"Kau bagus dalam hal ini, eh?" tanya sebuah suara yang sudah tak asing diikuti dengan suara pintu ditutup.
"Selamat pagi, Healer Clarke," sapaku tanpa menoleh dari kuali ramuan.
"Sudah kubilang, panggil aku Gillian," gadis berambut merah itu memutar kedua bola matanya. "Ah, kau mengabaikan pertanyaanku. Biar kutebak, dulu kau adalah murid paling pandai di kelas?"
Paling pandai di kelas? Tentu tidak ada gelar 'paling' untukku. Oh, 'paling payah dari seluruh keturunan Malfoy' adalah gelarku.
"Tidak, Gillian."
Aku mendapati Gillian tersenyum seraya meletakkan tas tangan di meja kerjanya. "Tentu saja kau pasti pandai. Mereka memberimu hak untuk membuat ramuan. Itu bukanlah hal biasa untuk seorang healer magang," ia mengetuk kuali ramuanku agar perhatianku teralih padanya. Aku menghargai usahanya dengan sebuah anggukan kecil. "Baiklah, aku akan mengecek pasienku dulu. Semoga harimu tidak melelahkan, Calon Healer Malfoy."
Calon Healer Malfoy.
Ya, aku bekerja sebagai healer magang (baca: healer trainee) di St. Mungo Hospital. Butuh dua tahun pelatihan untuk dapat menjadi healer junior. Diriku yang dulu tak pernah membayangkan akan menjadi seorang healer ketika saat itu tugasku adalah untuk melayani The Dark Lord. Father menyebut itu adalah pekerjaan yang mulia, dan sekarang aku mendapat sebuah pekerjaan mulia sungguhan. Menyembuhkan, menyelamatkan, menunda kematian adalah pekerjaanku sekarang.
Sudah sebulan aku menjadi healer magang dan sudah berkali-kali aku ingin mengundurkan diri karena banyak kejadian buruk menimpaku. Beberapa pasien yang kuperiksa ketakutan ketika mengetahui aku adalah seorang Malfoy, bahkan ada yang menyerangku. Sampai kini aku lebih banyak menghabiskan waktuku meramu ramuan daripada memeriksa pasien.
Cih.
Ingat, kalian dapat sembuh karena ramuan yang kubuat.
Tiba-tiba suara pintu terbuka mengagetkanku. "Malfoy, kau ikut denganku."
"Maaf, Healer Klein. Aku sedang meramu ramuan."
Healer Klein adalah seorang healer senior yang ditempatkan di bagian penyakit-penyakit sihir. Ia cukup baik dan ramah. Ia selalu berusaha mendekatkan diri pada setiap healer magang, terutama padaku. Mungkin dia tertarik dengan sesama jenis?
Healer Klein berdecak tak sabar, "Tinggalkan. Aku akan memanggil Dunbar untuk menyelesaikan itu. Sekarang tugasmu adalah menemaniku memeriksa keadaan para pasien di lantai dua." Aku ingin menolak ajakan Healer Klein. "Kita hanya memeriksa pasien anak-anak saja," tambahnya sebelum sempat kutolak.
"Pengecekkan rutin adalah tugas mediwizard," ucapku untuk memperkuat alibi, namun Healer Klein hanya menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum.
Setelah mengambil rekap data para pasien, aku segera menyusul Healer Klein menuju lantai dua: bagian penyakit-penyakit sihir.
Healer Klein tahu kalau aku sedikit—ah, maksudku sangat malas jika harus memeriksa pasien yang 'berumur'. Diperiksa oleh mantan pelahap maut adalah kengerian tersendiri bagi masyarakat dunia sihir. Aku paham.
Pasien 1.
"Selamat pagi, Charles," Healer Klein menyapa seorang anak kecil yang meringkuk di tempat tidurnya.
"Ini sangat gatal, Healel. Kapan aku sembuh?"
"Sebentar lagi. Jangan digaruk. Nanti berbekas dan kau tidak akan tampan lagi."
Aku menyembunyikan decakanku lalu bergabung dengan mereka. Charles melihatku datang. "Siapa?" ia menunjukku dengan jari kecilnya. Tidak sopan.
"Calon Healer Malfoy, dia membantuku hari ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Wounds Have No Sound
FanfictionPOST WAR | DRAMIONE | Harry Potter (c) JK Rowling | Soundtrack: https://www.youtube.com/watch?v=F7B8kddeN1k SUMMARY: Sudah sebulan aku menjadi healer magang dan sudah berkali-kali aku ingin mengundurkan diri karena banyak kejadian buruk menimpaku. B...