[Prolog]

2.2K 84 2
                                    

Angkutan umum yang kutumpangi sudah berjalan tidak lebih dari setengah jam. Untungnya kali ini adalah hari Sabtu, libur kuliah. Jadi aku tak perlu uring-uringan akan terlambat mata kuliah pagi karena macet seperti beberapa waktu lalu.

Pengap dan gerah.

Angkotku tiba-tiba berhenti mendadak. Ternyata ada angkot di depan yang juga berhenti. Dari jendela kulihat aktivitas rutin masyarakat. Tetap sama. Lama-lama membuat bosan. Di depan perumahan--yang terbilang sedikit kumuh--seorang gadis mengenakan masker di bagian mulutnya saja tengah berdiri. Kulitnya yang sedikit kecoklatan terlihat tidak terlalu kontras dengan jaket biru usang yang ia kenakan.

Matanya menatap ke depan, seperti mencari sesuatu. Tapi sedetik kemudian gadis tersebut melangkah terburu-buru memasuki angkot yang berada di depan angkot yang tengah kutumpangi sendiri.

Tidak berapa lama angkot ini kembali melaju. Melaju meninggalkan rutinitas melelahkan penuh ketabahan orang-orang tadi.

Dalam hati aku bersyukur. Tuhan melahirkanku dalam keadaan yang lebih dari cukup.

••••••

Gilee! New story, yang lain belon kelar tapi pengen nulis lagi! *mabok ndiri
Well, author cuma gak mau kehilangan ide yang biasanya muncul secara tiba-tiba, takut gak dapet ide lagi hahaha
Jalan ceritanya udah ada di kepala tapi masih dipikir-pikir dulu mau nyampein kayak gimana, oh ya ditunggu responnya :D
Gak harus ngevote yg penting ceritanya ada yang mau baca..

Keep follow untuk next chapter ya? Btw, kalo ada yg nyadar cerita author gak pernah jauh-jauh dri suasana perkuliahan, yah itu juga karena author lebih leluasa dapet bahan cerita karena suasananya gak jauh beda dari suasana real di sekitar author.. Hehehe :)

IndecipherableWhere stories live. Discover now