Pangeran Kodok

1K 2 1
                                    

PANGERAN KODOK

“ Ayoo kesini! Cepaaaat !” teriak Farhan mengagetkanku.

            “ sebentar, rambutku belum diikat tau!” teriakku tak mau kalah.

Ia pikir hanya ia saja yang sibuk di dunia ini? Aku juga sibuk ! ia benar-benar tak peduli kesibukanku. Dasar teman  tak tahu diri, so sibuk sendiri. Menyebalkan.  Tapi dialah satu-satunya temanku di dunia ini. Mohammad Farhan. Bocah lelaki berusia 2 tahun di bawahku. Sekarang aku berumur 11 tahun. Aku duduk di kelas V SD, jadi dia baru 9 tahun dan baru duduk di kelas III.

Anaknya ceriwis bahkan cenderung menyebalkan. Aku suka kesal dibuatnya, dengan kejailan dan keisengannya. Tapi dialah satu-satunya temanku didunia ini.  Aku selalu bahagia bersamanya, biarpun sedikit menyebalkan, tapi dia juga menyenangkan. Bahkan dialah yang sering mengikat rambut panjangku, setelah ibuku tentunya. Aku masih belum rapi kalau mengikat rambutku sendiri.  

“ wooy  Raya, cepaaaat sini!” ia masih saja berteriak heboh sekali. aku segera menghampirinya. Farhan tak sabar , sosok itu menghampiriku dengan berlari. Cepat sekali. tangannya langsung menggapai tanganku. Ia menarik tubuhku secara kasar. Refleks kutepiskan tanganku. Namun pegangannya malah semakin kuat. Aku pasrah. Kuikuti saja langkahnya. Kakiku  tak dapat menyamai langkah lebarnya. Padahal kakiku lebih besar dari kaki Farhan. Namun langkahku tak selebar langkah temanku itu. Apa karena aku perempuan?  Aku tak tahu.  Aku memang lambat sekali. padahal aku anak yang normal. Kedua kakiku normal, tapi langkahku tak secepat temanku itu.

“ tuuh…lihat! ” katanya penuh semangat.

“ lihat apa? ” 

“  kodok ”, katanya kalem sambil tersenyum jail. Aku tahu pasti kali ini ia akan memberiku hadiah aneh bin sinting. Kemarin aku ulang tahun dan dia berjanji akan memberiku hadiah teristimewa sepanjang masa, dan aku yakin hadiah itu adalah binatang menjijikan berwarna hijau dan jelek sekali itu. kodok!

“ Farhan, aku tak suka kodok tau! Jijikk…hiiii”  aku bergidik geli.

“ heyy…dia lucu! hahaa ”  katanya dengan senang. Aku makin jijik melihat kodok itu. Kupandangi wajah teman didepanku yang tersenyum riang, aku juga jijik melihatmu tertawa seperti itu kawan. Batinku. Kupandangi lagi binatang kecil yang suka melompat-lompat itu. Dia memang lucu kalau hanya gambar kartun seperti buku-buku tulis “ san-san wawa_ku”. Tapi ini adalah binatang asli, kulitnya yang kasar, mulut lebarnya, mata besarnya melihat kearahku. Aku pikir sekarang binatang itu sedang mengejekku. Ia pasti tertawa melihat ketakutanku.

Farhan melepaskan tanganku. Ia menghampiri kodok itu. Perlahan tangannya menggapai binatang berwarna hijau itu. Aku mual melihat adegan itu. Benar-benar menjijikan! Binatang itu mulanya melonjak ingin pergi tapi tangan si Farhan terlalu cekatan menangkapnya. Kayaknya kodok itu meronta-ronta minta tolong pada teman-temannya.  Namun sayang cengkraman Farhan terlalu kuat dan hebat, sehingga sang kodok tak dapat berbuat apa-apa. Aku menelan ludahku sendiri. Jijik sekali sekaligus kasihan melihat kodok itu sengsara dalam tangan mungil si Farhan.

“ sabaaaar ya kodoook”  kataku dari kejauhan.

“  ah ! gak apa-apa kok. Dia senang jadi temen kita” kata Farhan

            Ia menghampiriku. Pelan-pelan ia berjalan ke arahku. Ditangannya masih terdapat kodok berwarna hijau itu. Farhan benar-benar akan memberikan kodok itu untukku! Aku bergidik jijik. Kakiku melangkah mundur. Aku berniat akan kabur dari tempat ini.

            “ ayo coba pegang! dia ingin kenalan denganmu.” Farhan berkata serius. Ia menyerahkan kodok itu padaku. Aku melihat makhluk menjijikan itu sekilas. Matanya melotot ke arahku. Mulut lebarnya dengan dagu yang kembang kempis seperti orang gondongan. Hiiiiyy menjijikaaaaan!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2011 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bunga Emas (Kumpulan Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang