Aku pernah menyelamatkannya sekali, saat di Malfoy Manor. Saat itu aku berbohong pada Aunt Bellatrix. Kini pun aku berbohong untuk menyelamatkan Granger.
"Ramuan yang kuberikan padamu tidak berbahaya. Seharusnya kau tahu bahwa itu hanya air. Tak perlu berlebihan. Kalau kau memang tidak benar-benar ingin menggugurkan janinmu, maka rawat lah." aku mengucapkannya dengan datar dan hanya dalam satu nafas.
Tak ada lagi yang harus kusampaikan pada pasien keras kepala ini. Ia tetap duduk diam semenjak sadar satu setengah jam yang lalu. Aku memutuskan untuk keluar dari ruangannya dan ketika aku berbalik untuk mengabarinya sesuatu ia telah menarik selimutnya, meringkuk dan menangis. Bahkan di dalam kondisi seperti ini ia masih gengsi menangis di depan orang. Mungkin karena aku adalah orang yang dia benci.
Sesaat setelah aku keluar dan menutup pintu ruang pasien yang ditempati Granger, tiba-tiba saja seseorang menarik bahuku.
"Bagaimana keadaan-MALFOY?!"
Argh.
Wajah Potter hanya sejauh tiga ichi dari wajahku. Tangannya masih berada di bahuku. Jika orang melihat kami dari sudut yang salah, maka akan terlihat tidak wajar.
Potter menarik tangannya, kedua matanya yang dilindungi kacamata menatapku tidak percaya. "Ternyata apa yang dibicarakan selama ini benar." Itu adalah kalimat yang diucapkan Potter setelah lidahnya tumbuh kembali.
Hn.
Aku tidak terkejut dengan kehadirannya. Healer Klein yang mengabarinya tentang Granger. Harry Potter, saingan terberatku pada saat di Hogwarts dulu. Ia tak banyak berubah. Sekarang dia berdiri di hadapanku dengan mantel hitam yang cukup bergaya dengan lencana auror di dadanya. Sebenarnya aku ingin bertanya satu hal dari dulu. Apa dia tidak pernah berniat mengganti kacamatanya?
"Hermione ada di dalam?" tanya Potter, memiringkan kepala ke arah pintu ruang pasien di belakangku. Aku yakin ia ingin bertanya hal lain.
"Mr. Potter! Sangat kebetulan." Healer Klein menghampiri kami. Ia mengulurkan tangan kanannya dan Potter menyambutnya. "Sebelum anda bertemu dengan Miss Granger, sebaiknya kita berbicara dulu di ruangan saya."
"Uh, yeah." Potter menatapku.
Arlojiku menunjukkan pukul dimana seharusnya seseorang yang bertitel 'Calon Healer' sepertiku sudah berada di rumah, bukannya menghabiskan waktu menemani beberapa rekan kerja sesama healer magang untuk minum di sebuah pub di Diagon Alley.
Tentu saja aku telah menolak ajakkan mereka. Tapi aku mendengar Calon Healer Dillane berbisik pada Calon Healer Pattinson, "Aku bertaruh sepuluh galleon. Malfoy tidak akan ikut dengan kita."
Sepuluh galleon tidak sedikit. Aku menahan untuk tidak menyeringai.
"Bagaimana, Calon Healer Malfoy? Kau ikut?" tanya Calon Healer Holmes untuk terakhir kalinya.
Aku mengangguk seraya memakai mantel. Lalu terdengar suara ringisan Calon Healer Dillane.
Ha ha.
Aku tetap menjaga ketenangan di wajahku.
Lacuna's.
Tempat ini sedang terkenal di dunia sihir. Mungkin karena mereka mempekerjakan squib yang memakai seragam pelayan muggle. Dibandingkan dengan Leaky Cauldron, tempat ini lebih memiliki gaya. Tidak heran Leaky Cauldron tampak sepi akhir-akhir ini.
"Oh Merlin! Aku sudah ke sini sebelas kali dalam bulan ini. Tidak ada kah tempat lain?" keluh seorang rekan kerjaku yang baru saja memecahkan rekor di antara kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wounds Have No Sound
FanfictionPOST WAR | DRAMIONE | Harry Potter (c) JK Rowling | Soundtrack: https://www.youtube.com/watch?v=F7B8kddeN1k SUMMARY: Sudah sebulan aku menjadi healer magang dan sudah berkali-kali aku ingin mengundurkan diri karena banyak kejadian buruk menimpaku. B...