Bunga Emas (Kumpulan Cerpen)

2.4K 4 7
                                    

Violet Violeta

Penulis : Mata Malaikat

Untuk Ebook : Di Bawah Lingkaran Matahari

Malem minggu euy..... Ngadate ah ma bokin. Biar duit garing, gajian pending yang penting gue kagak pusing. Kan kata Bang haji Oma Irama juga, satu hari didalam satu minggu, kita gunakan untuk bersantai. Nah, besok kan libur, jadi ni malem mau gue pake acara nonton di bioskop twenty one bareng bokin gua si Adel. Rencananya sih mau nonton film romantis atau animasi, action juga boleh. Tapi kok semua studio muter film "Horno" alias horor porno ya???

Itu loh film yang sekarang lagi booming di negeri kita. Kayaknya para pembuat film dah keabisan ide bikin film yang bagus dan bermutu apalagi yang mendidik, jadi deh bikin film yang tiap orang berfantasi ngeres, menyebar takhyul, menebar kemusyrikan. Lalu manfaat yang didapat setelah nonton film seperti itu apa yua?? Nyaris gak ada kecuali jadi ngebet pengen gituan, jadi penakut and terakhir menjadi musyrik. Okelah, kalo dah punya bini mungkin bisa gituan ma bini. Lha kalo single kayak gue?? Bisa-bisa Kambing tetangga digituin. Parrrrah...!!!

Dengan sengaja para rumah produksi film ngedatengin artis-artis porno dunia kayak Miyabi, Rin Sakuragi, Sora Aoi mpe Sasha Grey. Tentu bukan tanpa tujuan apalagi dengan biaya yang gak sedikit. Tujuan utamanya mungkin nyedot jumlah penonton dengan cara menjual lekuk tubuh wanita yang seharusnya ditutupi, bukan malah dijadikan aset, diobral demi lembar-lembar rupiah. Tapi mereka lupa ma dampak yang akan terjadi setelah film tersebut selesai ditonton orang. Tujuan lainnya mungkin untuk menginspirasi artis-artis lokal untuk berani liatin onderdil murahnya kayak artis-artis luar itu. Makanya tak heran artis-artis lokal yang udah terinspirasi artis asing berkomentar demikian untuk keberaniannya telanjang di depan kamera.

"Ah justru saya menilai itu sama sekali gak porno, tapi lebih kepada artistik dan profesionalisme pada pekerjaan. Soal gelar Bom Sex yang dilontarkan masyarakat, saya gak risih, Justru saya bangga. Menandakan saya berhasil dalam bidang ini."

Naudzu billah..... Up to u lah, ntar juga loe bakal faham apa itu artistik dan kebanggaan, jika hari pembalasan tiba, dikala Allah memberi keputusan yang seadil-adilnya. Kebanggaannya ini akan menyeretnya pada kesengsaraan yang abadi.

Mirisnya film ini dibikin dan diputer disebuah negara yang "katanya" mayoritas muslim terbesar dunia. Tanpa kehadiran film-film gitu aja, akhlak umat negeri ini dah zuper duper error, apalagi diprovokasi ma film gituan, jadi error kwadrat deh.

Pemerintah?? Diem aja tuh!!! Mungkin setuju jika dampak film ini membuat rakyatnya tambah ngaco, toh mereka juga bisa liat paha mulus artis dengan gratis, plus pajak yang lumayanlah buat inceran korupsi nanti. Liat aja perzinahan merajalela, trafficking (penjualan wanita) banyak, video-video mesum lokal menjamur, ini satu dari jutaan dampak yang ditimbulkan film-film sejenis itu dan pemerintah bangga (?) bahwa inilah kesuksesan mereka dalam membawa bangsanya ke muka dunia. Ueeek...!! Amit-amit.

Jerit ulama dan para agamawan yang melihat fenomena ini tak didengar, mereka malah diobrak abrik dan organisasinya diancam akan dibubarkan. Padahal mereka menginginkan rakyat ini berakhlak. Persetan dgn film-film, mau go international atau tidak toh rakyat negeri ini gak perlu itu. Negara lain pun bisa maju dan sejajar dengan bangsa lain, malah rakyatnya sejahtera tanpa film yang go go international, apalagi telanjang-telanjangan.

Kenapa sih bangsa kita doyan banget makanin kulit dari pada isi?? Bokepnya dicontoh, tapi kualitas cerita, efek, de el el nya kagak... Aneh ah...!!

"Astaghfirullah.... Ampuni kami yang lemah ini, Allah. Sadarkan hati mereka pada syariatmu dan jangan luapkan amarahmu pada kami yang lemah. Sesungguhnya kami termasuk orang-orang yang takut."

Biar irit biaya gua terpaksa milih jalan kaki, toh gak jauh ini. Meski gerimis mengundang, demi cinta abang pasti datang sayank.......

"Ugghh....!!! Tengik ni sendal malah putus. Mana becek lagi. Terpaksa deh nyeker. Sambil nyari warung yang jual sendal." sungutku sambil melemparkan sendal jepit karet merk Swallow itu ke tempat sampah yang terletak disebrang jalan tanpa liat kanan kiri, maklum hari dah mulai gelap and gue juga rada buru-buru, takut si yayank marah.

Bunga Emas (Kumpulan Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang