Semoga nggak ngecewain...
Arta menghela nafasnya untuk yang kesekian kalinya.
Apanya yang menjelaskan? Apa ini yang dimaksud menjelaskan??
Arta menopang dagunya malas dan bosan yang mulai menyerang, matanya melirik tiga orang yang kini tengah berdebat entah tentang apa. Satu cewek diantara mereka meradu mulut dengan cowok yang baru diketahui olehnya kalau Dia itu adalah kakaknya, sedang cowok lain mencoba melerai dua bersaudara itu.
" kalau kalian tak berhenti juga, lebih baik aku balik ke kelas" putus arta dan mulai beranjak dari duduknya.
"JAANGAAANN..." cegah Rita dan mulai menarik celana Arta.
Arta menghentikan langkahnya dan menetap Rita menyelidik,
"ini bukan salahku,. Ini semua salah cowok itu" tunjuknya pada cowok yang kini merapikan rambutnya yang berantakan akibat jambakan maut cewek yang kini menunjuknya.
"Heii!! Dilihat dari sudut manapun kau yang memulainya, Medusa kecil" belanya tak terima.
"itu karna kau duluan yang cari gara-gara denganku, BODOH"
"HEH, Medusa dari sisi mana didiriku ini yang bisa kau katakan bodoh, HA!?"
"Dasar Narsis!!"
Arta memutar tubuhnya.
"baiklah aku pergi, Bye" Arta tak tahu lagi apa yang terjadi yang dia tahu dia mendengar suara geraman cewek dan teriakan kesakitan cowok.
"Monyet, lepaskan betinamu ini dariku kalau kau biarkan kepalaku bisa BOTAK!! –Akhh"
Arta menutup pintu atap itu cukup kesal. Bodoh sekali dirinya percaya akan mendapatkan jawaban dari meraka, seharusnya Dia tahu itu tak akan mungkin. Apalagi mendapat penjelasan dari cewek aneh itu dan Arta yakin sekarang kalau cewek itu bener-benar aneh, sekaligus menulis dalam catatan pengalamanya 'Jangan menjadikannya teman apalagi musuh'
Arta memutuskan untuk kembali kekelasnya Dia masih belum tahu seluk-beluk sekolah ini lebih baik dia kekelas kalau-kalau ada siswa yang bisa memberikanya informasi tenteng sekolah ini. Lebih baik dia tak mengandalkan tiga orang itu untuk mendapatkan informasi, akan kucari sendiri.
Sesampainya didepan pintu kelasnya dia mulai tak yakin. Apa yang harus kulakukan sekarang?? Sepertinya di dalam sudah ada guru pengajar, apa bilang saja dari toilet? Selama lebih dari satu jam? Aku yakin dia tak akan percaya. Buang air besar? Ahh yang benar saja. Emmm... Eh sejak kapan aku memikirkan hal semacam ini kalau ingin masuk ya masuk saja tapi, inikan sekolah barunya hmmm.
Arta masih saja melamun didepan pintu itu dengan berbagai pikiran. Kalau dipikir-pikir aneh sekali dengan ruangan kelasnya ini pikir Arta, sejauh mata memendang dilorong itu hanya kelas yang ada didepanya yang pintunya berwarna merah terang dan berlapis emas pada sisi-sisinya. Ada apa dengan kelas ini??
"Kau masih disini??"
"KYAAAAA..."
Arta berbalik menatap dua orang yang menatapnya dengan ekspresi beragam. Kevin yang menatapnya kaget bahkan sampai mengerjapkan matanya berulang kali. Dan Aro yang sedang menahan sesuatu diwajahnya. Sedang Arta sendiri memegangi dadanya yang kini bergemuruh hebat.
"Siallann, kau ingin membuatku serangan jantung, HAH??"
" 'KYAA' katanya! Manis sekali seperti anak perempuan saja" tawa Aro tak lagi bisa ditahannya. Lucu sekali baru pertama kali mendengarnya cowok berteriak seperti itu bahkan seorang banci saja kagetnya tak selucu itu pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radiation
RandomKetika 'pandangan' dan 'sentuhan' menghalangimu untuk bahagia ...