.Nothing, I'm fine, Akashi-sama.
Chapter 7
The Basketball Which Kuroko Plays belongs to Fujimaki Tadatoshi
Story by VicaVK
Warn : Typo, bad grammar, aneh (mungkin), OOC, terinspirasi dari anime 'Shigatsu wa Kimi no Uso' punya Naoshi Arakawa.
Drama | Romance
-Don't Like Don't Read-
.
.Di chapter ini pov berubah, bukan lagi pov 'name'.
So, happy reading :)
——————————————————————
"Apa kau melihat [name]?" Akashi bertanya ke setiap siswa yang ia lewati. Mencari-cari kemana perginya [name]. Padahal tadi pagi ia melihatnya dikelas, tapi usai istirahat, saat jam pelajaran [name] menghilang tiba-tiba. Tidak mengikuti dua jam pelajaran berturut-turut. Padahal hanya [name] yang bisa menandingi Akashi dalam segala mata pelajaran."Cih. Kemana perginya dia?" Akashi bertanya pada dia sendiri, tetap menyusuri setiap sudut sekolah.
"A-anoo, Akashi-san, kau mencari [name]? Kalau dia tidak ada biasanya dia berada di atap sekolah." seseorang berkata pada Akashi, takut-takut.
Akashi tanpa ba bi bu lagi ia segera pergi ke tempat yang diberitahukan seseorangg tadi.
Berlari secepatnya ke atap, menaiki tangga sekuatnya, dan menggeser pintu dengan keras. Segera celingukan mencari [name] yang menghilang dari tadi.
Akashi segera menghampiri [name] yang sedang memeluk lututnya di salah satu sudut atap. Membenamkan kepalanya di lipatan tangannya.
"Akashi? Kenapa kau bisa tahu aku ada disini?" tanya [name], mengusap air mata dipipinya. Matanya terlihat sembap.
Akashi menhampiri [name], duduk disebelahnya.
"Akashi, kau bolos pelajaran hari ini? Kenapa? Bukankah kau seharusnya dikelas? Untuk apa kau datang kemari?" [name] bertanya, tanpa menoleh pada Akashi. Terlihat sekali jika ia memaksakan tersenyum.
"Kalau bukan untukmu untuk siapa lagi?" Akashi juga menjawab dengan nada yang datar, walaupun sudah terlihat sekali kalau ia sangat peduli pada [name].
"Ne, Akashi, boleh aku memberitahukanmu sesuatu?" [name] berkata, nada bicaranya terdengar berubah.
"Katakan saja." Akashi mengagguk, mengiyakan.
"Akashi, aku sering mengatakan kalau aku itu kuat tapi sebenarnya.. Aku tidak sekuat yang aku katakan." [name] memulai pembicaraan. "Aku berusaha tersenyum, berusaha terlihat ceria, tapi sebenarnya aku menutupi segalanya dengan senyuman itu, senyuman palsu." [name] melanjutkan, tersenyum sinis.
"Ibuku. Seorang pianis terkenal dulu. Darah pianonya mengalir juga didalamku." [name] terhenti sejenak, semakin erat memeluk lututnya.
"Aku dijadikan seorang pianis dulu, karena ibuku, pernah gagal dalam satu resital. Dan karena itulah ibu menyuruhku menjadi seorang pianis agar aku bisa menggantikannya. Aku berlatih, 8 jam setiap hari. Berusaha agar membuat ibu bangga. Aku melupakan masa-masa kecilku untuk bermain, satu persatu temanku pergi, dan aku hanya sendiri, tidak, berdua bersama piano besar. Ibu memukul, mencubit, memarahiku, berteriak ditelingaku, mengajariku dengan keras. Agar bisa lebih baik darinya. Bisa memperbaiki kesalahannya dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing, I'm fine, Akashi-sama
FanfictionSeseorang yang keren, cool, kapten tim basket SMA Teiko, absolut dan sangat sulit untuk meluluhkan hatinya, bisa berubah karena hadirnya seorang gadis yang sangat berkebalikan dengan dirinya yang muncul dikehidupannya. Tapi sayang gadis itu tidak bi...