"Ngghhh"
"Ap-apa kau yakin?"
"Cepatlah..."
"Tapi ini yang pert-"
"KUBILANG MASUKKAN SAJA!"
Dengan ragu, lelaki itu memasuki tubuh bagian terdalam perempuan yang ia temui disebuah klub malam yang sedang dimabuk kesenangan dibawah kendalinya sekarang.
***
~FLASHBACK~
"Tambah lagi!" seru seorang lelaki sambil memukul meja bar dengan tidak sabar. Dari tampilannya, lelaki itu seperti sedang stress dengan pekerjaan dikantornya karna kemeja acak-acakkan dan dasi yang tak keruan menggantung dengan longgar dilehernya. "Cepatlah!" seru lelaki itu dengan tidak sabar kepada seorang bartender yang sedikit takut melihat tatapan tajam nan sinis dari lelaki itu.
"sendirian?" lelaki itu melirik tajam kearah perempuan seksi yang memakai pakaian tak terlalu ketat dan terbuka, tapi terlihat cocok ditubuhnya. "Mau kutemanin?" tanya perempuan itu sambil memainkan ujung rambutnya yang tergerai bebas menyentuh punggungnya. Lelaki itu memutar bola mata dengan jengah, tidak jarang lelaki itu digoda oleh perempuan yang hanya mengincar hartanya saja.
"Berapa yang kamu inginkan? Aku tidak mau tidur denganmu, Nona!" seru lelaki itu dengan menunjuk wajah perempuan itu dengan sedikit kesusahan karna pengaruh alcohol yang menguasai dirinya. "Cepat sebutkan! Akan kuberi secara cuma-cuma!" perintah lelaki itu dengan sedikit membentak yang membuat perempuan itu terlonjak.
"Aku gak minta uangmu, Tuan! Aku hanya sedang bermain ToD sebentar, karna aku suntuk kerja terus. Sudahlah, cepat bilang 'iya, temani saya.' Supaya aku bisa bebas dari dare menggelikan ini!" jelas perempuan itu sambil melipat tangannya dan mengerucutkan bibir merekahnya dengan lucu. Melihat tingkah perempuan didepannya, entah kenapa membuat lelaki itu tertarik.
"Siapa namamu, Nona?" perempuan itu memekik kaget saat lelaki itu sudah berdiri dan meraih pinggangnya dengan sekali rengkuh.
"Apa maksudnya ini? Tadi sok nolak, sekarang malah kepoin nama!" seru perempuan itu mencoba melepaskan diri dari lelaki didepannya tapi tak berhasil. "Gila! Tuan ini sekuat apa? Mabuk aja kayak gini, apalagi kalo gak mabuk?"
"Cepat katakan namamu, Nona!" lelaki itu mendekatkan wajahnya kepada perempuan direngkuhannya yang terlihat ketakutan.
"Mi-miranda," cicit perempuan itu yang dibalas dengan senyum miring dari lelaki itu.
"Nama yang bagus. Kamu bisa meneriakkan namaku Oliver nanti, Miranda."
"Hah? T-tapi..." Miranda tercekat melihat senyum mengerikan dari lelaki bernama Oliver yang menarik dagunya dengan sebelah tangan bebasnya dan melumat bibirnya kasar. Bahkan, Oliver tak segan menggigit kasar bawah bibir Miranda saat perempuan itu tak mau membuka mulut untuk memberi jalur lidah Oliver menjelajahi ruang mulutnya.
Oliver melepaskan pagutannya saat ia merasa Miranda kehabisan nafas akibat ciuman mautnya. Oliver sedikit kecewa karna Miranda tak bisa menyeimbangkan permainan bibir tadi. Tapi, kemanisan yang diberikan oleh Miranda membayar semua kepayahannya.
"Aku menginginkanmu," desah Oliver dan dengan sekali sentak menggendong Miranda menuju kamar yang disediakan klub malam mewah itu.
Dari kejauhan, sekelompok orang mengabadikan kejadian tadi dengan kamera ponsel sambil tertawa dan bertos ria dengan bahagianya.
***
Oliver menghempaskan tubuh Miranda keatas kasur dan dengan tak sabar membuka baju yang dikenakan oleh Miranda hingga hanya tersisa pakaian dalam perempuan itu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
PainKiller
General Fiction[17+] PAIN SERIES: #1 INGAT! POKOKNYA BIMBINGAN ORANG TUA KARNA BANYAK ADEGAN KURANG BAGUS UNTUK DICONTOH! (NO ADEGAN SEX!) Dibalik semua bencana ada sebuah rencana dari Tuhan yang sudah tersusun rapi. Rencana yang mampu merubah duniamu, memberikan...