ada teman bicara. Kau tega sekali denganku" ucap Jimin.
"Kan ada Suga hyung" ucap V.
"Aku kan tidak mengenalnya, bagaimana caraku mengajaknya berbicara? Kalau Jin hyung dan Jungkook mereka selalu berdua terus, kau dan J-hope hyung juga berdua. Nah aku ditinggal dengan Suga hyung. Dia kelihatannya pendiam. Aku tidak mungkin mengajaknya berbicara Kim V yang lebih babo" ucap Jimin.
"Aku tidak pernah melihat Suga hyung disekolah ini" ucap V.
"Ya iyalah, kau mana pernah perhatian dengan lingkungan. Jungkook saja yang kelasnya tepat disamping kita kau tidak tau aigoo" ucap Jimin menggelengkan kepalanya pelan.
"Emangnya kau pernah melihat Suga hyung?" Tanya V sinis.
"Hehe tidak pernah juga sih, setidaknya aku tau Jungkook itu" ucap Jimin.
"Huh sama saja" ucap V ngambek.
"Okelah oke aku mengalah lagi, jangan mengambek ya taehyungie" ucap Jimin.
"Tumben kau memanggilku dengan nama asliku" ucap V bingung.
"Memangnya kenapa? Itu juga namamu kan" ucap Jimin.
"Hehe iya juga sih" ucap V dengan senyuman lebar khasnya.
Jika bersama V, Jimin harus selalu mengalah. Atau tidak dia akan menangis hanya karena hal sepele.
Pernah disuatu hari V menangis hanya karena Jimin tidak memberitau apa yang sudah ia bicarakan dengan teman sekelasnya. Awalnya Jimin ingin memberikan surprise saat pulang sekolah kepada V karena ia memang sedang berulang tahun. Jiminpun mengajak teman-temannya untuk memberikan surprise juga. Tetapi karena V menangis terus, ia pun memberikannya saat istirahat. Bukannya berhenti menangis, ia malah tambah menangis. Ck dia memang terlalu cengeng bagi Jimin.
Tapi Jimin suka dengan hal itu. Menurutnya V itu imut walaupun cengeng, dia tetap membantu Jimin ketika Jimin ada masalah. Bukankah itu yang dinamakan sahabat?
Jimin dan V pun kembali mengikuti pelajaran selanjutnya.
Setelah semua pelajaran selesai, Jimin membereskan bukunya.
"V kau pulang dengan siapa?" Tanya Jimin yang baru selesai membereskan bukunya.
"Hmm sepertinya J-hope hyung" ucap V.
"V!" Semua menatap kepada orang yang baru saja meneriakkan nama V.
"Eh J-hope hyung?" V langsung mendekat kearah J-hope hyung.
"Waeyo?" Tanya V.
"Kajja kita pulang" ucap J-hope.
"Ne, tunggu sebentar aku pamit ke Jimin dulu ya" ucap V dan kembali ke Jimin.
"Jiminnie aku pulang dulu ya, J-hope hyung menungguku" ucap V.
"Tentu saja" ucap Jimin tersenyum.
"Kau cepatlah pulang, jangan diam disekolah terlalu lama" ucap V dan langsung pergi kearah J-hope hyung.
"Aku itu bosan sendiri dirumah" ucap Jimin sendirian karena kelas memang sudah sepi. Jimin pun mengambil tasnya dan segera menuju ke taman belakang sekolah. Ya inilah tempat favorite Jimin, dia selalu diam disini hingga sore. Biasanya dia hanya mendengarkan lagu, atau tidak membaca buku. Jimin mencari kursi tempat biasa ia duduk. Setelah itu ia pun mengeluarkan bukunya. Buku yang Jimin baca biasanya bergenre humoris karena ia memang suka dengan hal yang berbau humor. Kali ini headset tidak berdiam ditelinga Jimin. Ia hanya membaca buku, tidak mendengarkan musik. Jimin sangat menikmati waktu-waktu seperti ini. Karena sudah lama membaca, mata Jiminpun lelah. Jimin langsung menutup bukunya serta memijat pelipisnya pelan.
"Anginnya segar hari ini" ucap Jimin dan menutup matanya perlahan.
"JANGAN! KUMOHON!"
Jimin langsung membuka matanya terkejut mendengar sebuah teriakan.
"Apa ada orang disini selain aku?"
Jimin pun melihat sekitar, tapi tidak ada orang sama sekali disini.
"KEMBALIKAN HIKS"
Jimin pun mendengar teriakan tersebut dari balik pohon besar. Karena penasaran, Jimin mendatangi pohon tersebut. Ia terkejut melihat seorang laki-laki terkapar lemas ditanah.
Selain laki-laki tersebut, ada dua laki-laki lain disana. Jimin menatap kedua laki-laki tersebut yang sudah pasti memukul laki-laki ini.
"Yak apa yang kau lakukan padanya?!" Ucap Jimin geram.
"Kau jangan ikut campur, sudah sana saja. Ini urusan kita dengannya" ucap salah satu laki-laki tadi.
Jimin yang tidak bisa menahan emosipun langsung memukul laki-laki yang tadi berbicara tersebut.
"Cih beraninya kau" kedua laki-laki tersebut langsung memukuli Jimin.
Tetapi karena Jimin pernah mengikuti taekwondo jadi Jimin dengan mudah menghindarinya dan memukul balik.
"Cih hanya segitu kemampuan kalian?" Ucap Jimin remeh. Kedua laki-laki tersebut lagi memukuli Jimin dan Jiminpun lagi melakukan hal yang sama. Menghindar dan memukul balik.
Karena lelah, kedua laki-laki tersebut pergi kearah luar sekolah.
Jimin tidak terlalu mempedulikan mereka, karena yang lebih penting adalah laki-laki yang terkapar lemas ini.
"Hey" Jimin menggoncangkan pelan tubuh laki-laki tadi. Ia menutup mata.
"Dia pingsan? Bagaimana ini?" Jiminpun gelisah. Karena takut Jiminpun langsung menggendongnya dan membawanya pulang ke apartement.
Sesampainya di apartement, Jimin langsung menidurkannya dikasur dan membersihkan luka lebam dimukanya dengan air hangat. Jimin memperhatikan muka anak laki-laki ini.
"Eh? Suga hyung?" Jimin kaget karena anak laki-laki yang baru dipukuli ini adalah Suga hyung? Jimin sangat tidak mengenalinya tadi karena mukanya membiru akibat banyak lebam.
Setelah selesai, Jiminpun langsung keluar dan menyelesaikan tugas rumahnya. Ya menyapu dan memasak untuk makan malam nanti.
Jimin memiliki kebiasaan makan hanya 2 kali sehari. Saat istirahat dan disaat malam nanti. Saat semua beres, Jiminpun menonton tv. Entah apa yang ia tonton.
BRUK!
Jimin terkejut dengan suara keras dari kamarnya itu. Ia langsung berlari memasuki kamarnya. Jimin melihat Suga hyung terjatuh dengan menutup matanya. Suga hyung terlihat gemetar.
"Kumohon hiks jangan pukuli aku lagi" ucap Suga hyung dan terus menutup matanya dengan erat. Sepertinya Suga trauma dengan peristiwa tadi.
Jimin pun mendekati Suga hyung.
"Hyung, aku tidak menyakitimu. Kau ingat aku? Aku Jimin. Tadi kita makan bersama saat istirahat. Disini sudah tidak ada penjahat kok" ucap Jimin.
Suga hyung perlahan-lahan membuka matanya. Ia mulai menangis.
"E-eh hyung ada apa?" Tanya Jimin.
"Sakit hiks" ucap Suga hyung.
"Sini hyung balik ke kasur lagi, aku bantu" Jimin mengangkat sedikit badan Suga hyung agar ia tidak merasa sakit.
Jimin membantu Suga hyung sampai ia benar-benar tidur di kasur.
"Apa yang terjadi Jimin? Mengapa aku ada dirumahmu?" Tanya Suga hyung.
"Kau tadi dipukul oleh dua orang, aku tidak sengaja mendengarnya. Aku langsung memukuli dua orang itu, mereka kabur. Lalu aku melihatmu pingsan hyung, ya jadi aku membawamu pulang. Aku bingung harus kemana" ucap Jimin.
"Gomawo Jimin-ah" ucap Suga tersenyum tipis. Sangat tipis. Tapi Jimin menyukainya, ia berpikir bahwa Suga hyung memang sudah manis dari awal.
"Aku harus pulang sekarang, ini jam berapa?" Tanya Suga hyung.
"Ini sudah jam setengah sepuluh hyung, kau nginap saja dulu sini" ucap Jimin.
Jimin khawatir dengan Suga hyung, bagaimana tidak? Kondisinya masih sangat lemah dan dia ingin pulang jam segini. Itu tidak mungkin.
"Tapi besok harus sekolah" ucapnya dan mencoba berdiri.
"Hyung jangan bergerak, tidur saja dulu" ucap Jimin membantu Suga hyung untuk tidur lagi.
"Aku harus pulang Jimin-ah" ucap Suga hyung dengan pelan.
"Kondisimu sangat tidak memungkinkan untuk pulang hyung, percayalah" ucap Jimin yang bingung. Jelas-jelas Suga hyung sedang lemah, mengapa dia ingin sekali pulang? Toh hanya nginap sehari tidak apa kan? Itulah yang ada dipikirannya Jimin kali ini.
"Tapi hyungku nanti akan khawatir" Suga hyung menundukkan mukanya.
"Ayo kita telfon hyungmu, bilanglah bahwa kau menginap. Kalau kau pulang dengan keadaan seperti ini, hyungmu pasti akan marah" ucap Jimin.
Suga mengangkat wajahnya dan terdiam sebentar. Sepertinya memikirkan apa yang Jimin katakan.
"Baiklah, tapi.." Suga terdiam.
"Waeyo hyung?" Tanya Jimin.
"Apa aku merepotkanmu? Hm maksudku tidak apa aku menginap disini?" Tanya Suga menatap mata Jimin.
"Tentu saja hyung, jangan berpikir yang macam-macam" ucap Jimin terkekeh.
"Tapi besokan sekolah" ucap Suga.
"Aigoo hyung banyak sekali sih alasannya, baju seragamku banyak kok. Aku yakin bajuku cukup untuk tubuhmu" ucap Jimin tersenyum.
"Gomawo Jimin" ucap Suga tersenyum tulus. Jimin hanya terdiam. Senyum itu manis, ah tidak! Itu terlalu manis. Pikir Jimin. Eoh ada dengan Jimin?
Jimin segera mengambil handphonenya dan memberikannya kepada Suga.
Sugapun memencet beberapa angka dan langsung menelfon hyungnya.
"Yeobosseyo?"
["Yeobosseyo?"]
"H..hyung?"
["Suga? Ini Suga? Yak kau kemana saja? Aku mengkhawatirkanmu dari tadi"]
Hyungnya Suga berbicara sedikit teriak.
"Mian hyung, aku ketiduran dirumah temanku. Jadi aku memutuskan untuk menginap disini, gwaenchana?"
["Lain kali telfon hyung dulu ya, hyung tadi kesekolah kau sudah tidak ada"]
"Ne mianhae hyung"
["Hati-hati disana ya"]
"Ne"
BEEP.
"Hyungmu baik" ucap Jimin tersenyum.
"Hehe tapi dia terlalu memperhatikanku seolah-olah aku masih anak kecil" ucap Suga terkekeh.
"Itu tandanya dia sayang kan" ucap Jimin. Suga hanya terdiam.
"Baiklah kalau begitu kau istirahat saja ya hyung" ucap Jimin dan hendak keluar kamar sebelum Suga menahan pergelangan tangannya.
"Eh waeyo?" Jiminpun berbalik.
"Kau tidur dimana?" Tanya Suga.
"Haha itu gampang, nanti aku tidur disofa saja" ucap Jimin.
"Eh jangan, mm kau tidur saja disini, aku yang diluar" ucap Suga.
"Aniya, kau tidur saja disini. Tidak usah pikirkan itu" ucap Jimin.
"Tapi-"
"Tidur ya hyung, jaljayo" ucap Jimin buru-buru agar Suga hyung mau tidur disana. Jimin tidak lupa mengambil alaramnya agar ia bisa bangun pagi besok. Ia pun turun dan segera tidur.
Jimin juga mematikan televisi yang dari tadi lupa ia matikan.
-
KRIIIING!
Alaram berbunyi, itu tandanya Jimin harus bangun. Jimin dengan malaspun bangun dari sofanya. Ia mencium bau sedap dari arah dapur. Jiminpun dengan malas pergi kearah dapur. Ia melihat Suga sedang memasak. Jimin baru ingat kalau ada Suga disini. Suga yang merasa sedang diperhatiin langsung berbalik melihat Jimin yang terdiam.
"E..eh Jimin maaf hm sebagai tanda terima kasihku, aku membuatkanmu sarapan hehe hanya ini yang bisa kulakukan. Nanti dapurmu akan bersih kok jangan khawatir" ucap Suga.
"Waaa sarapan! Hyung ini adalah sarapan pertamaku dari 2 tahun yang lalu, gomawooo" ucap Jimin semangat.
"Eh? Jinjayo? Kalau begitu aku akan selalu membawakanmu sarapan" ucap Suga tersenyum manis.
"Hahaha jangan hyung, hari ini saja sudah cukup kok" ucap Jimin.
"Hehe iya, mandilah Jimin. Nanti terlambat" ucap Suga.
"Kau sudah mandi hyung?" Tanya Jimin.
"Tentu saja" ucap Suga.
"Kalau begitu aku ambilkan seragamku ya, kau lanjut saja memasaknya. Nanti kalau sudah selesai masuk saja kekamar, aku taruh seragamnya diatas kasur" ucap Jimin. Sugapun hanya mengangguk.
Jimin langsung kekamar untuk mengambil 2 seragam. Ya Jimin biasa membeli seragam lebih dari satu sebagai cadangan jika yang satu belum ia cuci.
Salah satunya ditaruh diatas kasur, dan satunya lagi ia bawa kekamar mandi. Jiminpun mandi dan memakai seragamnya. Selesai itu, ia keluar dan melihat Suga hyung sudah rapi dengan seragam miliknya.
"Mm Jimin, ini kebesaran" ucap Suga.
"Maaf hyung aku tidak punya yang lain" ucap Jimin terkekeh melihat Suga yang terlihat kecil menggunakan seragam itu. Lengan dan celananya kepanjangan.
"Gwaenchana, kajja makan. Ini hampir telat" ucap Suga dan keluar kamar dengan kaki pincangnya.
Jiminpun ikut keluar dengan membantu Suga agar jalannya benar.
"Bel akan berbunyi sekitar 45 menit lagi hyung, masih lama santai saja" ucap Jimin melihat jam tangannya.
"Benarkah? Aku biasanya berangkat jam segini" ucap Suga.
"Wow itu terlalu pagi hyung" ucap Jimin.
Suga tidak menjawabnya dan malah menyiapkan makanan untuk sarapan.
"Selamat makan" ucap Suga ceria.
Baru kali ini Jimin melihat sisi Suga hyung yang ceria. Dari pertama ia bertemu, ia hanya mendengarkan suara-suara kecil, senyum-senyum kecil, bahkan tatapan tajam dari dirinya. Itu membuat Jimin awalnya takut dengan Suga. Tapi makin lama ia menganggap bahwa Suga hyung itu manis dan juga imut.
Jiminpun ikut duduk dan makan.
"Hyung ini enak sekali" ucap Jimin.
"Jinja? Hehe gomawo" ucap Suga.
"Hari ini aku tidak perlu cepat-cepat kekantin karena sudah dapat sarapan gratis" ucap Jimin terkekeh.
"Tapi kan aku juga membuatnya dengan bahan-bahan disini Jimin" ucap Suga.
"Yang penting hasilnya enak kan" ucap Jimin. Pipi suga merona kecil.
Jimin dan Sugapun melanjutkan makan hingga habis. Selesai itu Jimin dan Suga langsung ke basement.
"Woah Jimin, ini mobilmu?" Tanya Suga.
"Hehe iya" ucap Jimin.
"Sudah lama hyungku ingin mobil sport seperti ini, hehe dia mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya" ucap Suga.
"Jinjayo? Wah pasti hyungmu memang benar-benar menginginkannya" ucap Jimin tersenyum tulus. Suga juga balas tersenyum. Jimin dan Sugapun berangkat ke sekolah dengan mobil itu.
Saat sampai, Jimin langsung memarkirkan mobilnya lalu keluar bersama Suga. Beberapa siswa ataupun siswi yang melihatnya, pasti langsung berbisik-bisik satu sama lain. Ya bagaimana tidak? Mereka tidak pernah melihat Jimin bersama dengan Suga. Ditambah lagi tangan Suga berada dibahunya Jimin tanpa mereka tau alasannya. Bukankah aneh?
"J..jimin kurasa para fansmu melihatku dengan tatapan aneh"
"Santai saja hyung, acuhkan mereka"
"Arraseo, kalau begitu aku naik kekelas duluan ya?" Ucap Suga.
"Kau tidak mungkin bisa naik tangga dengan kaki yang masih pincang. Apa karena kau malu diliatin hyung? Sudahlah biarin aja" ucap Jimin. Suga hanya menurut pada Jimin.
"Kau kelas 2-A kan hyung?" Tanya Jimin.
"Iya" ucap Suga.
Semua orang yang mereka lewati langsung memperhatikan mereka berdua. Jiminpun mengantar Suga hingga kedepan kelas 2-A.
"Hey itu Jimin!" Teriak salah satu yeoja dari dalam kelas. Jimin hanya tersenyum. Dan tentu membuat seisi kelas teriak gak jelas kecuali Suga tentunya.
"Ya udah aku balik dulu ya hyung" ucap Jimin. Suga hanya mengangguk.
Jimin langsung balik ke kelas.
"Jimin!" Karena ada yang memanggil namanya, ia pun berbalik.
"Eh J-hope hyung?"
"Kau ngapain disini Jimin? Bukankah kelasmu dibawah?" Tanya J-hope.
"Hehe iya aku tadi nganterin Suga hyung ke kelasnya" ucap Jimin.
"Eh? Suga? Kau berpacaran dengannya?" Tanya J-hope.
"Aniya hyung, jangan berpikir seperti itu. Ceritanya panjang, tanya saja pada Suga hyung ya, ini sudah mau masuk" ucap Jimin langsung pergi sebelum namanya dipanggil lagi.
"YAK SALAMKAN AKU PADA V!"
Teriak J-hope. Jimin hanya terkikik.
Jimin berlari pelan, takut terlambat.
Ia langsung masuk kekelas.
Huh untung tidak ada guru. Pikirnya.
"Hey Jimin kenapa kamu lama sekali?" Tanya V bingung.
"Ada salam dari J-hope hyung untukmu" ucap Jimin pelan.
"Jinjayo? Aiss kau bertemu dengannya tanpa mengajakku?! Kau ini tega sekali" ucap V heboh. Ya untung saja kelas 1-B sudah terbiasa dengan kehebohan tiba-tiba dari V ini. Jadi tidak ada satupun yang marah ataupun kesal.
"Tadi aku mengantarkan Suga hyung kekelas, terus ketemu J-hope hyung. Apa aku harus balik kelantai 1 untuk memanggilmu lalu balik lagi kelantai 2 untuk menemuinya? Aigoo" ucap Jimin dengan wajah datarnya.
"Eh? Suga hyung?" Tanya V bingung.
"Iya, kemarin dia dipukuli oleh 2 namja entah siapa. Lalu aku menolongnya. Dia pingsan, ya udah aku bawa kerumah. Terus dia menginap dirumah. Tadi aku membantunya keatas karena kakinya masih sakit" ucap Jimin.
"Woahh kau ceritanya jadi pahlawan eoh?" Ucap V terkekeh.
"Oh jelas dong" ucap Jimin bangga.
"Hahaha dasar, mengapa tidak sekalian saja kau pacaran sama dia?" Tanya V tambah terkekeh.
"Yak kau ini, aku tidak gila" ucap Jimin.
"Jadi maksudmu jika kau berpacaran dengan Suga, kau akan dikira gila? Menurutku Suga hyung itu manis tau" ucap V mengerucutkan bibirnya.
"Yak bukan itu maksudku, aku baru saja mengenalnya, masa langsung menjadikannya pacar" ucap Jimin.
"Jadi kalau sudah mengenalnya, kau akan menjadikannya pacar?" Ucap V.
"Molla, menurutku dia itu manis, dan juga sangat baik" ucap Jimin.
"Yayyy akhirnya sahabatku menyukai orang!" Ucap V heboh.
"Yak! Diamlah!" Ucap Jimin menutup mulutnya V dengan tangannya.
"Hehe habisnya aku kan juga ikut senang, oh iya memangnya dia sebaik apa hingga kau berkata bahwa dia sangat baik?" Tanya V penasaran.
"Kau tau? Dia membuatkanku sarapan pertama dari dua tahun yang lalu. Itu sangat spesial bagiku, masakannya juga enak" ucap Jimin dengan senyuman yang lebar. V hanya terkekeh.
"Sepertinya kau memang sedang jatuh cinta Jimin" ucap V.
"Ne? Jatuh cinta? Hahaha tidak mungkin, aku baru mengenalinya kemaren" ucap Jimin tertawa pelan.
"Cinta pada pandangan pertama saja ada, apalagi cinta pada pertolongan pertama" ucap V. Jimin hanya tertawa mendengar kata 'cinta pada pertolongan pertama'. Jimin berpikir bahwa kata-kata itu terdengar bodoh baginya.
KRIIIIIING!
Bel sekolahpun berbunyi.
Mau tidak mau Jimin dan V harus menyelesaikan pembicaraannya atau tidak dihukum oleh guru killer hari ini.
Setelah selesai, bel istirahatpun berbunyi. Jimin tidak lagi menarik-narik V seperti kemaren karena ia memang mendapatkan sarapan hari ini.
"Kajja ke kantin" ajak V.
Jimin tersenyum dan mengangguk.
Jimin dan V pun kekantin, ya suasana kantin tetap saja seperti ini.
Ramai dan berisik.
"Kita tidak akan mendapatkan tempat lagi hari ini" ucap Jimin lesu.
"Bagaimana kalau kita makan dikelas?"
Tanya V senyum.
"Eiss kau mau didenda? Ketua kelas akan marah babo" ucap Jimin.
"Heyyy!!!" Kami berdua menoleh.
J-hope hyung lagi.
"Makan bareng lagi yuk" ucap J-hope hyung dengan ceria.
"Ahh tidak usah-"
"Hehe makasi hyung, kau tau saja kita tidak dapat tempat" ucap V cepat memotong kata-kata Jimin yang hendak menolak ajakan J-hope.
Jimin hanya dapat menghela nafas pelan dan memilih menuruti V.
"Sini duduk" ucap J-hope senang.
Mereka berempat lagi. Jin hyung, J-hope hyung, Jungkook, dan Suga hyung.
Jiminpun memilih duduk disebelah Suga, persis seperti kemaren.
Dan V? Tentu saja disampingnya J-hope.
"Jimin, pesanlah makanan" ucap V.
"Kok aku?" Tanya Jimin dengan muka malas khasnya.
"Kemaren kan aku sudah memesan, sekarang giliranmu" ucap V.
Jimin mengalah lagi dan memilih memesan makanannya dengan cepat.
Setelah memesan, Jiminpun langsung memberikannya pada V dan makan tanpa mengacuhkan sekitarnya.
"Em.. jimin" Jimin menoleh.
Suga memanggilnya.
"Oh waeyo uhuk uhuk!" Jimin keselek dan langsung memukul dadanya pelan.
Suga yang terkejut langsung memberikan Jimin air minum.
"Eoh? Jimin waeyo?" Tanya V setelah Jimin tidak keselek lagi.
"Ehe tadi Suga hyung memanggilku, aku keselek karena menjawabnya" ucap Jimin. V hanya meng'oh'kan saja.
"Lain kali hati-hati" ucap Jungkook.
Jimin hanya tersenyum.
"Hyung ada apa?" Tanya Jimin melanjutkan acaranya tadi.
"Apa masih sakit? Mianhae gara-gara aku kau keselek" ucap Suga.
"Gwaenchana, aku saja yang ceroboh. Jadi ada apa hyung memanggilku?"
"Besok kalau sudah kering aku balikkan bajunya ya hehe maaf merepotkan sekali dari kemaren" ucap Suga.
"Haha tidak apa hyung, kalau tidak bisa besok, ya besok lusa kalau tidak bisa lagi ya udah minggu depan" ucap Jimin tersenyum lebar.
"Kkk, ne terima kasih" ucap Suga terkikik pelan. Jiminpun tersenyum senang melihat Suga senang. Selesai itu, Jimin melanjutkan makannya dan langsung kembali ke kelas karena bosan.
V tetap bersama mereka, ya biasanya berdekatan dengan J-hope. Jimin tidak mau diomelin V lagi seperti kemaren maka dari itu dia balik sendiri ke kelas.
Karena berpikir bahwa dikelas dia juga akan merasakan bosan, maka dari itu Jimin memutari sekolah. Ya hanya jalan-jalan dan banyak murid langsung menyapanya. Entah dengan teriak ataupun sopan. Jimin hanya membalasnya dengan senyuman. Sekarang Jimin sedang duduk dikursi taman belakang favoritenya dengan headset yang memutar beberapa musik. Jimin menutup matanya menikmati alunan musik.
"Jimin-ssi" karena merasa dipanggil, Jiminpun membuka mata dan kedua headset yang menggantung ditelinganya.
"Ne?" Tiga yeoja berdiri tepat didepannya, Jimin tidak mengenal satupun yeoja tersebut.
"Mm Jimin-ssi, aku anak kelas 3-E. Namaku Bomi" ucap salah satu yeoja tinggi berambut pirang.
"Ah ne Bomi sunbaenim, ada apa?" Tanya Jimin ramah yang mengetahui cewek didepannya 2 tahun lebih tua.
"Mm apa kau mau menjadi pacarku?"
"Mianhae sunbaenim, aku bahkan tidak mengenalmu, banyak cowok lain yang lebih baik kok" ucap Jimin menolaknya secara halus. Yeoja itupun tersenyum.
"Kau memang anak yang baik, oh iya bukankah ini sudah masuk?" Tanyanya.
"Mwo? Sudah masuk? E..eh tapi kenapa sunbaenim masih disini?" Tanya Jimin.
"Aku kan mau menghampirimu hehe, cepat sana masuk" ucap Bomi sunbaenim.
"Kalau begitu aku duluan ya sunbaenim" ucap Jimin dan membungkuk hormat.
Jimin berlari secepat mungkin.
Aiss pasti akibat mendengarkan lagu aku jadi tidak mendengar bel. Pikir Jimin.
Sesampainya di depan kelas, Jimin langsung membuka pintu kelas dan bersyukur songsaengnim belum ada.
Jimin langsung duduk ditempat duduknya dengan nafasnya yang tidak beraturan.
"Hey Jimin kau kemana saja? Aku khawatir kau tidak datang-datang!" Bentak V. Jimin mengatur nafasnya perlahan hingga teratur.
"Mianhae aku tidak mendengar bel tadi, lagi pula ada yeoja yang menembakku" ucap Jimim jujur.
"Nuguya?" Tanya V.
"Bomi sunbaenim kelas 3-E" ucap Jimin.
"Apa kau menerimanya?" Tanya V.
"Aniya, aku bahkan tidak mengenalnya" ucap Jimin jujur.
"Mwo? Kau baru saja menolak queen
3-E, dia itu punya memiliki banyak fans. Apa kau tidak mengetahuinya?" Tanya V tak percaya dengan ucapan Jimin.
"Hehe aku tidak mengetahui itu" ucap Jimin. V hanya menggeleng pelan.
Tak lama kemudian songsaengnimpun masuk dan pelajaran dimulai.
Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya hal yang ditunggu-tunggu Jimin datang juga, pulang sekolah.
Murid-murid 1-B pun keluar kelas bergiliran. Begitu juga dengan V dan Jimin yang keluar kelas.
"Jimin, pulang bersama yuk" ucap V.
"Tidak mau, aku kan bawa mobil" ucap Jimin. V mengerucutkan bibirnya.
"Ya udah antarkan aku" ucap V.
"Kau pikir aku sopirmu? Kau pasti nanti bersama J-hope hyung dan aku sendirian lagi" ucap Jimin jujur.
"Aiss baiklah, kalau gitu aku pulang duluan" ucap V dan jalan duluan.
"Hey jangan marah!" Teriak Jimin.
"Ya aku tidak marah!" Teriak V.
Jiminpun tersenyum. Ya lagi pula Jimin tidak langsung pulang kan? Ia berjalan ke arah taman belakang sekolah.
BRUK!
Jimin terkejut melihat kepala Suga hyung dibenturkan ke pohon.
Suga hyung dipukul? Lagi?! Pikir Jimin.TBC~
Lanjut part 2/End?
Ini fanfiction pertamaku^^
Maaf jika ada kata-kata yang aneh ataupun salah, ada saran?
KAMU SEDANG MEMBACA
You, Only You Can Change My Life
FanfictionIni berkisah tentang yoonmin couple [chaptered but already finished]