Last Section on part 2
[Aku tidak ingin kehilangan sahabatku" ucap V tersenyum tulus. Ya sangat tulus.
Jimin menghentikan tawanya]Part 3
"Terima kasih karena mau menjadi sahabatku" ucap Jimin tersenyum balik.
V tersenyum lebar.
"Jadi kapan kau jadian dengan Suga hyung?" Tamya V. Jimin terdiam.
"Yak kau mau aku marah-"
"Andwae andwae! Palli bersiaplah songsaengnim akan masuk" ucap V mengalihkan pembicaraan. Jimin hanya terkikik melihat sikap V.
Dan benar saja, tak lama kemudian songsaengnimpun masuk.
-
"V aku duluan" ucap Jimin dan langsung keparkiran mobil untuk pulang.
"Yeahh Suga hyung akan kerumah nanti, aku harus bersih-bersih rumah lebih cepat" ucap Jimin dan mengegas mobil mewahnya ke apartement. Sesampainya di apartement, hal yang dilakukan Jimin pertama adalah membersihkan semuanya. Setelah itu, ia melihat jam.
"Ahh masih jam 4, aku lelah. Apa boleh tidur dulu? Mm nyalakan alaram saja" ucap Jimin dan langsung mengatur alaram. Badannya lelah. Ia memilih tidur dibandingkan mengantuk saat belajar nanti. Jiminpun langsung tidur.
-
Jimin bangun dan langsung melihat jam.
"Sudah jam setengah 6?! Kenapa alaram ini tidak berbunyi? Chakkaman! Lalu Suga hyung dimana?" Jimin terkejut dan langsung berlari membuka pintu depan.
Terlihat Suga hyung yang membawa tas.
"Hyung? Kau dari tadi menunggu?"
Tanya Jimin terkejut melihat Suga yang ternyata sudah di depan pintu.
"E..eh gak apa kok, mm dari tadi aku panggil kau tidak muncul, ya kupikir kau sedang keluar. Jadi aku mencoba untuk menunggumu" ucap Suga dengan senyumnya yang lebar.
"Mianhae hyung, aku ketiduran" ucap Jimin dan mempersilahkan Suga masuk.
"Lebih baik kau bersihkan dirimu dulu Jimin-ah, dan kau tidur menggunakan seragam sekolah?" Tanya Suga terkikik.
Jimin melihat baju yang ia gunakan.
"E..eh hehe tadi aku lupa ganti baju, aku pulang sekolah langsung bersih-bersih ya jadinya begini" ucap Jimin.
"Ahh begitu, bersihkan saja dirimu dulu. Aku akan menunggumu" ucap Suga.
"Ne, hyung nonton saja dulu" ucap Jimin.
Suga hanya mengangguk.
Jiminpun dengan cepat masuk ke kamar untuk mandi dan mengganti bajunya. Setelah itu, ia keluar dan melihat Suga hyung sedang membaca buku.
Jiminpun mendekatinya.
"Eh sudah selesai?" Suga menutup bukunya dan mengeluarkan beberapa buku lainnya yang tebal.
"Mm sekarang mau belajar apa hyung?" Tanya Jimim semangat.
"Aku jelasin Biologi dulu ya?" Tanya Suga. Jimin hanya mengangguk.
Suga mulai menjelaskan satu persatu pelajaran yang Jimin sudah kuasai.
Ya ingat bahwa Jimin mempekerjakan Suga menjadi guru les hanya untuk dapat bertemu Suga setiap harinya bukan karena ia memang butuh les.
Jimin hanya memperhatikan wajah Suga yang sedang menjelaskan. Menurutnya Suga itu sangat manis.
"Mm.. Jimin? Ada yang salah dengan wajahku? S..sepertinya kau tidak mendengarkan penjelasanku?" Ucap Suga tiba-tiba. Tentu saja Jimin terkejut.
"E..eh ani hyung, aku mendengarkanmu kok. Sekarang udah sampai mana?" Tanya Jimin memperhatikan buku Biologi tadi.
"Sekarang sudah selesai, apa benar kau mendengarkanku?" Tanya Suga.
"Tentu saja hyung" ucap Jimin dengan senyuman khas lebarnya.
"Baiklah kalau begitu, kerjakan ini ya" Suga membalik halaman berikutnya dan muncul beberapa soal disana.
"Ahh arraseo, tapi sebentar dulu ya hyung" Jimin pergi ke dapur dan balik dengan beberapa camilan serta minuman.
"Makanlah ini biar hyung tidak bosan menungguku terus" ucap Jimin.
Suga hanya tersenyum dan mengambil salah satu cemilan tadi.
Jiminpun mulai mengerjakannya.
Tidak sampai setengah jam, 40 soal sudah dituntaskan oleh Jimin.
"Sudah hyung!" Ucap Jimin dengan ceria.
"M..mwo? Wahh kau pintar Jimin, sini hyung periksa dulu ya" ucap Suga mengambil buku tadi. Jiminpun mengambil camilan dan memakannya.
"Ya ini semua hampir benar, kau hanya salah nomor 36" ucap Suga.
"Lalu yang mana yang benar hyung?" Tanya Jimin karena merasa jawabannya sudah benar. Sugapun menjelaskan ulang materi untuk nomer 36. Dan Jimin hanya memperhatikan mukanya Suga.
"Mengerti?" Tanya Suga menatap Jimin.
"E..eh tentu saja" ucap Jimin.
"Nah bagian yang ini sudah selesai, kau cepat mengerti Jimin-ah" ucap Suga.
"Hahaha ne hyung" ucap Jimin.
"Kau mau lanjut ke materi selanjutnya?" Tanya Suga. Jimin terdiam.
"Tentu saja tidak hyung, aku lelah. Besok saja ya?" Tanya Jimin.
"Baiklah, terserah padamu saja Jimin. Kalau begitu aku pulang dulu, ini sudah jam 8 malam" ucap Suga.
"Tapi hyung, bisakah kau menemaniku?" Tanya Jimin. Suga menatap Jimin bingung. Sedangkan Jimin hanya tersenyum lebar seperti biasa.
"Tentu saja, menemani apa? Kurasa aku bisa sampai jam 9, semoga hyungku tidak marah" ucap Suga tersenyum.
"Temani aku makan malam" ucap Jimin.
Suga pun terkejut dan tak lama kemudiam pipinya memanas.
"Hyung kau tidak mau ya? Kok diam? Mianhae" ucap Jimin.
"Ayo makan malam bersama" ucap Suga.
"Wahh jinjja? Hyung mau makan apa? Kita makan diluar ya?" Tanya Jimin.
"Mengapa tidak masak saja Jimin? Itu namanya boros" ucap Suga.
"Ani gwaenchana, lagi pula bahan-bahan dikulkas sedang kosong" ucap Jimin.
"Ahh begitu ya, ya sudah ayo kalau gitu" ucap Suga. Jiminpun tersenyum senang.
Mereka berdua menuju ke basement dan menaiki mobil mewahnya Jimin.
"Ah iya kau ingin makan apa?" Tanya Jimin di perjalanan.
"E..eh kan aku hanya menemani, aku gak makan" ucap Suga.
"Yahhh hyung! menemani itu berarti harus makan juga hyung, kau ingin makan apa?" Tanya Jimin.
"Kau saja yang pilih Jimin, kan kau yang mengajakku" ucap Suga.
"Baiklah" Jiminpun mempercepat mobilnya dan tak lama kemudian sampai di sebuah restoran besar yang terlihat mewah.
"J..jimin bukankah ini restoran mahal?" Ucap Suga memperhatikan restorannya.
"Ahahaha ani hyung, kajja kita makan" ucap Jimin menarik lengan Suga.
Suga hanya menurut. Jimin membawa Suga duduk dipojok sudut ruangan.
Tak lama kemudian pelayanpun datang.
"Hyung mau pesan apa?" Tanya Jimin.
"Aku hanya mengikutimu saja" ucap Suga yang bingung melihat menu.
Pasalnya Suga kurang enak dengan Jimin karena makanan disini mahal semua.
"Baiklah, pesan Steak yang mmm.. apa kau suka Beef hyung?" Tanya Jimin.
Suga hanya mengangguk.
"Baiklah pesan dua Beef Steak ya, dan 2 minuman yang terbaik" ucap Jimin.
Pelayan tersebut mengangguk dan pergi.
"J..jimin mengapa kau memilih tempat seperti ini? Aku pasti banyak menghabiskan uangmu" ucap Suga.
"Hyung gwaenchana, aku lagi pingin makan steak kok, hyung santai saja. Lagi pula aku kan yang mengajakmu" ucap Jimin tersenyum.
"Oh iya bagaimana keadaan Kevin dan Risky hyung?" Tanya Jimin.
"Mereka diberikan sanksi berat entah apa, aku tidak ingin mendengar tentang mereka lagi" ucap Suga ceria.
"Jinjja? Wahh bagus deh" ucap Jimin ikut ceria. Suga terlihat sangat senang.
"Aku benar-benar berterima kasih padamu Jimin-ah, kau terlalu baik. Suatu hari nanti aku pasti akan membalasmu. Maaf aku belum bisa melakukan apapun sekarang" ucap Suga.
"Kau menjadi guru lesku saja sudah cukup hyung" ucap Jimin terkikik.
"Oh iya besok mau lanjut Biologi atau pelajaran lainnya?" Tanya Suga.
"Yang lain deh hyung. Besok kau langsung masuk saja ne? Aku takut bahkalan ketiduran lagi" ucap Jimin.
"Memasuki kamar orang itu tidak sopan Jimin-ah, aku tetap akan menunggumu kok" ucap Suga tersenyum.
"Aku kan sudah mengizinkanmu untuk memasuki kamarku, jadi masalah sopan atau tidak itu tidak berfungsi lagi hyung. Jangan menunggu diluar lagi, arraseo?" Ucap Jimin dengan tegas.
"Kau cepat sekali percaya dengan orang, bagaimana jika aku mencuri barang-barangmu?" Tanya Suga bercanda.
"Aku yakin kau tidak seperti itu hyung" ucap Jimin. Sugapun tersenyum senang.
"Ne aku memegang kepercayaanmu Jimin-ah" ucap Suga.
Tak lama kemudian pelayanpun datang membawakan makanannya.
Jiminpun tersenyum lebar karena dia memang sudah sangat lapar.
"Selamat makan!" Ucap Jimin dna langsung melahap makannya.
Sugapun ikut memakannya.
"Woah Jimin, makanan ini enak sekali" ucap Suga menatap makanan tersebut.
Jimin hanya tersenyum dan menghabiskan makanannya.
Setelah habis, Jimin menunggu Suga selesai makan. Tetapi Suga tiba-tiba berhenti makan, padahal makanannya masih tersisa setengah lagi.
"Eh waeyo hyung? Mengapa berhenti?" Tanya Jimin kaget.
"Bolehkah ini dibungkus? Aku juga ingin memberikannya pada kakakku dirumah" ucap Suga. Hatinya Jimin langsung tersentuh. Walaupun makanannya enak, Suga tetap mau membaginya. Jimin sangat menyukai sifatnya Suga.
"Tidak bisa hyung, disini tidak bisa dibungkus" ucap Jimin berbohong.
"A..aah jinjja? Baiklah" ucap Suga melanjutkan makannya.
"Hyung aku kekamar mandi dulu" ucap Jimin. Suga hanya mengangguk.
Jimin pergi ke kasir dan segera memesan 2 beef steak lagi dengan diam-diam.
Jimin tidak mau Suga menolak pemberiannya. Ya terpaksa Jimin harus berbohong kkk. Selesai itu Jimin lagi balik ke tempat duduk dan menunggu Suga selesai makan. Caranya Suga makan seperti anak-anak. Saos ada disana-sini, makannya lama, belum lagi ceremotan.
Persis seperti anak kecil. Jiminpun tertawa kecil memperhatikan Suga.
"W..waeyo?" Ucap Suga.
"Kau makan seperti anak kecil hyung" ucap Jimin dan mengambil serbet lalu mengelap ujung bibirnya Suga.
Suga pun terkejut dan tentu saja pipinya sudah memerah seperti kepiting yang baru saja selesai direbus.
"Aigoo hyung kyeopta!" Ucap Jimin terkikik. Suga hanya menunduk malu.
"Ayo habiskan makanmu hyung, jangan menunduk mulu kkk. Nanti hyungmu marah lo" ucap Jimin. Sugapun terkikik pelan dan melanjutkan makannya.
"Nah akhirnya selesai juga, porsinya besar sekali" ucap Suga.
"Itu kecil bagiku" ucap Jimin.
"Makanmu banyak juga ya Jimin-ah" ucap Suga. Jimin mengangguk.
"Aku ke kasir dulu, kau keluarlah masuk ke mobil" ucap Jimin. Suga menggeleng.
"Aku ikut ke kasir" ucap Suga.
Jimin hanya mengangguk.
Mereka berdua kekasir dan tentu saja Jimin menyembunyikan harga yang harus ia bayar, ia tidak mau membuat Suga sedih dan berpikiran yang tidak-tidak lagi. Setelah itu Jimin mengambil plastik yang berisi dua kotak makan steak tadi.
"Jimin itu apa?" Tanya Suga yang baru keluar dari restoran.
"Ini steak untuk hyungmu" ucap Jimin.
Suga terdiam mengulang kalimat tadi dalam otaknya sendiri. Detik kemudian ia baru mengerti ucapan Jimin.
"Mwo? Jimin mengapa kau membelikannya? Aigoo aku tidak akan menerimanya" ucap Suga.
"Tidak apa jika kau tidak menerimanya, aku saja langsung memberikannya kepada hyungmu" ucap Jimin terkikik.
Suga hanya menghela nafas.
"Aiss jimin, aku tidak mau tambah merepotkanmu" ucap Suga.
"Siapa yang merepotkanku hyung? Kau? Tentu saja tidak" ucap Jimin.
"Tapi aku merasa tidak enak" ucap Suga.
"Memangnya kenapa?" Tanya Jimin.
"Kau terlalu baik padaku, aku tidak bisa membalas semuanya" ucap Suga.
"Bukankah sudah kukatakan bahwa kau menjadi guru les saja sudah cukup? Lagi pula aku tidak menyuruhmu membalas semuanya kan hyung?" Jimin terkikik.
Menurut Jimin, Suga hyung memiliki kepribadian yang sangat baik, sopan, dan tidak ingin merepotkan orang lain.
Jimin salut dengan Suga.
"T..tapi kan-"
"Sudahlah hyung anggap saja ini hadiah karena kau ingin menjadi guru lesku" ucap Jimin tersenyum.
"B..baiklah" ucap Suga.
Tak lama kemudian mereka sampai di depan rumahnya Suga hyung.
"Hyung aku antarkan ya" ucap Jimin.
Suga hanya mengangguk.
Mereka berdua berjalan ke depan pintu dan segera mengetuk beberapa kali.
Seseorang membukanya. Ya itu pasti hyungnya Suga, pikir Jimin karena muka mereka hampir sama. Sama-sama manis.
"Yoongi akhirnya kau pulang" orang yang Jimin perkirakan hyungnya Suga memeluk Suga erat. Tapi Jimin berpikir lagi.
'Yoongi? Yoongi itu siapa?' Ucap Jimin dalam pikirannya sendiri.
"Ne hyung, maaf aku pulang terlambat, tadi Jimin mengajakku makan malam" ucap Suga tersenyum dan menatapku.
"E..eh iya hyung maaf aku mengajak Suga hyung hingga malam seperti ini" ucap Jimin tersenyum lalu menunduk.
"Ahh jadi ini yang namanya Jimin? Yang sering kau ceritakan itu?" Tanya hyungnya Suga kepada Suga.
'Sering diceritakan? B..berarti Suga hyung sering menceritakan kepribadianku dengan hyungnya?' Pikir Jimin dan tersenyum-senyum sendiri.
"E..ehh haha iya dia Jimin, adik kelasku yang sering menolongku itu" ucap Suga.
"Jadi begitu, terima kasih sudah menjaga adikku, kuharap kau tetap melakukannya" ucap hyungnya Suga.
"Tentu saja hyung" ucap Jimin cengir.
"Baiklah, Jimin kau mau masuk dulu? Aku akan buatkan teh jika kau mau" ucap hyungnya Suga. Jimin menggeleng pelan.
"Mianhae hyung, bukannya tidak mau. Hanya saja ini sudah malam. Sepertinya aku juga harus pulang. Dan ini aku belikan makan malam untuk hyung" ucap Jimin dan memberikan plastik tadi.
"Mwo? Yak mengapa kau membelikanku? Aigoo yoongi mengapa kau tidak mencegahnya?" Tanya hyungnya Suga.
"Tadi aku sudah mencegahnya hyung. Tapi karena sudah terlanjur ya mau bilang apa lagi, mian" ucap Suga.
"Hyung terimalah, kan tadi kebetulan makan disana ya jadi sekalian belikan hyung juga" ucap Jimin tersenyum.
"Aiss benar-benar merepotkanmu Jimin" ucap hyungnya Suga.
"Sama sekali tidak hyung, makanlah, rasa enak loh tanya saja pada Suga hyung" ucap Jimin semangat.
"Baiklah aku akan menerimanya, lain kali jangan membelikanku lagi ya" ucap hyungnya Suga tersenyum lebar.
"Ahahaha aku tidak berani janji hyung" ucap Jimin tertawa kecil.
"Yak dasar kau ini hahaha" hyungnya Suga juga tertawa.
"Baiklah hyung, aku akan pulang sekarang" ucap Jimin pamit dan membungkuk hormat.
"Hati-hati lah" ucap Suga.
Jimin hanya tersenyum dan kembali ke mobilnya. Diperjalanan Jimin hanya ngomong sendirian.
"Jadi sifat Suga hyung mirip sekali dengan hyungnya. Mereka saudara yang sopan. Aigoo mereka juga sama manisnya" Jimin tertawa kecil.
"Aku jadi tidak sabar dengan hari esok" ucap Jimin semangat.
Sesampai Jimin di apartement, ia langsung masuk ke kamar dan tidur.
-
Keesokan harinya, Jimin bangun lebih awal lagi entah kenapa. Apa mungkin karena terlalu semangat menyambut hari esok? Ya tentu saja yang dimaksud Jimin adalah Suga. Seseorang yang telah memenuhi pikirannya beberapa hari ini. Kkk Jimin mulai senyum-senyum sendirian memikirkannya.
Jimin segera mandi dan bersiap untuk sekolah. Selesai itu, seperti biasa Jimin langsung berangkat ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, ia menghela nafas. Keadaan sekolah sangat sepi terlihat dari luar. Ya menurut Jimin pasti dialah orang yang pertama datang hari ini. Lagi-lagi sendirian. Lagipula ini masih terlalu pagi untuk berada di sekolah.
Jiminpun berjalan ke kelasnya dengan menunduk lesu. Ia berjalan dengan menendang-nendang apa saja yang ada dihadapannya. Ya terlihat seperti orang yang sangat-sangat malas.
"Jimin-ah!" Jimin mendongakkan wajahnya dan tiba-tiba semangatnya muncul lagi setelah melihat siapa yang memanggilnya itu. Siapa lagi kalau bukan Suga hyung, orang yang disukai Jimin.
"Hyung?" Jimin berlari kecil menuju ketempatnya Suga, tepatnya di depan pintu kelasnya Jimin.
"Kau baru datang?" Tanya Suga.
"Iya, hyung mengapa kau diam di depan kelasku?" Tanya Jimin bingung.
"Ahh ini, aku mencarimu untuk memberikan ini" Suga mengangkat tangannya dan memperlihatkan sebuah plastik tergantung di jari-jari kecilnya.
"Itu apa hyung?" Tanya Jimin mengambil bungkusan plastik tadi.
"Aku membuatkan sarapan untukmu" ucap Suga ceria. Jimin memperhatikan Suga dengan sangat senang.
