Confession

94 2 0
                                    

Dia Kelvin. Kelvin White Shane. Seorang laki-laki yang dekat denganku beberapa minggu terakhir ini. Singkat saja, aku menyukainya. Dan kurasa dia juga menyukaiku. Ya, kurasa, karena aku dan dia tak ada ikatan apapun atau komitmen apapun. Kami hanya teman dekat.

Kini, kami duduk berdua di taman kampus. Dia dengan laptop putihnya, dan aku dengan bukuku. Walaupun kami terlihat sibuk dengan urusan kami masing-masing, tetapi satu tangannya yang menggenggam tanganku sudah cukup untuk menunjukkan bahwa dia masih menganggapku ada. Mungkin kau akan merasa bahwa kami terlalu aneh untuk diam-diaman seperti itu, tetapi percayalah, kami sering melakukan ini.

"Lea, bisa kau bawa ini sebentar?" tanya Kelvin sambil memberikan laptopnya padaku.

"Oh, sebentar." Aku menaruh buku biruku di samping, kemudian beralih memangku laptop Kelvin. "Kau mau kemana?" tanyaku kemudian.

Dia berdiri, kemudian berkata, "Ada urusan. Sebentar." Dia pergi meninggalkanku dan akhirnya tak terlihat lagi saat dia berbelok ke arah kanan, ke fakultas kedokteran.

Iseng, aku membuka laptopnya. Ada password di sana, dan tentu saja aku tahu apa passwordnya. Aku tak akan memberitahumu password Kelvin karena bukan password lagi kalau diketahui banyak orang. Ternyata, dia membuka sebuah file video dengan judul "Untuk Lea". Otomatis, karena penasaran, aku membuka file itu.

Aku tersenyum melihat video itu. Video itu berisi beberapa kegiatan yang aku lakukan bersamanya. Oh my God, bagaimana dia bisa mendapatkan hal ini? Bahkan pertemuan pertamaku dengannya pun ada di video itu! Apa dia menyuruh Eric untuk merekam ini semua? Ah, mau saja kau Eric, dibayar berapa kau?

Kemudian, beberapa detik lamanya, video itu hanya menampilkan layar hitam. Tetapi tiba-tiba ada sebuah kertas di depanku dengan tulisan "Aku Kelvin Shane. Aku mencintaimu. Apa kau juga begitu padaku?". Sontak saja aku tertawa, lalu mendongak. "Dilarang melihat ke atas," larang Kelvin sambil menundukkan kepalaku kembali dengan kepalanya.

Aku pun menurut. Kini ada dua kertas di depanku. Satu kertas berisi kata "Ya", dan kertas lain berisi kata "Tidak". Kelvin kemudian berkata, "Ambil kertas yang merupakan jawabanmu atas pertanyaan tadi." Kau tentu tahu aku mengambil kertas apa.

Kemudian ada kertas lain lagi. "Kelvin Shane memintamu untuk menjadi pacarnya. Apa kau mau?" Aku tersenyum sekali lagi, lebih lebar daripada yang pertama tadi. Bagaimana tidak, ini hal yang aku tunggu-tunggu dan mustahil aku bisa menghentikan kedua ujung bibirku yang tertarik ke atas ini.

Kelvin segera memberi kertas "Ya" dan "Tidak". Aku segera mengambil kertas "Ya".

Dan dia langsung memelukku dari belakang dan mencium keningku. Dia kemudian menarik badannya dan tertawa. Well, kau harus melihat bagaimana dia tersenyum dan tertawa, sesuatu yang paling tidak bisa kau lupakan ketika melihatnya. Dia kemudian berdiri di depanku, dan tersenyum dengan sangat manis.

"Jadi, kau tak mau mengatakannya?" tanyaku padanya sembari menaruh laptopnya di bangku, dan berdiri.

"Mengatakan apa?" tanyanya balik.

"Oh, kau tahu apa yang kumaksud," sahutku. Ayolah Kelvin, aku ingin mendengarnya dari mulutmu langsung. Aku tahu kau sangat pemalu dan cuek akan hal-hal seperti ini, tetapi sekali saja...

"Oke, oke, berhenti menatapku seperti itu," katanya kemudian. Detik berikutnya dia menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian menghembuskannya dengan perlahan. Beberapa kali, hingga kemudian, "Lea, do you want to be my girl... Oh my God, it's so difficult!"

"Just say it," kataku sambil tersenyum.

Kelvin mendesah. Dia menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian, "Okay... Do you want to be my girl..friend?"

Oh, seandainya kau tahu seberapa merah dan imut mukanya saat ini.

Aku mengambil kertas bertuliskan "Ya" di bangku, kemudian mengangkat kertas itu di depan dada, dan berkata, "Ya!" dengan senyuman yang sangat lebar sampai aku takut bahwa mulutku akan sobek karena lebarnya.

Dan dia kembali memelukku sekali lagi. Aku membalas pelukannya sambil bergumam, "Kelvin Shane, you're just so cute when you said that."

Dan dia membalas, "I know," sambil mengacak-acak rambutku.

Kelvin ShaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang