Chae Won lupa kapan terakhir kali Ia berdialog tentang baik dan buruk dengan dunia, belakangan ini yang Ia tahu adalah sebaris kata bernama 'pembenaran' dan semua itu bukannya tanpa perdebatan. Chae Won berdebat, masih berdebat - meski ya harus Ia akui. Ia tak berdebat dengan siapapun kecuali dirinya sendiri. Sebutlah itu monolog, bersenandika atau apapun bahasa kiasan yang tepat bagi segala petuah yang wanita itu kucurkan ke dalam benaknya.
Chae Won tak lagi mengingat dengan pasti tentang perbedaan antara baik dan buruk. Ia bukannya psikopat, Ia bukannya berkepribadian ganda. Bukankah sejatinya setiap manusia lahir dengan sejumput kebajikan beriring kebobrokan di dalam dirinya. Chae Won lelah untuk menjadi putih, Ia memilih untuk menyongsong hitam yang kemudian orang kenal sebagai - manusia-manusia tak normal. Ras terkutuk yang dirajam permainan takdir - pesakitan Rumah Sakit Jiwa.
:::
Joong Ki pernah bertanya pada wanita di sisinya soal apa yang paling wanita itu sukai di dunia ini. Namun, alih-alih mendengar kata ; "Kau".
Joong Ki agaknya harus mengerti bahwa terkadang dunia tak selalu berpola serasi dengan isi hatinya.
Jujur saja, meski 3 bulan ini menyelami setiap malam dan fajar bersama, tak membuat Joong Ki merasa bahwa si sosok berparas cantik yang tubuhnya terkelungkup di atasnya ini mencintainya sepenuh hati.
Joong Ki mengerti, sekarang Ia mengerti tentang igauan para pujangga kurang kerjaan bahwa ;
"Sekali seseorang pergi, maka Ia bukan orang yang sama saat Ia kembali."
Bukan ingin merayu, bukan pula ingin merajuk lantas tersedu-sedu. Pria bermata hitam dengan aroma Orchid khas Jerman itu merasa jika kisah cintanya dengan Chae Won seirama hentakan sepasang sepatu.
Berjalan beriringan namun tak pernah sungguh-sungguh saling sentuh. Ia yakin, istrinya menyembunyikan sesuatu.
6 tahun adalah waktu yang panjang. Menghilang kemudian kembali dan mengendap di sisinya seolah tak terjadi apa-apa terdengar begitu naïf.
Tapi, apa mau dikata?
Song Joong Ki menggilai Chae Won. Menggemari setiap helai rambut milik wanita itu, menyukai aromanya yang manis, mencandu tatapannya yang sendu dan terjebak dalam labirin kerinduan dari setiap inci lengkuk tubuh sang bidadari kesayangan.
Kini, Joong Ki yang lupa tentang cara berdebat dengan dunia. Ia lupa pada segala prinsip kemanusiaan bersampul baik dan buruk. Joong Ki lejar dalam monolognya bersama Tuhan. Ia menghilang, terkubur dalam sebuah bilik putih nan sunyi dengan berbotol-botol pil untuk ras terkutuk - para abnormal.
Serakan sampah, helaian rambut, wajah kusut, dan segala kenangan tentang seorang wanita bernama Moon Chae Won membunuhnya perlahan-lahan.
Tak akan ada penjelasan soal waktu, karena itu adalah bagian kalian untuk menerkanya. Dan tentang siapa yang sakit jiwa, itu juga kuserahkan pada penilaian kalian. Jadi, apa kalian siap?
Karena mungkin, segala aksara di masa lampau adalah durga yang berselimut maja. Terlalu rumit?
Simak saja baik-baik dan inilah kisah Chae Won bersama Joong Ki. Sepasang kekasih yang begitu naïf dan lugu.
:::
"Chae Won-ah..." seorang pria rupawan dengan jas berwarna biru langit berlari menghampiri Chae Won yang sedang asyik menikmati sorenya di sebuah taman.
Ia yang disebut namanya tersenyum, kemudian melambai dengan sumringah. Bibirnya berlumur gincu merah muda dengan tas bertali sepinggang yang aromanya baru. Si jas biru lantas mendekat, mengulurkan sebuah amplop bersampul putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Husband || ChaeKi FF
Tajemnica / ThrillerHighest rank #1 at Chaeki and #700 at thriller! "Cinta itu soal berbagi, bukan? Jadi aku mencoba berbagi denganmu. Aku yang membunuh dan kau yang membayar harganya-"