Last section on part 1
[Jimin terkejut melihat kepala Suga hyung dibenturkan ke pohon.
Suga hyung dipukul? Lagi?! Pikir Jimin]Part 2
Ia langsung membuka handphone dan mengambil gambar kepala Suga hyung dibenturkan kepohon dengan kedua orang itu. Suga hyung terlihat takut.
Jimin langsung memasukkan handphonenya dan langsung berlari kearah pohon kemaren.
"Cih anak yang kemaren, apa kamu pangerannya eoh?" Sindir salah satu laki-laki tersebut.
"Apa yang kau inginkan darinya?!" Teriak Jimin geram dan segera berdiri didepan badan Suga hyung yang gemetar.
"Kali ini kami pasti menang darimu bocah" ucap salah satu orang tersebut dan mengeluarkan pisau.
"Andwaee hentikan!" Teriak Suga hyung.
"Hey baby tenang saja" ucap salah satu laki-laki yang membawa pisau tersebut dan mendekat kearah Jimin dan Suga.
"J..jimin pergilah hiks hyung gak mau kau terluka" ucap Suga hyung.
"Tenang hyung semua akan baik-baik saja" ucap Jimin tersenyum dan mendorong tubuh Suga hyung kebelakang agar tidak terkena pisau saat ia kelahi nanti dengan salah satu laki-laki tadi.
Jimin langsung maju dan memukul laki-laki tersebut dengan brutal. Laki-laki tadi tidak mau kalah dan menggores lengan kiri Jimin hingga mengeluarkan darah. Jimin yang tambah kesal lagi memukul pria tersebut hingga babak belur. Jimin mencoba mengambil pisau tadi dan tak lama kemudian ia berhasil mengambilnya. Ia langsung melempar pisau itu jauh dari tempatnya.
"Sekarang kau berani?" Ucap Jimin tersenyum evil. Jimin langsung maju dan memukul laki-laki tadi. Laki-laki yang lain juga ikut memukul Jimin. Tetapi Jimin tidak kalah, Jimin sudah biasa mengatasi 2 orang seperti ini walaupun tangan kirinya masih sakit.
Jimin yang ingin memghentikan semua ini dengan cara menginjak kedua muka mereka dihentikan oleh Suga yang berteriak ketakutan.
"Kalian diselamatkan oleh Suga hyung! Cih kalau tidak sudah hancur kepala kalian" ucap Jimin menghentikan aksinya.
Jimin langsung menarik tangan Suga menjauhi taman belakang sekolah tepatnya ketempat parkir mobilnya.
"Masuklah kemobil, aku akan mengantarmu" ucap Jimin.
Suga hanya menurut karena sepertinya Suga takut dengan Jimin.
Didalam mobil, Jimin tidak langsung menyalakan mobilnya. Ia mengatur emosinya terlebih dahulu.
Sedetik kemudian, Jimin menoleh kearah Suga. Suga menatapnya takut.
"Hyung apa kau tidak apa? Aigoo mengapa mereka kejam? Apa ada yang terluka? Apa kau terkena pisau?" Tanya Jimin. Suga terkejut mendengarnya.
"E..eh gwaenchana" ucap Suga.
Suga sangat takut akan perilaku Jimin tadi, ia pikir bahwa Jimin juga akan memarahinya karena emosi. Tapi emosi Jimin cepat sekali mereda.
"Benarkah? Aigoo besok jangan lagi ke taman belakang" ucap Jimin.
"Mereka yang menarikku, mianhae tanganmu jadi luka" ucap Suga menunduk. Jimin hanya tersenyum.
"Memangnya mereka itu siapa sih hyung? Kenapa memukul hyung?" Tanya Jimin.
"Mereka Kevin dan Risky sunbaenim, kelas 3-F. Mm Kevin yang membawa pisau tadi menyukaiku semenjak aku kelas 1. Dia mengejarku sampai sekarang, hanya saja aku selalu menolaknya. Entah karena apa dia dan sahabatnya mencariku serta memukuliku. Awalnya aku tidak menyangka mereka seperti ini"
Ucap Suga menundukkan kepalanya.
"Mereka aneh hyung, seharusnya mereka tidak melakukan hal kejam seperti itu kepada orang yang ia sayangi" ucap Jimin. Suga hanya tersenyum.
"E..eh Jimin apa ada kotak P3K disini? Lukamu harus diobati" ucap Suga.
"Oh iya aku lupa kalau aku terluka" ucap Jimin dengan cengiran khasnya dan segera mencari kotak P3K dikursi belakang. Setelah ketemu, Jimin memberikannya kepada Suga.
"Ditahan ya" ucap Suga.
Jimin hanya mengangguk.
Sugapun memulai mengobati tangan Jimin yang lukanya cukup lebar tetapi untungnya tidak dalam.
Jimim hanya meringis kecil.
"Pelan-pelan hyung" ucap Jimin.
"E..eh mianhae" ucap Suga dan memperpelan aksinya.
"Nah sudah selesai" ucap Suga senang.
"Hehe gomawo hyung" ucap Jimin melihat tangannya yang diperban.
"Harusnya aku yang berterima kasih, kau menyelamatkan hidupku sudah 2 kali Jimin" ucap Suga tersenyum.
"Ya udah berarti kita jodoh, saling melengkapi" ucap Jimin.
Mendengarnya pipi Suga langsung memerah. Jiminpun terkejut.
"Omo hyung? Mengapa pipimu memerah? Aigoo kau sakit?" Tanya Jimin.
"A..aniya ehehe" ucap Suga.
"Lalu kenapa?" Tanya Jimin bingung.
"O..oh iya ini sudah jam berapa?" Tanya Suga mengganti topik pembicaraan.
"Mm sudah sore, jam 4 lebih" ucap Jimin.
"Mwo? Astaga aku sudah telat! Jimin sekali lagi terima kasih, aku harus pergi sekarang" ucap Suga.
"Tunggu dulu, biar kuantar saja. Mau cepat kan?" ucap Jimin dan menahan Suga yang mencoba membuka pintu.
"E..eh jangan hehe" ucap Suga yang benar-benar tidak ingin merepotkan lagi.
"Gwaenchana, sebutkan saja mau kemana" ucap Jimin.
"Emm apa kau tau cafe BangTan?"
"Tentu saja, itu dekat apartementku. Mau kesana?" Tanya Jimin.
Sugapun mengangguk.
Cafe tersebut milik ayahnya Jimin.
Sebentar lagi juga milik Jimin.
Hanya beberapa orang yang mengetahui bahwa Jimin yang memiliki cafe tersebut.
Dengan cepat Jiminpun mengendarai mobilnya. Tidak sampai 10 menit mereka sudah sampai tujuan.
"Gomawo Jimin, aku duluan" ucap Suga dan pergi begitu saja.
"Eh hyung kau ngapain?" Teriak Jimin. Tapi karena Suga sudah pergi, maka tidak ada jawaban apa-apa. Jimin yang penasaranpun memasuki cafe tersebut.
Keadaan cafe sepi, ah bahkan tidak ada orang. Sepertinya karena jam segini memang biasanya warga Seoul masih dalam pekerjaan masing-masing.
"Kau selalu terlambat akhir-akhir ini! Bahkan kemaren tidak masuk tanpa alasan! Kau masih ingin kerja atau tidak?" Bentak salah satu pria.
Jimin terkejut. 'Jadi Suga hyung bekerja disini?' Pikir Jimin.
"M..maaf hyung kemaren aku sakit" ucap Suga menundukkan kepalanya.
"Banyak alasan, kau sekarang juga dipecat!" Ucap salah satu pria yang Jimin yakini adalah manager cafe ini.
"M..mwo? Beri aku kesempatan sekali lagi hyung" ucap Suga dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.
"Tidak, dari kemaren kau begini terus! Aku muak denganmu" ucap pria tersebut. Jiminpun merasa kesal karena Suga diperlakukan kasar seperti itu.
"Apa kalian tidak melihat ada pelanggan? Cih" ucap Jimin dan duduk disalah satu kursi. Mereka berdua dan pelayan lainnya terkejut mendengarnya.
"Dan Suga hyung kemarilah" ucap Jimin.
Sugapun melepas seragam pelayannya dan langsung kearah Jimin dengan menundukkan kepalanya.
"Pelayan yang benar dong! Layani pelanggan itu" ucap manager tadi dan ingin pergi sebelum Jimin menahannya.
"Hey tunggu dulu, aku memintamu untuk melayaniku, bukan yang lain" ucap Jimin dengan senyuman evilnya.
"H..hey Jimin, dia itu manager" ucap Suga berbisik kearah Jimin.
"Aku tau, hyung diam saja dan nikmati permainannya" ucap Jimin.
"Mwo? J..jangan begitu" ucap Suga.
"Aku manager, kau tidak berhak menyuruhku seperti itu" ucap pria tadi.
Pria tadi mendekat kearah Jimin dan Suga. Jimin membaca name tag pria tersebut. Tertulis 'Kim Namjoon' di name tag tersebut. Jimin tersenyum.
"Dengar ya, aku memesan 2 minuman yang paling mahal disini. Oh bila perlu 2 makanan yang paling mahal juga. Dan ingat, yang melayaniku adalah kau Kim Namjoon" ucap Jimin dan segera mengambil dompetnya mengeluarkan beberapa lembar uang won.
"Apa ini cukup?" Tanya Jimin dengan senyuman menantangnya.
Suga hanya bengong melihat aksinya Jimin yang dipikirnya keren.
"Aku tetap saja tidak akan melayanimu dasar bocah tidak tau sopan santun" ucap Namjoon yang geram.
"Kan aku sudah bilang, mana 2 minuman yang paling mahalnya?" Tanya Jimin.
Namjoon segera menyuruh pelayannya untuk mengambilkan dua buah minuman yang paling mahal disini. Tak lama kemudian pelayan tersebut datang dan membawakan dua gelas minuman mahal. Namjoon yang kesal ingin balik keruangannya tetap saja dicegah oleh perkataannya Jimin.
"Hey apa yang lain juga diperlakukan buruk olehnya?" Tanya Jimin sedikit berteriak agar dapat didengar oleh yang pegawai yang lain.
"Oh iya Suga hyung silahkan diminum" ucap Jimin. Suga hanya menurutinya.
Selama ia bekerja, Suga tidak pernah mencoba minuman mahal ini.
"Apa maumu bocah?" Namjoonpun geram dan ingin memukul Jimin.
"Cih seharusnya aku yang bertanya, apa maumu bersikap kasar seperti itu kepada Suga hyung?" Ucap Jimin menantang.
"Kau tidak tau apa-apa, diam saja!" Bentak Namjoon.
"Aku bahkan lebih tau dia dibanding kamu manager sok tau!" Ucap Jimin.
"Yak bocah sialan! Jadi kau hanya ingin membentakku dan memamerkan kekayaanmu dengan memesan minuman termahal disini eoh?!" Ucapnya.
"Tidak, masih ada yang lain" ucap Jimin dan mengambil gelas yang berisi minuman mahal tadi. Detik kemudian Jimin membuang minuman tersebut tepat kemuka manager tadi. Karena harga dirinya diinjak-injak, manager tadi tentu saja sangat marah.
"Kau bukan siapa-siapa disini! Apa maumu menyiramku seperti ini?!" Manager tadi langsung mencengkram bajunya Jimin dan hampir memukulnya sebelum Jimin mendorong badan manager tadi agar bajunya tidak dicengkram lagi.
"Dengarkan semuanya! Mulai hari ini, Kim Namjoon bukan lagi manager kalian!"
Teriak Jimin lantang. Tentu saja semua kaget termasuk Suga.
"Apa maksudmu hah?!" Ucap Namjoon.
"Aku anak dari tuan Park yang memiliki cafe ini! Tidak percaya? Aku bisa menelfonnya sekarang juga jika kalian mau! Dan mm kau!" Jimin menunjuk salah satu pelayan wanita secara asal.
"Kau akan menggantikannya menjadi manager mulai hari ini! Aku tidak suka jika ada yang kasar dengan bawahannya! Jadi kuharap kau bisa merubahnya" ucap Jimin kepada wanita tersebut.
"Tu-tunggu dulu! Kau tidak bisa seenaknya memecatku" ucap Namjoon.
"Eoh wae? Semua disini menjadi saksi bahwa kau hampir saja memukulku" ucap Jimin dengan senyum evilnya.
"Masalahnya sudah selesai, ayo balik" ucap Jimin dan menarik tangan Suga keluar cafe. Suga menurutinya.
Jimin dan Sugapun masuk kemobil lagi.
"Waaaa tadi itu keren!" Ucap Suga heboh gak jelas. Jimin hanya terkikik.
"Berikan alamat rumahmu dulu, aku akan mengantarmu pulang" ucap Jimin.
"Jalan *tiiiit* nomer 6" ucap Suga.
Jimin langsung mengegas mobilnya menuju alamat yang Suga berikan.
Karena hening, Jiminpun memulai percakapan dengan Suga.
"Hyung apa manager tadi memang sering membentakmu?" Tanya Jimin.
"Iya hehe aku juga suka telat soalnya" ucap Suga cengir.
Dia terlihat sangat bahagia.
"Hahaha yang penting sekarang dia sudah dipecat" ucap Jimin.
"J..jadi aku boleh kan kerja disana lagi tuan Park?" Suga tertawa kecil.
"Tidak" ucap Jimin.
"M..mwo? Waeyo?" Tanya Suga.
"Untuk apa kau bekerja hyung?"
"Aku ingin membantu hyungku agar dapat mobil sport seperti milikmu Jimin" ucap Suga dengan semangat.
"Wah hyung kau baik sekali" ucap Jimin.
"Biarkanlah aku bekerja disana ya?"
Ucap Suga memelas.
"Ani tidak boleh" ucap Jimin.
"W..wae? Aku kan berniat baik"
"Bekerjalah denganku hyung" ucap Jimin.
"N..ne? Bekerja apa?" Tanya Suga.
"Menjadi guru lesku" ucap Jimin.
"Mengapa kau tidak mengizinkanku bekerja kembali disana dan malah memberiku pekerjaan baru?" Tanya Suga yang bingung dengan sikap aneh Jimin.
"Karena aku gak mau hyung diperlakukan kasar lagi, kalau bersamaku itu tidak mungkin terjadi" ucap Jimin.
Seketika pipinya Suga merona.
Suga merasa sangat senang dan beruntung mengenal Jimin.
"Mau atau tidak? Akan kubayar dua kali lipat deh" ucap Jimin.
"E..eh bayar secukupnya saja, baiklah aku menerimanya. Jadi hari apa saja Jimin?" Tanya Suga.
Seketika Jimin senang entah kenapa.
"Setiap hari jam 5 sore" ucap Jimin.
"Setiap hari? O..oh baiklah" ucap Suga.
"Wae? Kau keberatan?" Tanya Jimin.
"Tidak hehe aku malah senang" ucap Suga dengan senyuman manisnya.
"Baiklah, mulai kapan kau akan bekerja hyung?" Tanya Jimin.
"Hm apa boleh besok?" Tanya Suga.
"Tentu saja" ucap Jimin senang.
Ya tak lama kemudian sampailah dirumah Suga yang sederhana. Sugapun turun.
"Jimin, ayo masuk dulu" ucap Suga.
"Eh besok-besok saja hyung, aku belum menyelesaikan tugas rumahku" ucap Jimin menolak dengan halus.
"Ahh baiklah, hati-hati dijalan" ucap Suga. Jiminpun mengangguk dan menjalankan mobilnya balik ke apartement. Ternyata dari apartement kerumahnya Suga tidak terlalu jauh.
Sesampainya diapartement, Jimin tentu saja langsung menyelesaikan tugas rumahnya. Ini sudah malam, Jimin juga sudah lelah. Selesai itu Jiminpun makan terlebih dahulu lalu langsung tidur.
-
Jimin terbangun. Ia merasa sudah tidur dengan cukup. Jimin melihat jam. Masih terlalu pagi, bahkan alaram belum berbunyi. Jiminpun langsung menyiapkan diri untuk sekolah. Ya walaupun masih terlalu pagi, tidak ada salahnya berangkat lebih awal, pikir Jimin. Jimin memang anak yang rajin, tetapi kalau sudah malas ya Jimin bisa menjadi sangat menyebalkan. Ia bahkan malas untuk mengambil makan walaupun lapar. Setelah siap, Jiminpun berangkat sekolah. Tentu saja dengan perut yang kosong karena tidak ada yang membuatkannya sarapan pagi ini.
Disekolah, Jimin menyesali perbuatannya yang ingin cepat-cepat ke sekolah. Sekarang dia sendiri dikelas dan bosan.
Jiminpun memilih keluar kelas dan betapa bahagianya dia saat melihat Suga baru memasuki pintu gerbang sekolah.
"Suga hyung!" Teriak Jimin dan melambai-lambaikan tangannya.
Suga menoleh dan tersenyum.
Tentu saja Suga berjalan kearah Jimin, bukan kearah kelasnya.
"Eh Jimin kau sudah datang? Kau datang pagi juga ya?" Ucap Suga.
"Tidak hyung, aku hanya kebetulan bangun lebih awal ya jadi memilih ke sekolah lebih awal, hyung biasa datang jam segini ya?" Tanya Jimin.
Suga hanya mengangguk.
"Ini terlalu pagi hyung" ucap Jimin.
"Gwaenchana, oh iya tunggu dulu" Suga membuka tasnya dan mengeluarkan seragamnya Jimin yang ia pinjam.
"Ini, mm gomawo sekali lagi" ucap Suga.
"Cepat banget hyung, haha ne sama-sama. Ingat nanti jam 5 ya" ucap Jimin.
Suga terkikik kecil dan mengangguk.
"Hyung pulang sekolah jangan ke taman belakang ya, langsung pulang. Banyak orang jahat" ucap Jimin cengik.
"E..eh i..iya" ucap Suga menunduk karena pipinya memerah. Jimin terlalu memperhatikan Suga. Itu membuat Suga gugup jika berhadapan dengan Jimin.
"HEYYY!" Kami berdua menoleh dan munculnya V, ck si pengganggu.
"Eh ada Suga hyung" ucap V dan membungkuk hormat kepada Suga.
"Eeh tidak perlu seformal itu" ucap Suga.
V hanya tersenyum lebar.
Sedetik kemudian V terdiam.
V memperhatikan Jimin dan Suga.
Sedetik kemudian V heboh.
"WAAAA SUGA HYUNG DAN JIMIN BERDUA DARI TADI" teriak V gak jelas.
Jimin tentu saja langsung menutup mulut sahabatnya yang ia pikir sangatlah menganggu acaranya barusan.
"E..eeh apa maksudnya?" Tanya Suga.
"Ahahaha hyung baliklah ke kelas, sepertinya sudah banyak orang yang masuk. Hehe aku duluan" ucap Jimin dan segera menyeret V dengannya.
Suga hanya melongo dan kembali kekelas.
Sedangkan Jimin sibuk menyeret V.
"Yak apa yang kau lakukan?!" Omel V.
Jimin hanya diam dan sibuk menyeret V hingga ke dalam kelas. Siswa siswi yang lain hanya diam memperhatikan.
"Jimin! Sakit tau!" Ucap V dan melepaskan genggaman tangan Jimin yang memang sangat erat.
"Kau duluan" ucap Jimin datar.
"Aiss aku kan berkata apa adanya, kenapa kau marah?" Ucap V.
"Tsk jika dia berpikir bahwa aku menyukainya bagaimana?" Ucap Jimin.
"Bukankah kau memang menyukainya?' Tanya V mempoutkan bibirnya.
"Aniya aku tidak menyukainya" Ucap Jimin. Ya sepertinya Jimin berbohong.
"Terserah kau, Suga hyung tidak mungkin berpikir seperti itu" ucap V.
"Mwo? Suga hyung?" Siswa-siswi lain mulai saling berbisik satu sama lain.
"Yak jangan salah paham!" Teriak Jimin.
"Aku belum memiliki hubungan dengannya, aku hanya sekedar mengobrol biasa! Hanya V yang berpikiran aneh!" Teriak Jimin lagi. V hanya terkikik.
"Ya belum sekarang, tapi nanti pasti iya" bisik V pelan agar tidak didengar yang lain. Jimin memberikan V death glare.
"Aigoo geumanhae arraseo?" Ucap Jimin kesal dan langsung duduk di kursinya.
V hanya melongo dan ikut duduk.
Tak lama kemudian pelajaranpun dimulai.
-
Saat bel istirahat berbunyi, Jimin langsung lari keluar tanpa menunggu songsaengnim pamit terlebih dahulu. V tentu saja terkejut dengan perilakunya.
Sedangkan Jimin berlari kelantai dua, tepatnya ke depan kelasnya Suga.
Suga yang baru keluar terkejut melihat Jimin dengan nafas tersenggal.
"Hyung, ayo keruang guru!" Ucap Jimin dan menarik tangannya Suga.
Suga menahannya karena dia memang bingung apa yang terjadi.
"Ada apa Jimin? Mengapa terburu-buru?" Tanya Suga terkejut.
Beberapa murid sudah mulai berbisik tentang gossip yang aneh.
"Ayo saja ikut denganku" ucap Jimin menyeret Suga. Suga hanya ikut saja.
Sesampai di depan kantor guru, Jimin langsung mengetuk pintu dan segera masuk berdua dengan Suga.
Jimin mencari meja guru BK dan langsung duduk di depan meja guru tersebut.
"Eoh ada apa ini?" Tanya guru tersebut bingung. Suga menundukkan kepalanya.
"Aku ingin melaporkan bahwa Risky dan Kevin sunbaenim dari kelas 3-F melakukan penganiayaan dari Suga hyung" ucap Jimin sedikit keras.
Suga pun terkejut dan menarik lengan bajunya Jimin pelan berkali-kali.
"Y..yak apa maksudmu?" Tanya Suga.
"Suga, apa benar kau dianiaya?" Tanya guru BK tersebut menatap Suga.
"E..eh-" belum sempat Suga melanjutkannya, Jimin memotong perkataannya barusan.
"Aku punya buktinya" Jimin memgeluarkan handphonenya dan segera memperlihatkan foto yang ia ambil secara diam-diam kemaren. Guru BK tersebut melihat dengan teliti foto itu.
"Ya jika dipikir-pikir ini memang kau Suga, lain kali jika ada masalah datanglah kesini" ucap guru BK tadi.
"N..ne gomawo" ucap Suga tersenyum.
"Pihak BK akam mengurus selanjutnya, jika ada informasi terbaru cepat beritau kami" ucap guru tadi dan tersenyum.
"Ne gamshahamnida" ucap Suga dan Jimin lalu membungkuk dan pamit keluar.
"H..hey kita tidak seharusnya melaporkan-" perkataan Suga dipotong.
"Ayo cepat aku sudah lapar" ucap Jimin dan menarik Suga ke kantin.
Di kantin tentu saja mereka bertemu dengan Vhope, yeah V dan J-hope.
Mereka hanya berdua duduk sambil menikmati makanan mereka sendiri.
"Yak kalian dari mana? Ini aku sudah belikan makanan" ucap V dan menyodorkan 2 porsi makanan.
"Em gomawo V-ah" ucap Suga.
Jimin dan Sugapun ikut makan.
Setelah selesai, mereka berempatpun berbincang sebentar. Ya tepatnya bertiga, karena Suga hanya berbicara saat ditanya saja.
"V, kok hari ini kamu membelikanku makanan? Jarang kamu baik" ucap Jimin.
"Y..yak aku selalu baik denganmu tau, lagi pula hari ini aku dan J-hope hyung resmi berpacaran" ucap V riang.
"Mwo?!" Jimin dan Suga tentu saja terkejut mendengarnya.
"Waeyo? Jangan sampai kaget seperti itu" ucap V kikuk.
"Hahaha chukkae buat kalian berdua, aigoo hyung pasti nanti kita dibiarkan saja dengan mereka" ucap Jimin.
Suga hanya terkikik.
"Itu tidak akan terjadi" ucap J-hope tertawa disambung oleh V.
"Tinggal saja dia hopie hyung, biarkan mereka berduaan terus" ucap V.
"Oke pertama, hopie hyung? Aigoo dasar aneh dan kedua apa maksudmu berduaan eoh?" Ucap Jimin kesal.
"Jadi aku harus memanggilnya changiya gitu? Tsk kalian berduaan terus kapan jadiannya?" Ucap V santai.
"Baiklah terserah, aku mau balik" ucap Jimin karena merasa malu dengan Suga.
Jiminpun pergi tanpa mendengar panggilan-panggilan dari V dan J-hope.
Saat hampir sampai di depan kelas, seseorang menarik tangannya Jimin.
Jiminpun mau tidak mau menoleh.
"Suga hyung?" Jimin terkejut.
Jimin takut perasaannya diketahui oleh Suga. Apalagi jika ditolak.
"E..eh Jimin jangan dengarkan perkataan mereka ya" ucap Suga tersenyum. Jimin bingung.
"Ahahaha tentu saja hyung, aku hanya akting saja kok" ucap Jimin.
"A..ah gitu ya, ya sudah aku balik ke kelas ya. Nanti aku datang jam 5" ucap Suga dan pergi tanpa mendengar jawabannya Jimin. Jimin berpikir bahwa Suga aneh. Ya dia memang aneh.
Jiminpun masuk ke kelas dan kepalanya ia tidurkan di atas meja.
"Jimin Jimin Jimin Jimin"
Jimin berpikir bahwa pengganggu mulai datang ya siapa lagi kalau bukan V.
Jimin hanya menghiraukannya.
"Jimin kau marah? Maafkan aku" ucap V.
Jimin tetap menghiraukannya.
"Jimin" ucap V menggoyangkan meja tersebut agar Jimin memperhatikannya.
"Jimin j..jahat" ucap V.
Jiminpun langsung mendongakkan wajahnya. Ia terkejut melihat V dengan mata yang berkaca-kaca.
"Yak uljimma, aku tidak marah kok" ucap Jimin berusaha membuat V menghentikan tangisannya yang akan tambah menganggu nantinya.
"Jinjja hiks?" Ucap V mengelap air mata yang lolos dari kantung matanya.
"Ne uljimma" ucap Jimin tersenyum.
Jimin terkikik pelan. V menatapnya.
"Kenapa kau menertawakanku?"
"Kau cepat sekali menangis eoh" ucap Jimin tertawa lebih keras.
"Y..yak itu karena kau sahabatku! Aku tidak ingin kehilangan sahabatku" ucap V tersenyum tulus. Ya sangat tulus.
Jimin menghentikan tawanya.TBC
Next part 3 or End?
KAMU SEDANG MEMBACA
You, Only You Can Change My Life
FanfictionIni berkisah tentang yoonmin couple [chaptered but already finished]