My Lovely Enemy

5.2K 27 1
                                    

 Steak yg ku pesan sudah hampir habis. Tinggal satu tancapan potongan steak yg paling besar yg tinggal di dalam piring di hadapanku. Segera saja ku lahap nafsu. Hmmm.. steak mahal mahal memang sesuai dengan rasanya. Sungguh lezat.

Suri sibuk dengan spagethi nya. Saus nya belepotan ke mana-mana. Heh..Suri..Suri kebiasaan deh. Dan Kimberly yg sibuk dengan lahapan sushi nya. Yeakksss aku benci makanan mentah seperti itu!

Saat ini kami sedang berada di mall biasa di tempat kami HANG OUT atau sekedar cuci mata hahaha. mataku menangkap segerombolan orang yg sudah tak asing bagiku. Weww..mereka cowok tapi hobi ke mall? Pasti mereka memiliki kelainan. Aku terkekeh kecil sendiri dan membuat Suri beserta Kimberly menatapku aneh. Hahaha, tampang mereka itu membuatku malah tertawa lebar di restaurant sebesar ini.

“uh ow, what happen with you darl?” Suri bertanya dengan mulutnya yg penuh membuat sedikit tak lebih makanan yg sedang dalam proses kunyahannya muncrat ke arahku yg tepat di hadapannya. Aku menatap jijik noda kotor yg sekarang bersarang di sweater importku. Suri benar-benar menyebalkan!

“kau-

“kau membuat sweater parisnya kotor Suri. Dasar kau ini” dengan tutur lembut ala putri kerajaan Kimberly dengan bijaknya memotong ucapanku yg saat itu memang sangat ingin memarahi Suri si selebor! Ewww..

“oh. Maaf Caren, aku tidak sengaja” dengan tampang bersalahnya dia memohon padaku. Haduh..aku paling tidak tahan melihat matanya yg seperti itu. Membuatku gemas. Ya, anak ini, Suri memang memiliki muka yg baby face. Benar-benar membuatku gemas setengah mati terhadap anak ini.

“okay. I forgive you. Don’t do that again!okay?” Suri mengangguk megerti lalu kembali fokus pada makanannya. aku berusaha menghilangkan noda saus spagethi Suri yg telah menempel pada sweaterku. Aku berusaha menghapusnya dengan tissue but it can’t! Akh..sepertinya aku memang harus ke toilet saat ini.

“hei, go to the toilet now. Use the water” usul Kimberly. Well kim, aku memang merencanakan itu sebelumnya. Aku menganggukkan kepalaku sebagai tanda persetujuanku akan usul Kimberly.

            Sudah sekitar 5 menit aku berada di sini dan yg ku lakukan adalah hal yg sama setiap saat. Ambil air sedikit, usap pada swater ku dan wusss nodanya perlahan-lahan memudar. But, Bagaimanapun noda ini memang tidak bisa hilang. Masih ada fleknya dan itu membuatku risih. Mungkin aku bisa meminta tolong mbok Sumi untuk membersihkan sweaterku ini. well, its a good idea Caren!

            Aku keluar dari pintu toilet dan masih fokus pada flek yg menempel. Ketika sekitar 5 langkah aku berjalan aku merasa di tabrak seseorang oh no, mungkin aku yg menabraknya.

“ow, sorry. Aku tidak melihatmu” aku berusaha meminta maaf padanya dan memberikan uluran tangan ketika ku lihat iya jatuh terduduk. Aku merasakan telapak tangannya menyambut uluran tanganku dan ketika dia mendongak aku merasa tidak percaya makhluk yg ku hindari dan baru saja ku tertawakan ada di hadapanku sekarang ini?!

                                                                                                                     

“hell no! What are you doing in here?” aku berteriak kencang dan aku benar-benar baru menyadari kalau ternyata aku berada di tempat umum. Dia menyerngit lalu aku menemukan bibirnya terlukiskan oleh senyuman yg ku benci. Senyum mengejek. Benar-benar anak ini... grrrrrr!!!

“well, hello Mrs. Pluffy” dia berlagak sok keren di hadapanku. Dengan berdiri perlahan dan mengangkat topinya dramatis. Shit, dia pikir ini sinetron laga? Dan apa? Aku di panggil Mrs. Pluffy? Dia kira aku anjing apa?

“shut up your mouth Pervert!” teriakku emosi. Upss, sadar lah Caren, jaga citramu di depan umum. Uhh... dia membersihkan celananya yg ku rasa kotor akibat bakteri yg menempel di bagaian bokongnya. Setelah itu dia menatapku dengan p,andangan yg...mengerikan

“Mrs. Pluffy, you must clean my pants right now” apa-apaan dia, memerintahku seenak jidatnya. Dia kira dia itu siapa

“hellooo Mr. Enoying, who are you? Bisa-bisanya kau memerintahku” aku menatap tajam retina matanya. Dan aku menangkap warna bola matanya yg indah. Wow..coklat madu, hazel nut or what? Matanya seakan-akan menghipnotisku. Aku terdiam sejenak menatap mata itu. Kenapa? Kenapa si mengerikan ini memiliki bola mata yg indah dan wait wait! Ada apa denganku sekarang ini? aku menggeleng-gelengkan kepalaku berusaha membuang segala keterpesonaanku pada matanya.Sial, Caren sadarlah!

“kenapa? Terpesona akan ketampananku Mrs. Maynard?” ucapannya membuatku tersadar dan cepat-cepat memasang tampang arogantku padanya. Aku terkejut ketika menyadari jaraknya denganku hanya berkisar 1 jengkal. Oh My..oksigen! di mana yg namanya oksigen sekarang ini?

“parfummu harum, aku suka” dia mengendus sekitar leherku dan selanjut dia tepat berbisik di telingaku. Suaranya terdengar seperti bisikan kecil yg menggoda membuat tenggorokanku nyaris kering. Seperti petir yg menyambar aku tersadar kalau ini salah. Maka dari itu aku dengan cepat menyingkirkannya dari hadapanku dengan mendorongnya dengan sekuat tenaga. Hell, aku nyaris tidak memiliki tenaga lagi sekarang.

“kau yakin aku terpesona padamu?” aku berusaha memancingnya. “atau kau yg terpesona padaku Mr. Pervert?”

“kalau aku jawab IYA kau mau apa?” nafasku sesak seketika

“Aku terpesona pada kecantikan Barbieku. My Beautiful Barbie” lanjutnya, dan aku merasakan jantungku berhenti berdetak saat ini.

 To be continued...

#################

hallo, ini cerita pertama saya yang berani saya post di wattpad. hahaha, semoga pada suka ya :D maaf kalau ada kesalahan dalam berkata-kata, masih amatiran hehehe..

terima kritik dan saran, masih belajar soalnya :)

My Lovely EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang