Hampir saja Lorna menabrak seseorang karena jalannya yang terburu-buru. Ia melihat jam tangannya lagi untuk yang ke tiga kalinya.
"Mampus kan, 10 menit lagi sekolah mulai!" Ujar Lorna dengan gelisah.
Ia pun berlari menuju halte. Tiba-tiba saat Lorna berlari, sebuah mobil berhenti di sebelahnya.
"Mau bareng?" Tanya Liam setelah membuka jendela mobilnya.
Dengan sedikit terkejut Lorna mengangguk dan masuk ke mobil Liam, "Lumayan irit tenaga sama irit duit."
"Kita berangkaat!" seru Liam dengan semangat lalu menancapkan gasnya.
"Eh ngebut dong. Dikit lagi mau masuk!" Perintah Lorna.
"Ok, kita ngebut. Siap-siap yaa, kalo gakuat bisa pegang tangan abang," gombal Liam dan disambut dengan toyolan Lorna.
"1...2...3... Tancap!"
Liam pun menginjak pedal gasnya lebih dalam. Banyak suara klakson dan bunyi decitan akibat gesekan antara aspal dengan ban yang mengerem secara mendadak, karena menghindari mobil Liam yang melaju dengan cepat.
Lorna terdorong kebelakang karena Liam yang tiba-tiba menambahkan kecepatan mobilnya, Ia menutup matanya ketakutan,"Anjir anjir gua gamau mati kecelakaan anjir pengen mun-"
'Ting'
Notifikasi sms yang masuk membuat Lorna berhenti ketakutan. Dengan pelan-pelan ia mengambil handphone nya.
Louis: Gausah ngebut-ngebut bilangin Liam
Louis: gamau mati muda kan?Lorna: Kok tau sih gue sama liam lagi ngebut??
Lorna: tumben smsnya gak 11.11 PM kek biasanyaTidak ada balasan lagi dari Louis. Lorna pun memenekan tombol power off lalu memasukan Handphone nya ke dalam saku.
"Li, pelanin aja gausah ngebut-ngebut."
"Lah, tadi katanya suruh ngebut," kata Liam keheranan.
"Udah mending telat asal selamat."
Liam menangguk lalu memelankan laju kecepatan mobilnya. Tak lama kemudian mereka sampai di parkiran sekolah. Menginjak remnya dengan hati-hati Liam tersenyum pada Lorna, "Udah sampe, dan kita gak telat hehe."
"Wah untung ada elo li, kalo enggak, udah telat kali ya gue," ujar Lorna sambil terkekeh.
"Asik dah, nanti mau gua anter pulang gak?" tanya Liam.
Lorna menjawabnya dengan anggukan yang disertai senyuman. Liam tersenyum bahagia, karena hari ini Lorna tidak sejutek biasanya.
"Lo kelas apa hari ini?" tanya Liam.
"Fisika anjeng."
"Sama anjeng," Liam pun merangkul Lorna sampai ke kelas.
"Aduh ga usah dirangkul, malu tau," kata Lorna.
"Lo make baju kan? gausah malu ela. Selo aja kali."
Dilain tempat yang tersembunyi. Ada tiga orang yang memperhatikan mereka.
-
Liam menghentikan mobilnya didepan rumah Lorna. Agar terlihat lebih gantle, ia membukakan pintu untuk Lorna.
"Gue bisa buka sendiri elah, lebay amat," ceplos Lorna.
Liam memutar bolanya malas karena Lorna kembali ke sifat asalnya, "Serba salah udah kayak raissa."
"Udah ah capek. makasih btw," kata Lorna lalu masuk kedalam rumah.
Lorna membanting dirinya ke sofa, tasnya ia letakkan ke sembarang arah, sepatunya pun belum ia lepas. Melihat jarum jam yang menujukan ke angka 11.11, Lorna meng-unlock handphone nya melihat apakah ia sudah di sms Louis atau belum.
Tepat saat ia membuka telephone genggamnya itu, suara notifikasi sms berdering dari Handphone milik Lorna.
Louis: Gue cemburu.

KAMU SEDANG MEMBACA
lorna ☁️ lwt
Fanfictiongimana rasanya kalo udah baper, tapi tau-nya, doi bukan manusia?