Bab 4

148 2 0
                                    

"kenapa sih kak ada yang aneh ya dari Ranty'. Ranty sambil berusaha membuka mukena yang iya kenakan
"jangan, jangan dilepas". Ammar menahan tangan Ranty tanpa kesengajaan itu Ammar memgang tangan Ranty
"tapi dari tadi kak Ammar liatin Ranty terus, malu kak Ammar diliatin terus". Ranty tanpa melepas tangan Ammar tapi seketika Ammar melepaskan tangannya dari tangan Ranty
"siapa yang liatin loe ihh GR". Ammar mencari alasan (udah ngaku aja sih Mar daritadi kan udah mlongo kan liat bidadari) "emmm udah jam setengan enam ne gue mau siap-siap dulu ya loe juga kan". Menambah aksi alasannya dan buru-buru keluar "loe cantik pake mukena". Ammar didepan pintu dengan menatap Ranty dengan serius
"tapi kak Ammar jelasin dulu ke Ranty kenapa daritadi kak Ammar liatin ranty". Ranty memanggil Ammar tapi Ammar tetap berjalan sambil memberikan jempol pada Ranty. Ranty semakin bingung dengan tingkah Ammar padanya dia mulai merasakan hal-hal aneh tentang Ammar padanya entah apa itu. PERCEPAT AJA. Setelah selesai sarapan dan berpamitan Ranty berjalan didepan gerbang menunggun Juan mengambil mobil dan Ammar melaju motor kesayangannya itu. Sesampainya digerbang dia mengehntikan motornya karena ada Ranty.
"mau sama gue". Tawar Ammar
"Ranty gak pernah naik motor kak biar Ranty sama kak Juan aja". Jelas Ranty
"maka dari itu nyoba sama gue aja gimana, pasti diizinin kok sama mama". Rayu Ammar.
Ranty tetap tidak mau diajak Ammar sampai akhirnya Juan datang dengan mobilnya "ayo". Ajak Juan dari dalam mobil seketika Ammar turun dari motornya membukakan pintu mobil buat Ranty
" makasih ya kak". Ranty tersenyum pada Ammar yang sudah membantunya. Ammar tersenyum balik pada Ranty dan memainkan alisya. Juan tersenyum melihatnya. Juan melajukan mobilnya disusul Ammar dibelakangnya dari dalam mobil Ranty melihat Ammar yang ada dibelakangnya dari kaca mobilnya. Tak terasa Ranty begitu tertegun melihat betapa coolnya Ammar dibalik helm dan jacket yang dikenakannya. Juan tersenyum melihat adiknya memperhatikan Ammar dari balik kaca.
"tadi diajak gak mau sekarang diliatin aja takut Ammar nya ilang ya". Ledek Juan. Ranty kaget dan mencari alasan agar Juan tidak curiga tetntang tingkahnya tadi. Saat dilampu merah Ammar berhenti disebelah kiri mobil Juan yang pasti disithulah ada Ranty. Ammar membuka kaca helmnya dan melihat kearah Ranty, Ranty juga melihat Ammar sebenarnya Ammar tersenyum tapi hanya matanya yang terlihat Ranty juga tersenyum pada Ammar. Dan lampu merah berlalu Juan dan Ammar melajukan lagi kendaraanya. Sesampainya di sekolah Ammar langsung menuju ruang OSIS bersama Juan, Ranty mengikuti karena hari ini hari terakhir dia MOS dan akhirnya MOS Ranty selesai dia lega karena bisa mulai belajar dengan teman-teman barunya. Ranty langsung mencari Ochi kekelas dan mengajak ke kantin sesampainya dikantin mereka gabung denngan Juan dan Ammar. Ammar mendapat panggilan untuk segera ke ruang pak yunus, Ammar bergegas pergi. Tak lama Ammar sudah kembali ke kantin "Ju kenalin ne temen gue biasa orang kaya baru pindah dari Jerman (ngasal lo ya heee)". Ammar mengenalkan Temnnya itu.
"kak Ichal". Ranty kaget melihat murid baru yang bersama Ammar.
"Ranty". Ichal juga kaget melihat Ranty. Ranty langsung berdiri dan menghampiri Ichal. Ternyata murid baru itu Ichal namanya. Dia baru saja pindah dari Jerman dia dulu tinggal disurabaya terus pindah ke jerman sekitar satu tahun yang lalu. Kenapa Ammar sahabatan tapi Juan gak kenal karena saat Juan pindah ke Jakarta dia sudah SD kelas empat sedangkan dulu sebelum tinggal disurabaya Ichal juga dari jakarta dan pindah kesurabaya saat duduk dikelas tiga SD (paham kan aku aja pusing heheee, paham lah pembaca lebih pintar dari penulis ya kan ya kan, pishhh).
"apa kabar kak Ichal, kok kak Ichal ada dijakarta sih katanya dulu ke Jerman'. Ranty sepertinya akrab sama Ichal
"tanyanya satu-satu gih bingung jawabnya". Ichal tersenyum pada Ranty. Setelah itu Ichal berkenalan pada Juan dan Ochi. Melihat Ranty ngobrol akrab dengan Ichal merasa ada yang aneh dalam hatinya "apa ini namanya cemburu". Ammar menggerutu dalam hati. Ammar semakin kesal karena Ranty akrab banget sama Ichal ngobrol asyik sama Ochi juga. Juan yang menikmati makanannya tanpa sengaja melihat Ammar yang hanya memainkan makanannya tanpa memakannya.
"loe kenapa". Tanya Juan dengan mulut penuh makanan. Ammar menggeleng tanpa bicara. "napa sih lo sakit". Juan berbicara dengan seru membuat semua terdiam dan memperhatikan Ammar.
"kak Ammar kenapa kak Ammar sakit". Ranty menghampiri Ammar
"gapapa". Ammar mengeleng "gue ke sana dulu ya, bayarin dulu ya". Ammar menepuk pundak Juan dan sambil berjalan menepuk pundak Ichal
"kenapa tu anak". Juan minum dan bergegas membayar makanan dan berlari mengejar Ammar
"napa sih kayak gini rasanya, kenapa". Ammar mengerutu tanpa dia sadari Juan sudah ada didepan pintu "gue Ammar yang kuat yang gak takut pada hal apa-pun selama itu baik, gue pasti bisa". Ammar terus menggerutu
"ya gue juga yakin lo bisa". Duduk didekat Ammar dan meraih pundak Ammar
'kapan lo kesini". Tanya Ammar
"gak penting, udah loe mikirin apa sih, mana Ammar yang gue yang kenal dulu". Juan menguatkan. Ammar menggenggam tangan Juan tanda setuju dia akan bangkit. "kita ke pak Sam aja gimana nanya masalah camping bro camping". Juan memecah suasana
"hmm... oke ayo". Ammar kemudian berjalan menuju meja mengabil kertas dari tas nya. Mereka pun berjalan menuju ruangan pak Sam. Sesampainya diruangan pak Sam mereka langsung membicarakan soal tempat camping dan setelah bermusyawarah akhirnya ada kesempakatan bersama. "oke kesini aja yang terjangkau, dan kalian bantu bapak buat ngawasin anak-anak karena kelas X dan OSIS serta murid baru ikut semua kan". Pak Sam memberi pesan
"iya pak, kami juga siap membantu nanti juga temen-temen OSIS sudah saya siapkan pak". Ammar menjelaskan
"iya pak tenang kami sudah terlatih, hehhheee". Juan menambahkan. Setelah berjabat tangan Ammar dan Juan berpamitan untuk keluar, mereka langsung menuju tempat penyiaran dan mengumumkan kepada OSIS untuk segera berkumpul. Setelah selesai mengadakan rapat dengan seluruh anggota OSIS ada perwakilan dari OSIS yang mengumumkan bahwa seluruh kelas X dan murid baru berkumpul diaula OSIS. 10 menit kemudian semua sudah berkumpul diaula. Ammar langsung maju kedepan memberikan pengumuman. Ammar mengumumkan kalau akan mengadakan camping selama 3 hari kedepan berangkat besok. Sebelum mengumumkan tanpa sengaja Ammar melihat Ranty berdiri berdekatan dengan Ichal seketika Ammar terdiam. Juan yang melihat hal tersebut langsung menhampiri Ammar yang dari tadi hanya diam dengan pandangan mengarah ke Ranty.
"heh..ngomong napa loe diam aja". Juan menyenggol Ammar dengan lengannya
"hahhh iya". Ammar bingung
"oke maaf semua, saya selaku ketua OSIS terlebih dahulu minta maaf sudah mengganggu kegiatan belajar kalian semua, langsung aja sebagai perwakilan dari pengurus OSIS semua kami disini akan mengumumkan bahwa disekolah kita ini rutin mengadakan camping setiap tiga bulan sekali diawali dari kelas dua belas dan untuk besok sesuai jadwal kelas X lah yang mengikuti camping, saya berharap silahkan persiapkan semuanya mulai dari peralatan camping fisik juga dipersiapkan, masalah biaya sudah diambil dari uang pendaftaran kemarin tapi untuk berikutnya akan ditarik OSIS lagi, jika ada yang kurang jelas bisa ditanyakan, oke besok silahkan berkumpul jam 7 disekolah tidak ada yang terlambat kendaraan sudah dipersiapkan maslah pakaian bebas asal sopan jangan lupa bawa baju hangat". Ammar menjelaskan
"kita mau camping dimana kak". Tanya salah satu siswa
"oke sip dari tadi itu yang mau saya bicarakan terimakasih, oke kita akan camping di bumi perkemahan cibubur karena sesuai informasi hanya tempat itu yang belum dipakai oleh sekolah lain, jadi gimana ada lagi yang mau ditanyakan, o...iya masalah konsumsi kita masak bareng-bareng aja biar seru ya Ju". Ammar menjelaskan lagi
"oke kayaknya seru tu, gimana setujukan, oke kalau setuju dan sudah paham semua silahkan bubar dan kembali kekelas masing-masing". Tambah Juan. Ammar tanpa berkedip melihat Ranty dari kejauhan yang lagi asyik ngobrol sama Ichal. Ichal berjalan duluan bersama Ochi tapi Ranty sebelum keluar melihat kebelakang dan mendapati Ammar yang tengah menatap dirinya Juan terlihat sibuk dengan pengurus OSIS yang lain. Ranty merasa aneh kenapa Ammar menatapnya seperti itu. Perlahan Ammar berjalan menuju ke Ranty "loe besok jangan lupa bawa baju hangat ya disana dingin". Ammar berbicara lirih pada Ranty dan menatap Ranty dengan penuh tanya entah apa yang ada dalam pikiran Ammar. Ranty mengadah keatas menatap Ammar lama mereka bertatapan Juan dan yang lain hanya memperhatikan mereka dari atas podium.
"sepertinya ketua kita lagi jatuh cinta". Kata salah satu dari mereka
"hustttt". Juan menghentikan mereka. Ranty mengangguk tanda dia paham dengan pesan Ammar dan Ammar menyuruh Ranty untuk keuar. Ranty pun keluar.
Pagi pun tiba semua murid sudah berkumpul dihalaman sekolah Ammar sudah sibuk dengan Juan beserta pengurus OSIS yang lain sejak malam tadi. Ranty mendekati Juan "kak, kak Juan minum dulu". Ranty memberikan minuman pada kakaknya itu. Tak jauh dari tempat Juan, terlihat Ammar sedang sibuk dan Ranty perlahan berjalan menuju ke Ammar, "kak Ammar minum dulu". Ranty menawarkan minum. Ammar tanpa melihat langsung mengambil air minum itu saat ia meminumnya ia baru menyadari bahwa Ranty yang memberikan air itu padanya. Ammar menhabiskan air itu lalu dia tersenyum pada Ranty dan berterimakasih pada Ranty. Ammar melihat Ranty semakin takjub saja Ranty begitu cantik dibalik jaketnya itu. Setelah menatap Ranty dan disadarkan oleh teman disebelahnya Ammar kembali memasukkan lagi tas-tas para murid-murid, saat Ranty hendak memasukkan tasnya ada dua tangan yang membantu tangan siapa entahlah.
Ranty kaget melihat dua tangan yang memegang tasnya. Ternyata tangan Ichal dan Ammar lah yang membantu Ranty memasukkan tasnya ke mobil. Perlahan Ammar melepaskan tangannya dan membiarkan Ichal membantu Ranty. Kelihatannya Ammar kesal tapi dia berusaha tenang
"gadis secantik loe gak boleh angkat barang-barang berat nanti tangannya kasar gimana". Ichal sambil memasukkan tas Ranty ke bagasi bus
"kak Ichal bisa aja". Ranty tersenyum dan saat dia berbincang dengan Ichal tanpa sengaja dia melihat Ammar yang berdiri seperti patung dibelakang Ichal.
" kak Am............". belum sempat Ranty meneruskan bicaranya
"gue bantu yang lain dulu". Ammar berlalu pergi
"kenapa tu anak, woiii Ammar tunggu gue, emm....gue bantu Ammar dan yang lain dulu ya". Ichal pada Ranty
"woiii anak ganteng tunggu". Ichal memanggil Ammar dan berlari ke arah Ammar
"napa sih loe dipanggil juga gak nyaut, hehhh kita ne udah lama gak ketemu dan salah satu alasan gue kembali ke Indonesia buat jadi temen loe lagi, loe gapapa kan." tanya Ichal sambil meraih pundak Ammar
"iya gue tau itu, tadi gue cepet-cepet pergi karena mau bantu bus yang dipandu Arsya kayaknya tu anak lelet makanya gue cepet-cepet biar bisa berangkat bareng, oke gue minta maaf." Ammar menepuk pundak Ichal. Dan mereka pun menuju bus yang dipandu Arsya. Setelah semua siap Ammar memandu semua untuk berangkat. Ammar dan Juan masuk dalam bus yang sama mobil pertama. Ammar berfikir semoga tidak satu bus dengan Ranty dan Ichal karena tadi dia sedikit lupa Ranty ada di bus mana. Saat masuk semua kursi sudah penuh tinggal satu tapi Ammar menyuruh Juan untuk duduk dan Ammar mengambil kursi kecil dibangku paling belakang. Saat ia memperhatikan satu persatu anak yang duduk semua tersenyum padanya (maklum orang keceh jadi banyak yang suka apa lagi ketua OSIS jago basket juga hhaahhhaaa, kira-kira kalian senyum gak hingga baca ini, aku ketawa ajahhh lah biar gak tegang). Ammar begitu kaget saat melihat Ichal ada dikursi belakang Juan. "hallo cowok keren ternyata kita satu bus.' Ichal menyapa Ammar yang terlihat kaget dengan wajah sedikit memerah. Terlihat Ranty disebelah Ichal tersenyum pada Ammar dan Ammar menganggukan pernyataan Ichal dan Ammar mulai berjalan kebelakang telah itu ia meletakkan kursi kecilnya disamping Juan dia mengambil gitar yang dibawa Juan dari tadi.
"tuhan tlah pertemukan ku dengan dia, dia yang ku inginkan...." Ammar mulai mengeluarkan suaranya dan belum sempat dia melanjutkan tiba-tiba

Hallo, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang