My Hopes

47 0 0
                                    

Sudah berlalu lama sejak 09 September 2012 pertemuan pertama kita. Sepertinya baru kemarin engkau menghilang, tiba-tiba engkau balas lagi pesan yang aku kirim ke akun facebookmu. Tak kusangka engkau akan membalasnya setelah dulu sebelumnya pesan dariku hanya engkau lihat.

Tak terasa tiga tahun sudah berlalu. Sudah banyak hal terjadi dalam kurun waktu tiga tahun ini. Banyak lelaki menghampiriku dan tak pernah aku anggap serius rayuan lelaki yang menghampiriku. Mulai dari yang lebih tua dariku bahkan lebih mudw dariku beberapa tahun. Hanya karena tinggiku yang hanya semeter kotor dikira aku masih maba (mahasiswa baru) padahal faktanya maba (mahasiswa basi).

Semester demi semester aku lalui di kampusku dengan penuh perjuangan, peluh, beberapa butir air mata yang jatuh karena dilecehkan bodoh Matematika. Semua itu jadi warna hidupku di dunia kampus putih.

Taukah engkau, menjadi wanita jaman sekarang tak semudah wanita dahulu. Aku heran saat ini begitu banyak wanita cerdas secerdas ibunda Aisyah, ra tapi kenapa pemuda seperti ayahanda Ali, ra sangat jarang. Tengoklah fakta yang ada. Begitu banyak wanita yang sudah memperoleh gelar S2 akan mengalami kesulitan menikah.

"Jangan kuliah S2 dulu kalo kamu belum nikah!"

"Emang kenapa mas?"

"Wong lanang kuwi ra gelem kalah saing karo wong wedo"
*Laki-laki itu ga mau kalah saing dengan wanita.

"Iya po mas?!"
*Iya kah mas?!

"Ra percoyo karo aku koh, delo wae wong wedo sing kuliah S2 rodo ongel rabi."
*Ga percaya sama aku kah, lihag aja wanita yang kuliah S2 agak susah nikah.

Nasihat mas sepupuku mungkin ada benernya dengan fakta yang aku lihat sekarang ini memang banyak wanita S2 masih lajang. Harusnya laki-laki belajar dari para pendahulu mereka, Rasulullah Saw dan para sahabat Rasulullah Saw. Lihatlah mereka tak mempermasalahkan perbedaan usia, kepintaran, derajat dan kekayaan wanita yang akan mereka pinang.

Bahkan, Rasulullah Saw menikahi ibunda Khadijah Ra dengan gagah berani menikahi meski mengetahui perbedaan usia yang jauh dan tingginya ilmu Khadijah Ra di perdagangan yang sudah tak diragukan lagi. Awalnya Rasulullah Saw memang minder dengan kelebihan Khadijah Ra, tapi beliau tetap berani menikahinya.

Begitu juga saat ayahanda Ali, Ra meminang ibunda Fatimah Az-Zahra yang terkenal dengan kecantikan dan kedalaman ilmunya. Saat itu beliau tak memiliki harta untuk dijadian mahar. Dikuatkannya hati ayahanda Ali, Ra oleh Rasulullah Saw agar tak minder meminang putrinya. Jadilah mereka menikah dengan mahar baju besi yang dimiliki ayahanda Ali, Ra.

Sayang sekali di jaman sekarang ini begitu banyak lelaki yang menunda menikah karena minder belum punya harta cukup, belum punya rumah, belum lulus kuliah, belum punya kerjaan mapan, wanitanya lebih cerdas menurutnya, wanitanya lebih kaya menurutnya, wanitanya keturunan darah biru, dll.

Ketakutan itu tak nyata (Film After Life)

Benar adanya ketakutan para pemuda untuk menunda nikah itu tak nyata. Itu hanya hembusan syetan agar pemuda tak menyempurnakan agamanya. Jika saja para pemuda memiliki keyakinan pada janji Allah Ta'ala yang akan mencukupi hamba-Nya yang menikah, mungkin mereka tak akan merasa minder. Hanya pemuda minder berarti dia memiliki masalah keyakinan pada janji Allah Ta'ala. Hanya Allah Ta'ala yang selalu menepati janji. Bukankah kita semua tau itu, kenapa tak dijalankan keyakinan itu dalam sikap dan praktik nyata di kehidupan?!

Selasa, 08 September 2015
Pukul 02:28 WIB
Santan
Yogyakarta

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

10 MinutesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang