Okhiolis

5.8K 409 260
                                    

Catatan Penulis: Okhiolis adalah cerpen pertama dari seri Obscure Sorrows, seri yang kemungkinan dilanjutkannya berbanding lima puluh persen dengan tidak dilanjutkan, tergantung pada keadaan waktu dan inspirasi untuk menulis. Ini adalah rehat saya dari Myth Jumpers, supaya saya kembali mendapatkan rasanya menulis dengan pace yang kalem.

Jika Anda membaca cerita ini dan tidak segera paham, saya tidak akan menyalahkan Anda. Ini adalah cerita simbolik. Mungkin bisa dibilang termasuk salah satu dari sedikit bacaan berat yang ada di Wattpad, hehe. Awalnya saya nyaris membuat ini bernada mirip cerpen-cerpen fiksi ilmiah pada era keemasan pulp fiction, tetapi ternyata pada eksekusinya, terdapat beberapa hal yang memaksa saya mengadakan perubahan: perubahan yang tidak saya sesali.

Saya menulis novel ini ditemani secangkir teh manis hangat buatan sendiri pada pukul setengah dua pagi, dan selesai sekitar jam empat. Karena nuansa kepenulisannya, harap maklum jika Anda bingung di mana letak konflik dan klimaksnya. Mungkin seharusnya cerita ini masuk kategori kontemporer dan bukan Short Story... tapi itu pertimbangan untuk lain kali.

Oh iya, ada juga Easter egg di cerita ini. Semua nama yang tertera di sini adalah nama-nama yang penting dan berperan raksasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan, kecuali untuk satu nama yang lebih terkenal karena tulisan fiksi ilmiahnya. Ada yang bisa mengenali semuanya? :)

Akhir kata, maaf memperlama, dan selamat membaca.

***

Occhiolism – (n.) the awareness of the smallness of your perspective.

"Apa kau melihatnya?"

Clark tidak langsung bergerak begitu pertanyaan itu terlontar dari mulut adiknya. Memperbaiki posisi kacamatanya lagi, dia mengerjap.

"Clark, apa kau—"

"Sst," desisnya pelan. Kedua matanya kini tidak berkedip, terpaku terus ke arah monitor di hadapannya. Beberapa tabel berisi angka-angka berdesimal panjang terpampang di situ, dan di pojoknya, sebuah diagram garis besar terus bergeser, bentuk garisnya menunjukkan bahwa angka-angkanya nyaris stabil. Tetapi Clark sedang menanti sebuah hal lain—angka yang tidak seharusnya ada di sana.

Ayolah. Ayolah.

Anomali tadi begitu cepat hingga Clark masih sulit memercayai matanya sendiri. Grafik di komputernya tidak berbohong, Clark tahu itu. Kemungkinan terjadi kesalahan sefatal ini terlalu kecil, sehingga dia bisa yakin bahwa yang tadi (mungkin) disaksikannya adalah sebuah anomali. Tetapi itu juga berarti satu hal lain—Clark mungkin tidak akan mengalaminya lagi.

Mata Clark mulai terasa lelah. Tidak biasanya dia mendapati yang seperti ini. Tugasnya cukup sederhana—merekam aktivitas cosmic microwave background, gelombang mikro latar alam semesta, selama satu minggu. Lalu, minggu berikutnya, posisinya akan digantikan oleh rekannya, seperti Clark menggantikan posisi rekannya minggu lalu. Mereka akan berganti shift lagi, terus, dan terus, hingga mereka mendapatkan semua yang mereka butuhkan.

Ruang hampa di luar angkasa tidak kosong. Walaupun namanya hampa, tetapi banyak hal berseliweran di situ—di luar benda-benda yang sudah jelas berseliweran seperti planet, bintang, asteroid, dan lain-lain, benda berukuran mikroskopis seperti debu kosmis hingga hal lain yang bukan benda, seperti gelombang dan energi, juga tanpa henti bergerak kian-kemari. Salah satunya adalah gelombang cosmic microwave background atau CMB, yang kini sedang Clark amati.

Seharusnya CMB adalah salah satu bukti kelahiran alam semesta. Gelombang mikro itu, kemungkinan besar, adalah jejak yang tertinggal dari masa Big Bang, Ledakan Besar, peristiwa pemisahan singularitas secara mendadak yang melahirkan alam semesta ini. Tidak sulit mengamati CMB—apabila kau punya TV yang masih menggunakan antena, arahkan saja antenamu hingga kau tidak punya sinyal acara TV sama sekali. Lalu di layarmu hanya akan ada kelap-kelip hitam putih tidak karuan seperti semut berseliweran.

OkhiolisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang