Arta white sebenarnya hanya anak muda biasa seperti anak remaja pada umumnya. Tidak punya kelebihan yang bisa dibanggakan, kecerdasan standar, ketampanan?standar,dia pun tak terlalu tinggi untuk ukuran cowok. Memakai kacamata meski tak ada masalah dengan penglihatannya.
Tapi, hampir setiap siswa-siswi disekolahnya atau bahkan orang disekitarnya sering memperhatikannya, dia bahkan dikejar-kejar anak-anak kurang pekerjaan disekolahnya untuk dijadikan bahan gosip. Dia bahkan tak memiliki satu orangpun yang bisa dijadikan teman, bukan karna tak ada yang mau berteman dengannya tapi, karna dia lebih memilih kesendirian.
Sangat berbanding terbalik dengan sifat mudah bergaulnya, dia sangat mudah beradaptasi, dimana pun, kapan pun, di tempat seperti apapun.
Jadi apa yang membuat seorang Arta White, si orang standar dikejar-kejar orang, dan selalu menjadi perhatian dimanapun dia berada???.
@@@@
Bosan ..
Itulah kata yang sangat mewakili perasaan Arta saat ini, sudah hampir dua jam dia menunggu ayahnya berbincang-bincang, bernostalgia dengan kawan lamanya yang baru ketemu setelah bertahun-tahun itu yang dikatakan ayahnya tadi, 2 jam yang lalu.
Ini adalah hari pertamanya sekolah lebih tepatnya pindah sekolah, tadinya itu yang dia pikirkan, tapi kenyataannya dia sudah menjadi obat nyamuk selama dua 2 jam ini, bukannya ayah harusnya mengurus kepindahanya saat ini? Pikir Arta mulai tak sabaran. Terus orang yang digadang-gadang teman ayahnya itu, yang ternyata kepala sekolah dicalon sekolah barunya ini. Tadi pun dia hanya menanyakan hal yang bahkan tak Arta mengerti bahkan membuatnya geleng-geleng kepala sangking tak mengertinya.
"Ehemm" deham Arta untuk menyela pembicaraan dua sahabat itu. Memang tidak sopan tapi Arta benar-benar sangat bosan.
"Ada apa, ka?" tanya ayah Arta
"Maaf yah, tapi sampai kapan aku akan disini?"
"Hahaha .. kamu pasti bosan ya, mendengarkan cerita orang tua ini," timpal teman ayahnya itu.
Arta hanya meringis saja yang tentu saja mendapat pelototan ayahnya.
" ayolah, yah. Maksudku aku sudah tidak sabar mencari teman baru, ayah tahu kan kita baru tiba kemarin sore. Dan aku belum tahu daerah sini, siapa tahu aku bisa dapat teman yang bisa membantuku mengenal daerah sini" jawabnya sok diplomatis.
Yang hanya mendapat kerutan kening ayahnya, tentu saja ayahnya tahu kalau itu bohong. Ayahnya tahu Arta luar dalam karna hampir sebagian besar hidupnya untuk mengurusi Arta, sejak Eka tak ada. Eka adalah adik perempuan Arta, dia tinggal dengan Yuri,ibu Arta. Orang tua Arta sudah bercerai tapi hubungan mereka baik-baik saja karna orang tuanya bercerai dengan baik-baik. Yang menjadi masalah hanya jarak, semenjak pisah dengan ayahnya ibunya memutuskan tinggal dirumah orang tuanya, dijepang.
Beberapa kali dalam sebulan ayahnya akan berkunjung kejepang hanya untuk melihat putri semata wayangnya, Arta pun hanya kalau ada waktu saja.
" hahaha wah, wah ternyata anakmu ini tak sabar sekolah disini, tunggu aku panggil pemandumu dulu .."
"pemandu?"
"ya dia pasti bisa membantumu mengetahui tentang sekolah ini"
Sebenarnya Arta mau menolak tapi di lain sisi dia memang tak tahu tentang sekolah ini. Sebelumnya ayahnya tak memberitahunya, kalau saja ayahnya memberi tahu lebih dulu pasti dia bisa mencari tahu sedikit-sedikit tentang sekolah barunya ini.
"oh iya ini untukmu" kata kepala sekolah sambil menyodorkan sesuatu pada Arta
" hmm, apa ini?"
"itu? Semacam tanda menpengenal, semacam name tag seperti itulah. Itu tanda kau murid disini" Arta hanya mengangguk paham. Dan mengambil benda kecil semacam badge itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radiation
RandomKetika 'pandangan' dan 'sentuhan' menghalangimu untuk bahagia ...