2: Cheonjiyeon

251 17 0
                                    

Playlist: Soyou (Sistar), Kwon Soonil, Park Yong In (Urban Zakapa) - The Space Between

Kau tampak seperti kau adalah milikku

Dan semakin aku mengenalmu, semakin aku jatuh hati padamu

Lebih dari yang kupikirkan aku suka padamu

(The Space Between)

Aku mengedarkan pandanganku untuk melihat pemandangan alam di sekitarku. Pohon-pohon masih lebat dan berdaun hijau. Sungai bersih nan jernih mengalir di bawah jembatan gantung yang kini tengah kupijak. Setelah puas memakan Jeonbokjuk, kami langsung pergi ke Cheonjiyeon. Dan sekarang kami tengah menyebrangi jembatan gantung menuju air terjun itu.

"Mi Ah kenapa kau di belakang?" Aku menoleh ke arah Soo Hyun yang ternyata sudah ada di depan. Aku terlalu asyik melihat pemandangan di sekitarku. Soo Hyun mengulurkan tangan kanannya. "Ayo," katanya. Aku tersenyum dan menerima uluran tangannya. Dia juga ikut tersenyum. Kami kembali berjalan dengan bergandengan tangan. Oh bisakah aku mengurung lelaki ini hanya untukku? Dia sungguh manis.

Aku sangat bersemangat saat melihat sungai yang lebar, berkelok, dan jernih hingga aku dapat melihat bebatuan di bawahnya, membentang di hadapanku. Sungai ini terlihat dangkal dengan arus yang tak terlalu kuat. Kami tidak pergi ke air terjun Cheonjiyeon tetapi pergi ke hilirnya. Air terjun itu terlalu ramai dan kami juga sudah sering mengunjunginya.

Soo Hyun menurunkan tas punggung hitamnya dan mulai mengambil perlengkapan memancingnya.

Aku melepaskan sepatuku dan berjalan menuju tepi sungai. Aku bisa merasakan betapa dinginnya air sungai yang mengalir di kakiku tapi aku menyukainya. Aku menoleh ke arah kiri dan melihat seorang paman sedang memancing sekitar lima puluh meter dari tempatku berdiri. Ia memekik kegirangan saat menarik kail pancingnya dan mendapatkan seekor ikan yang besar. Oh aku semakin tak sabar untuk memancing dan mendapatkan ikan sebesar itu.

"Aku bisa mendapatkan ikan yang lebih besar dari itu." Aku menoleh ke belakang mendengar suara itu. Soo Hyun sudah siap dengan alat pancingnya dan berjalan ke arahku. "Kau yakin?" Aku bertanya saat ia sudah ada di sampingku dan melemparkan kail pancingnya. "Jangan meragukanku, Mi Ah," ia berkata dengan pedenya. Aku terkekeh pelan. Kim Soo Hyun dengan kepercayaan dirinya yang berlebihan.

Aku menatap gabus kecil di tali senar pancingnya yang bergerak-gerak terkena arus. "Soo Man, aku ingin mencobanya," kataku. Ia menoleh lalu memberikan alat pancingnya padaku. Aku tersenyum.

Aku berharap aku mendapatkan ikan sebesar ikan yang didapatkan paman tadi. Aku memekik saat merasakan kail pancing ini ditarik-tarik oleh sesuatu. Aku segera memutar rol pancing ini agar tali senarnya tergulung tapi ini terlalu sulit. Aku kembali memekik saat tarikan ini semakin kuat. Jenis ikan apa ini? "Soo Man, bantu aku!" Aku menjerit saat aku merasa akan terseret oleh ikan ini. Tapi Soo Hyun malah tertawa. "Kau tak mungkin kalah dari ikan yang besarnya bahkan hanya seperseratus darimu. Berusahalah Mi Ah," katanya dengan senyum liciknya. Ia senang sekali melihatku menderita seperti ini. Menyebalkan.

Aku kembali menjerit saat aku benar-benar terseret beberapa senti dari tempatku berdiri. "Mi Ah!" Aku juga mendengar Soo Hyun menjerit. Lalu aku merasakan seseorang mendekapku dari belakang. Jantungku kembali berdebar tak karuan dan kupu-kupu beterbangan di dalam perutku. Aku bisa merasakan hangatnya hembusan napasnya di leherku.

Soo Hyun melepaskan tangannya dari perutku tapi ia masih di belakangku, dan mengambil alat pancingnya dariku. Aku menelan ludahku. Tubuhku terasa sangat kaku hingga tak bisa digerakkan sedikitpun. Aku masih bisa merasakan napasnya yang menderu di leherku karena dagunya masih berada di atas bahu kiriku. Aku menatap ke depan, ke arah pelampung kecil dari gabus yang semakin mendekat karena ia berhasil memutar rol pancingnya. Lalu tiba-tiba seekor ikan besar telah berada di hadapanku.

The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang