Malam ini aku berniat untuk membaca buku yang diberikan Rilo padaku, dengan sangat hati-hati ku keluarkan buku itu dari dalam tas. Kupandangi judulnya yang bercetak timbul dengan warna merah, juga gambar hati ditengahnya. Tanpa sadar aku membaca tulisan kecil di bawah buku, “oleh : Rilovera”, aku hanya tersenyum membacanya, apa dia sungguh-sungguh akan menerbitkan buku ini? Bahkan, dia tidak mencantumkan nama aslinya. Aku kemudian tersenyum.
Ku tarik pita yang cantik itu, dan perasaanku saat ini sama seperti perasaanku ketika pertama kali menarik pita dari hadiah yang diberikannya padaku saat itu. Sebuah pena.
Permukaan cover buku itu sangat halus. Aku menyentuhnya dengan sangat pelan, aku berharap ketenangan ini juga akan selalu menyertai hubungan kita.
Saat kulihat halaman pertama, disana ada tulisan dengan huruf balok dan sangat tebal, RILOVERA. Dan dibawahnya tertulis lebih kecil, “Laki-laki Imaji yang Jatuh Cinta”. Aku tersenyum kecil saat membaca semua kalimat itu.
Di halaman kedua, seperti buku pada umumnya, ia berisi ucapan terimakasih.
Terimakasih kepada,
Tuhan Yang Maha Esa, yang masih memberikanku rasa cinta, sehingga sampai detik ini, aku bisa merasakan degupan yang luar biasa.
Mom dan Dad, juga kakakku Albert yang sangat aku cintai. Aku sangat mencintai kalian dengan segenap hati dan jiwaku. Walaupun kalian tidak sedang berada didekatku, kalian tetap berada disisiku.
Teman yang sangat hebat dalam menumbuhkan semangat, Stephany. Bagiku kau bukan hanya seorang teman, melainkan malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk menemukan cinta yang hilang selama ini, risetku bertahun-tahun bersamamu, namun hal yang sangat kuingat ketika kau bilang padaku bahwa aku bukan manusia super yang tidak butuh cinta. Terimakasih Steph.
Sampai disini aku berhenti membaca, kenapa tidak ada aku sama sekali. Apa dia tidak ingin berterimakasih kepadaku? Kemudian aku membuka halaman berikutnya.
Aku tidak mengucapkan terimakasih padamu, my angel. Karena semua tulisan didalam buku ini akan penuh dengan namamu. Penuh dengan semua kekagumanku padamu. Itu lebih dari kolom ucapan terimakasih di awal buku ini.
Aku harap kau mau membaca hatiku dengan hatimu.
You’re my ‘Vera’cious Love
Saat tiba di kalimat terakhir, aku sempat tertegun. Ada apa dengan kata ‘Vera’cious? Ya Tuhan! Vera! Dia menyebutkan namaku, dan apa arti sebenarnya kata Veracious? Saat aku buka kamus, itu artinya jujur, Cinta Jujur? Kenapa begitu aneh? Kemudian aku mengambil laptopku dan mengetikkan dua kata itu di Google Translate, dan… Keluarlah arti sebenarnya, You’re My Veracious Love (Kamu adalah cinta tulusku), sedikit aneh memang. Namun ini diluar dugaanku. Dia akan menulis dengan kecerdasannya untuk meromantiskan kata-kata.
Halaman berikutnya, berisi sebuah gambar.
Dan dibawah gambar itu tertulis,
Masa kecil yang indah bersamamu, saat melihat kau menangkap capung di padang ilalang. Melihat kau yang terjatuh, kakiku yang beku dan tak sanggup menolongmu, jiwa yang dingin ini menolak menghampiri, namun hatiku sebenarnya ingin sekali menari-nari bersama, bersama capung yang kau tangkap itu.
Dara adalah nama yang jelek. Terdengar seperti darah. Dan aku benci darah, aku benci kecelakaan yang menimpaku saat umurku 4 tahun. Yang membuat kakakku cacat seumur hidupnya. Aku lebih memilih memanggilmu dengan nama Ve. Ve sangat cocok denganmu. Memanggil namamu dengan kata Ve, yang berbeda dengan teman-teman yang lain, membuatku gugup. Itu mengapa aku jarang menyapamu. Kadang, jika aku tak ingin menggunakan kata itu, aku lebih suka memanggilmu hei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyukai Laki-Laki Imaji [Edited]
Teen FictionKetidakmampuanku melupakan kebiasaanku, kebiasaan membayangkan wajahmu yang tersenyum dan bersamaku, namun pada kenyataannya, itu sebatas imajinasiku saja. Tapi, suatu hari kau datang dengan kejutan yang membuat jantungku beku, kenyataan bahwa kau n...