ephemeral

807 62 7
                                    

"Are you okay, Krys?"

Sepuluh menit yang lalu Luna menghubungiku. Sunyi. Badanku menggigil, hingga aku harus melapisi piyama panjangku dengan sweater rajut pemberian nenekku.

Hening panjang. Lidahku kelu. Aku tidak tahu frasa apa yang harus kukatakan kepada sahabatku itu. Kalimat seperti ya aku baik-baik saja Luna terdengar seperti lelucon mengingat keadaanku sekarang. Suara ketukan jarum jam menyahut seiring helaan napasku. Semenjak kejadian dua hari yang lalu di kantor aku sudah pindah di apartemen milik Jongin.

Suara ketukan pintu menyadarkanku dari lamunan. Aku berjalan gontai menuju pintu dan tidak kaget ketika kudapati pemuda berkulit tan itu berdiri menyandar di daun pintu. Ia mengamatiku dari bawah ke atas. Mungkin sedikit terkejut melihat penampilanku saat itu.

"Kau sakit?"

Tenggorokanku tercekat sehingga aku hanya bisa mengangguk lemah. Jongin lantas memapahku menuju tempat tidur dan bergegas keluar. Sesaat kemudian Ia kembali dan membawakan kotak putih yang aku yakin berisi obat-obatan. Tangannya menyentuh keningku, dan harus kuakui ada sedikit desiran hangat dalam benakku. Fuck.

"sudah sejak kapan kau seperti ini Krys? Demi tuhan badanmu panas sekali. Aku panggilkan dokter ok?"

Sebelum aku bertindak untuk mencegahnya Ia sudah bergegas keluar. Ku pejamkan mataku erat. Aku merasakan kehadiran seseorang duduk di sebelah tempat tidurku. Aku yakin itu Jongin. Deru napas kami saling bersahutan. Kim Jongin menatapku dalam diam. Kedua iris hitam gelapnya mengawasiku, hingga akhirnya Ia mengalihkan pandangan-tepat ketika aku membuka mata.

"Sebentar lagi dokter Park akan datang." Katanya sembari menggaruk tengkuknya. Ia ketahuan.

Kami terperangkap dalam hening panjang untuk yang kesekian kalinya. Jongin dengan pemikiran-pemikirannya. Aku dengan perasaanku yang campur aduk. Hingga akhirnya suara bell apartemen berbunyi. Itu pasti dokter Park.

Pria paruh baya itu memeriksaku. Katanya aku hanya perlu beristirahat dan dokter Park pun memberikan resep obat kepada Jongin. Lalu Jongin mengantarkan dokter Park keluar.

Saat Jongin kembali ke kamarku, Ia mendapati mataku yang terpejam. Langkahnya memelan otomatis, takut-takut jika suara sandalnya yang beradu dengan marmer akan membangunkanku. Ia lagi-lagi duduk di sebelah tempat tidurku.

"Maafkan aku Krys"

Jantungku seakan dipilin hingga berhenti berfungsi tatkala mendengar suaranya. Lirihannya terdengar begitu putus asa.

"Aku tidak mengira hubungan kita akan menjadi seperti ini. Aku benar-benar tidak sengaja malam itu. Aku dibawah pengaruh alcohol" Ia berusaha menarik napas dalam-dalam. Suaranya bergetar.

"Maafkan aku Krys. Aku berharap kita bisa kembali seperti dulu" tangannya menarik tanganku dan menciumnya. Buliran air mata menuruni pipiku. Beruntunglah keadaan kamarku yang temaram sehingga Jongin tidak bisa melihatku menangis. Ia mencium keningku, dan aku harus menggigit bibir bawahku agar Jongin tidak mendengar isakan tangisku yang semakin menjadi. I was broken

"Good night Soojung"

*

"Halo Soojung?"

"Yeah?"

Ada suara bising kendaraan terdengar dari ujung sambungan. Untuk sesaat aku tidak bisa mendengar apa yang si penerima telepon katakan. Sesaat ketika aku hendak menutup teleponku, dehaman milik Oh Sehun menahanku.

"Kau dimana?"

Suaranya terdengar serius. Aku mendesah menyandarkan punggungku ke sandaran kursi. Mataku mengikuti setiap orang yang berlalu lalang.

"Kedai Airin" Sehun mengakhiri sambungannya begitu saja, tapi aku tahu dengan pasti bahwa sebentar lagi aku akan mendapati kehadirannya dihadapanku.

"Sedang sibuk Jung?" suara nyaring seorang gadis yang cukup familiar menghampiriku, dan sesaat setelah aku melepas kacamata hitamku, senyum cantiknya telah menggantikan pemandangan orang berlalu lalang dihadapanku.

"I miss you, Airin Park" Ia tersenyum. Persis dengan senyum kakak laki-lakinya, Park Chanyeol.

"Miss you too, bitch"Ia tertawa sembari memberiku segelas cappuccino latte buatannya, yang memang sangat pantas untuk menjadi menu favorite di kedainya.

Audi hitam milik Sehun tiba lima belas menit kemudian. Kulihat sosoknya berjalan dengan begitu tenang, tampak bersinar dibawah sinar matahari yang terik. Dalam balutan kemeja biru, Sehun tampak begitu tampan. Aku sudah sering melihatnya, namun nyatanya aku tidak pernah bosan mengagumi sosoknya.

"Hai"

Sehun duduk dihadapanku dan melepas snapback serta kacamata hitamnya. Ia lantas memesan bubble tea cokelat kesukaannya. Dan tawa ku pun pecah ketika Airin datang membawa pesanannya beserta bonus boneka bebek.

"Karena Sehun selalu memesan bubble tea cokelat jadi kedai Airin memberikan bonus untuk pelanggan setia kami. Kau suka kan Sehun?"

Aku tertawa mendengarnya, yang dibalas dengan tatapan menyebalkan khas Oh Sehun. Dan karenanya aku merasa seolah-olah beban yang menghimpit dadaku lenyap.

"So what is going on?"

Aku menyesap cappuccino latteku sebelum akhirnya menatap pemuda jangkung dihadapanku. Duduk diam dihadapan Sehun menjadi salah satu hal yang paling menyenangkan bagiku. Aku tidak perlu berpura-pura memasang topeng ketika bersamanya.

"Apa kabar?"

Sehun mendesah dan menatapku seolah-olah mengerti bahwa aku sedang mengalihkan pembicaraan. Aku memutus kontak mata dengannya sembari menyesap minumanku untuk membasuh kerongkonganku yang mongering tiba-tiba.

Sehun mengubah posisi duduknya, matanya memicing ke arahku. Wajahnya begitu kaku, dan Ia menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan lain "Ada sesuatu yang sepertinya perlu kau jelaskan Nona Jung?"

Aku mulai menghitung waktu, dan menebak-nebak berapa lama waktu yang kubutuhkan untuk menahan jawaban. Namun tatapan keras Oh Sehun membuatku menyerah. "Aku sudah memaafkan Jongin"

Tidak seperti sebelumnya, Sehun mengulum senyum dan aku terjebak dalam tatapannya.

"Syukurlah. Setidaknya aku tidak harus berhadapan dengan dua orang yang paling kusayangi bertengkar"

Paling kusayang adalah frasa yang terus terngiang-ngiang dalam benakku. Kurasakan sekujur tubuhku bergetar.

Dan detik itu pula aku sadar bahwa aku jatuh cinta kepada sahabatku, Oh Sehun.


starlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang