Ketika itu petter mengambil pedang di pojok Istana tempatnya berdiri tadi, dan segera berlari menaiki tangga tua dan memasuki kamar Richard dengan pelan pelan dia melangkahkan kaki dan berada di depan pintu Richard,Ketika itu ada seorang melangkah dari belakang dan ingin memukul Petter dan seketika tangan Petter tebeset luka pedang Richard yang mengenainya, “ternyata pria itu Richard” Richard menarik Petter dan mengambil pedangnya untuk di pertanyakan dan di masukki penjara bawah kamarnya. Richardpun mengintropeksi Petter “Selamat datang tamuku yang petama, kau giat sekali mendatangi Istanaku” Richard mengatakan sambil menghembuskan asap rokoknya kedepan mukannya.Petterpun tidak suka dan menjawab “aku akan mebunuhmu pria jelek”Richard tertawa “Hahaha coba saja kalau bisa, dasar anak kecil” Richard pergi meninggalkannya dan dia akan turun untuk menyambut tamu laiinya.Tangan dan kaki Petterpun terikat di kursi kamarnya “sungguh sulit melepaskan ini” pikir Petter“biar saya Bantu, nak” seorang wanita tua mengucapkan kalimat itu dan melepaskan tali yang mengikatnya. Tanpa kebayakan pikir Petter mengatakan “terimakasih,siapa lagi ini” .
Wanita itu dengan tersenyum dan me
ngamatkan kepada Petter” ayo cepat ambil pedangmu, dan segerahlah tusuk Richard dari belakang, gunakan waktu sebaik mungkin”Petter langsung berlari turun dan menusuk Richard dari belakang, seketika Petter membanting pedang itu “apakah tugasku sudah selesai?” pikir Petter . Richardpun mati tak berdaya, banyak darah yang keluar dari tubuhnya. Petter pun segera memletakkan mayat Richard di sebelah sebuah peti anaknya (Lorezza) dan membisikan mayat Lorezza “Hey, aku telah berhasil, kau senang itu?”Istana pun telah dibuka dan Banyak orang , membawa bunga putih untuk mereka “yang telah mati”Ketika itu Petter berpura-pura menjadi tamu yang baru datang(seperti yang lain) “ok, kita sekarang akan menguburkann Richard dan Lorezza di belakang Istana” terdengar suara salahsatu tamu yang datang mengatakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloomy Castle II
Mystery / ThrillerKisah esentrik Petter Bend untuk memperjelas alurnya