"Jinjja hyung?! Omo gomawo!" Karena Jimin sangat senang, tanpa sadar ia memeluk tubuh kecil Suga. Yang dipeluk tentu saja terkejut, tetapi ia hanya diam saja. Tidak berani menolak maupun membalasnya. Tak lama kemudian Jimin menyadari perbuatannya dan dengan cepat berhenti memeluk Suga.
"E..eh maaf hyung, a..aku hanya-"
"Gwaenchana aku mengerti" ucap Suga tersenyum lebar. Mukanya terlihat memerah, tetapi ia menyembunyikannya.
"Kalau begitu kajja hyung temani aku makan, aku lapar" ucap Jimin.
Suga hanya mengangguk.
"Kita makan dikelas saja ya?" Tanya Jimin. Lagi-lagi Suga hanya mengangguk.
Jimin menyuruh Suga untuk duduk di tempat duduknya V agar dekat dengannya. Jimin dengan cepat membuka bungkusan tadi dan langsung memakannya dengan lahap.
"Pelan-pelan Jimin, nanti keselak" ucap Suga tertawa kecil.
"Ha-mmbis hyung makan-uhuk"
Dan benar saja, Jimin keselak.
Suga langsung mengambil air minum dan menyuruh Jimin untuk minum.
"Jangan berbicara sambil makan, berbahaya" ucap Suga.
"Hehe ne hyung, habisnya makanan ini sangat enak. Apa kau yang membuatnya hyung?" Tanya Jimin.
"N..ne hehe gomawo, ini hanya makanan sederhana" ucap Suga.
"Walaupun begitu aku tetap suka" ucap Jimin dan lagi melanjutkan makannya.
"ANNYEONG-" V yang baru datang berteriak niat menyapa siapapun yang ada di dalam kelas namun teriakannya berhenti karena melihat Jimin sedang berduaan dengan Suga.
"Uhuk uhuk" Jimin tersedak lagi karena teriakan secara tiba-tiba dari V.
Suga dengan cepat memberikan air putih lagi agar Jimin meminumnya.
"Yak bisa tidak jangan teriak?" Ucap Jimin menatap V tajam.
"Ehe maaf aku kan gak tau kalau didalam hanya ada kalian, ya sudah lanjutkan saja, aku akan keluar" ucap V.
"Chakkaman! A..aku sudah selesai kok. Aku mau balik ke kelas, diamlah disini" ucap Suga kepada V.
"Ani hyung, lanjutkan saja" ucap V.
"T..tidak hehe aku juga mm m..mau mengerjakan tugas" ucap Suga.
"Ahh begitu, ya sudah kalau memang hyung mau seperti itu" ucap V.
"Jimin-ah, aku pamit dulu ya. Habiskan saja dulu, nanti balikinnya tidak apa kok" ucap Suga tersenyum.
"Mengapa cepat sekali sih hyung? Huh baiklah" ucap Jimin lesu.
Sugapun keluar dan V masuk.
"Jimin, apa saja yang kau lakukan? Ayo ceritakan padaku!" Ucap V ceria.
"Hanya makan saja kok, tidak ada yang lain" ucap Jimin terkikik pelan.
"Aiss jinjja? Geotjimal!" Ucap V.
"Untuk apa aku berbohong padamu? Lagi pula kau selalu mengangguku aiss" ucap Jimin kesal. Sedangkan V hanya cengir dengan wajah tanpa bersalah.
"Kapan kau jadian dengan Suga hyung?" Tanya V. Jimin hanya tersenyum tanpa berniat menjawab pertanyaannya V.
"Hey jawab aku!" Ucap V.
"Molla, eh apa kau sudah kerjakan pr? Liat dong, aku belum" ucap Jimin.
"Jangan mengalihkan pembicaraan" ucap V dengan wajah datarnya.
"Aku serius, kau tega melihat sahabatmu di hukum eoh?" Ucap Jimin.
"Arraseo, aiss kau ini" V pun mengeluarkan buku prnya dan memberikannya kepada Jimin. Jika urusan pr, Jimin selalu meminta ke V. Dan ketika ulangan/ujian, V akan meminta ke Jimin. Adil bukan?ㅋㅋ
Satu persatu murid pun mulai masuk kelas dan tak lama lagi pelajaran dimulai.
-skip pulang sekolah-
"Hey park jimin, apa kau akan pulang sendirian?" Tanya V.
Jimin hanya mengangguk.
"Kajja pulang bersama" ucap V.
"Sudah kubilang, aku tidak mau kalian berbicara sendiri dan aku hanya diam menjadi penggaggu kalian" ucap Jimin.
"Anii J-hope hyung pasti mau kok!" Ucap V mencoba menawarkannya.
"Tetap tidak, aku pulang duluan ya" ucap Jimin menatap V tersenyum lalu pulang lebih awal. Jimin langsung ke parkiran mobil dan balik ke apartement. Entah kenapa rasanya badan Jimin sangat lelah hari ini. Ia malas untuk diajak bercanda.
Setelah sampai rumah, tentu saja Jimin bersih-bersih dulu baru tidur.
Ia tidak sempat makan karena terlalu lelah untuk memasak lagi.
-
"J..jimin?" Jimin yang masih merasa lelah setelah tidur selama 3 jam tidak menghiraukan suara yang memanggilnya.
Ya siapa lagi kalau bukan suaranya Suga. Karena sekarang sudah waktunya ia les. Bukankah Jimin sudah memberikan Suga izin untuk masuk membngunkannya? Jadi menurut Suga tidak apa-apa jika ia masuk dan membangunkan Suga.
"Jimin ireona" Jimin membalikkan badannya dan malah mengeratkan selimut yang ia gunakan.
"Hey bagunlah-"
"Sst diam" ucap Jimin.
"B..baiklah akan kutunggu" ucap Suga dan keluar kamar menuju sofa.
"Jimin terlihat begitu lelah. Ahh apa dia sudah makan?" Suga berpikir bahwa ia akan memasakkan Jimin sesuatu.
Suga balik ke kamar Jimin.
"Jimin, kau sudah makan?"
Tidak ada balasan dari Jimin.
Suga menggoyangkan tubuhnya Jimin.
"Hey sudah makan? Bolehkah aku masak untukmu?" Tanya Suga yang melihat Jimin membuka matanya perlahan.
"Mmm" ucap Jimin bergumam tidak jelas. Suga terkikik melihat Jimin.
Pasalnya sudah beberapa kali dibangunkan, ia malah tidak mau bangun dan bergumam tidak jelas.
"Baiklah akan kumasakkan" ucap Suga ceria dan balik ke dapur untuk memasakan apapun.
Suga dengan serius menyelesaikan tugasnya, ya Suga memang orangnya serius jika sedang mengerjakan sesuatu. Dia sangat lincah dalam memasak. Tidak butuh waktu lama, makanan yang Suga sajikan sudah jadi.
Suga mengambil satu piring yang untuk dijadikannya alas.
"Hyung!"
"HUAA!"
PRANG!
"OMO!"
Suga terkejut dengan teriakannya Jimin secara tiba-tiba, dan hasilnya piring ditangan Suga jatuh pecah.
"Jimin maaf, akan kurapikan" ucap Suga panik dan tanpa banyak berpikir langsung mengangkat pecahan piring-piring itu dengan tangannya.
"Hyung tanganmu bisa luka-"
"Aw"
Belum sempat Jimin menyelesaikan perkataannya, tangannya Suga sudah luka lebih dahulu.
"Aigoo hyung!" Jimin langsung menarik Suga ke sofa dan menghisap jarinya Suga yang berdarah karena pecahan tadi.
Tentu saja Suga terkejut dengan aksinya Jimin secara tiba-tiba seperti ini. Setelah agak lama dihisap, Jimin mengambil obat luka dan meneteskannya kejarinya Suga lalu ditutup dengan perban kecil. Jimin tersenyum kecil melihat jarinya Suga.
"Hyung apa masih sakit?" Tanya Jimin.
"A..ani, gomawo" ucap Suga.
"Lain kali kau harus membersihkannya dengan sapu, jangan dengan tangan" ucap Jimin. Suga tersenyum.
"T..tapi Jimin mianhae piringmu jadi pecah" ucap Suga menunduk.
"Gwaenchana, harusnya aku yang meminta maaf karena telah mengagetkanmu. Hyung dari kapan diapartementku?" Tanya Jimin.
"Dari tadi. Aku membangunkanmu tetapi kau menyuruhku diam. Lalu aku bertanya apa boleh aku memasakkanmu lalu kau bergumam. Ya jadi aku tadi masak lalu.. lalu kau datang dan piring jatuh" ucap Suga. Jimin terkikik pelan.
"Aigoo hyung, itu hanya piring. Mianhae aku hanya merasa lelah hari ini. Padahal aku tidak melakukan pekerjaan yang sulit. Entahlah mungkin karena aku bangun kepagian tadi" ucap Jimin.
Suga hanya tersenyum.
"Hyung karena kau sudah memasakkanku, bagaimana kalau kita makan dulu? Baru les?" Tanya Jimin.
Suga hanya mengangguk.
Lalu mereka berduapun makan.
"Hyung makananmu selalu enak" ucap Jimin disela-sela acara makannya.
"Jinjja? Syukur deh kalau kamu suka, aku jarang memasak dirumah. Biasanya hyungku yang memasakanku makanan. Kau juga kapan-kapan harus mencoba makanan hyungku" ucap Suga antusias.
"Tentu saja" ucap Jimin yang lebih antusias. Jimin sangat senang jika melihat Suga semangat seperti ini.
Menurut Jimin, momen seperti ini langka. Karena setiap mereka makan bersama saat istirahat, Suga akan menjadi pendiam. Tak sering juga menjadi sosok yang dingin. Seolah-olah hanya saat bersama Jimin ia sangat ceria.
"Jimin? Mengapa melamun?" Ucap Suga. Jimin terkejut dan tersenyum.
"Eh gwaenchana hyung" ucap Jimin dan melanjutkan makannya hingga habis.
Selesai makan, merekapun melanjutkan acara selanjutnya. Ya belajar.
"Jimin, kau ingin belajar apa?"
"Matematika hyung" ucap Jimin.
"Ya sudah, keluarkan bukumu" ucap Suga.
"Tapi hyung aku malas" ucap Jimin.
"Maksudmu?"
"Aku malas belajar, bisakah kita tidak les hari ini?" Ucap Jimin.
"L..lalu aku kesini hanya membuatkanmu makan dan makan?" Tanya Suga.
"Ani! Kau harus menemaniku juga" ucap Jimin dengan senyuman lebarnya.
"N..ne? Aku kan sebagai gurumu" ucap Suga tak mengerti dengan Jimin.
"Oh ayolah suga hyung, aku malas belajar. Temani aku saja, aku tidak memotong gajimu kok" ucap Jimin.
"Aigoo tidak masalah jika gajiku berkurang. Maksudku apa tidak apa jika seorang guru les tidak mengajar?" Tanya Suga dengan pertanyaan bodohnya. Jimin terkekeh.
"Kau terlalu rajin bekerja hyung, sesekali nikmatilah waktumu" ucap Jimin tersenyum dengan tulus.
"B..baiklah" ucap Suga.
"Hyung mengapa kau menjadi judes disaat banyak orang?" Ucap Jimin.
"E..eeh jangan tersinggung" ucap Jimin.
"Gwaenchana, aku memang orangnya judes tetapi sebenarnya aku itu penakut" ucap Suga jujur.
"Lalu mengapa kau tidak judes padaku? Aku ingat saat pertama kali makan bersama. Kau sama sekali tidak berbicara. Awalnya kupikir kau memang orangnya sangat tidak ingin diganggu"
Ucap Jimin terkekeh mengingat masa lalu saat pertama kali bertemu dengan Suga.
KAMU SEDANG MEMBACA
You, Only You Can Change My Life
FanfictionIni berkisah tentang yoonmin couple [chaptered but already finished]