Darut Taqwa Dan Dr. Johar

883 2 0
                                    

Darrut Taqwa Dan Dr. Johar

****

Digosok-gosok lagi mata itu dengan kedua telapak tangannya. Dia seakan-akan tidak percaya dengan apa yang dilihat dihadapannya kini. Apakah aku kembali ke zaman dinosaurus, ke zaman batu atau zaman purba? begitulah gerutu hatinya. Lalu diseka hidungnya yang berair dengan sebuah kertas tisu dan mencampakkannya ke tepi jalan.

"Assalamu alaykum, tuan..!! Tolong pungut lagi kertas itu. Nanti tuan akan rugi di Akhirat. Sebab kebersihan itu sebagian dari iman." Bunyi satu suara di belakangnya. Ia pun segera memalingkan wajahnya ke arah sumber suara.

Siapa yang telah berani menegurku? Aku Dr. Johar, orang terhebat di negara ini.

"Baiklah tuan...!! Izinkan saya saja yang memungutnya, sebelum Penguasa negeri ini datang. Nanti tuan kena denda," kata seorang anak kecil berpakaian putih dengan serban yang melilit di kepalanya. Dr. Johar membetulkan letak dasinya yang ia rasa kurang pas di lehernya.

"Ah, kalau dia datang biarku sogok saja dengan uang. Mata siapa yang ngak ijo melihat duit gepokan gini??"

Namun, Dr. Johar merasa heran ketika ia melihat bangunan pencakar langit dengan bentuk bangunan yang kokoh. Ada helikopter simpang siur di udara, Bus bergerak dengan leluasa-nya, Kereta api meluncur bagai panah yang dilepaskan dari busurnya. Kesibukan yang tidak biasa dilakukan oleh manusia-manusia saat ini. Namun anehnya, pakaian mereka, tingkah-laku mereka...??

"Ah, di mana aku sekarang ini?" Batin Dr.Johar.

"Hai bocah, Aku berada dimana sekarang ?" tanyanya kepada bocah yang menegurnya tadi.

Anak itu tersenyum. Mukanya cerah dan ceria. Tenang dan bersuara lunak. Apakah dia Aladin dengan lampu ajaibnya?? teka-teki itu terus membuncah di kepala Dr. Johar. Anak lelaki itu membuka mulut hendak menjawab. Belum sempat ia bicara, tiba-tiba datang sebuah mobil sejenis Ferrari, merah metalik. Keluar dua orang lelaki dengan pakaian yang indah. Sorban mereka berwarna hitam bergaris-garis biru.

"Assalamu alaykum....Maaf, tuan. Kami terpaksa mendenda anda. Sebab tuan telah membuang sampah sembarangan. Padahal sudah belasan tahun, tidak ada yang melakukan ini di Darut Taqwa. Kami terpaksa mendenda anda, sebab kebersihan sebagian dari iman. Negara ini sangat menitik beratkan iman. Tuan didenda, 30 kali Tasbih, 30 kali Istighfar dan shalawat 100 kali." Kata petugas itu dengan lembut.

Dr. Johar tersentak. Undang-undang macam apa ini?? Tak ada undang-undang seperti ini diseluruh pelosok dunia yang mengamalkannya. Dia tercengang. Namun egonya membumbung tinggi.

"Bagaimana jika saya bayar dengan uang saja? Sebab saya tak ingin melakukan apa yang kalian suruh. Berapa gaji yang kamu terima perbulan? " tanyanya angkuh.

"Tuan, kita bekerja karena Allah, bukan karena gaji. Lagipula uang tak ada harganya di zaman ini. Semua hanya dipandang sebagai alat, bukan utama," jawab petugas berjanggut dan berjambang itu, tenang.

"Maafkan kami, tuan. Kami ingin bertanya sedikit. Kenapa tuan memakai pakaian zaman dulu? Darimana tuan mendapat pakaian seperti itu ?" Tanya petugas yang lainnya.

"Aku yang gila, atau mereka yang gila?" Batin Dr. Johar. Dia berjalan ke arah mobil Ferrari merah metalik itu. Melalui kaca spionnya ia melihat penampilannya dengan jelas. Tidak ada yang salah? Dasi, kemeja dan jasnya masih rapi dari merk terkenal yang mahal, Pierre Cardin. Sepatunya hitam berkilat dari merk Bally. Ah! Aku masih unggul. Lelaki tampan, dengan lambang status dan kesuksesan yang tinggi. Mereka yang kolot dan ketinggalan zaman.

"Anak muda, pakaian saya ini adalah pakaian para pejabat, pakaian anggota legislatif dan saya adalah orang besar di negara ini. Saya sudah keliling dunia dengan pakaian ini. "

Bunga Emas (Kumpulan Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang