Chapter 8

29 2 2
                                    

Sesampainya Divia ke rumah harry. Dan langsung menghampirinya di lantai 3 seperti biasanya mereka berkumpul

"Harry kau begitu kesal ya sama divia" tanya niall

Divia saat itu sedang berada di belakang harry yang sedang duduk di sofa sambil mendengarkan mereka bercerita. Sedangkan louis,niall,dan liam sudah mengetahui keberadaan divia

"Aku sangat marah padanya,aku membantunya tapi di marah marah padaku" jawab harry sambil kesel

"Kalau begitu. Seandainya divia minta maaf kau akan maafin dia?" Tanya liam

"Ya tidak"jawab harry santai

"Jika dia datang kesini kau bakal suruh dia masuk?"tanya louis

"Ya tidak! Bahkan aku mengusirnya. Aku sedang marah pada dia. Lagian kalian kenapa bicarain dia buat apa?" harry bangkit dari tempat duduknya dan ketika harry menoleh ke belakang. Harry tidak sadar bahwa di belakangnya divia berdiri tegak. Harry langsung marah marah pada the boys

"Kenapa kalian tidak bilang kalau dia berada disini" sambil melempar bantal ke wajah niall

"Lalu kau tidak mengusirnya sekarang?" Ucap louis sambil melecehkan

"Diam kau!"

"Divia apakah kau sudah lama disini?" Tanya harry ketakutan

"Sudah lama. Aku pergi dulu ya"

"Eeee jangan dong" harry melarangnya

"Apakah jika aku minta maaf bakalan kau maafin" ucap divia sambil ketakutan dan nunduk

"Tergantung mood aku. Kalau moodku bagus ku maafin kalau tidak ya sebaliknya" harry senyum senyum

"divia lucu ya kalau lagi ketakutan" ucap harry di dalam hatinya

"Jadi moodmu sekarang sedang bagus atau buruk?" Tanya divia dengan polos

"Bagus"

Mendengar perkataan yang keluar dari mulut harry. Divia langsung mengeluarkan apel yang ada di kantongnya yang sedari tadi ia pegang

"Terima la permintaan maafku hazz"

"Haha apa apa an ini" harry mengambil apel tersebut lalu membuangnya ke hadapan liam. Lalu liam menangkapnya

"Kau menerima apelku berarti kau sudah maafkanku. Aku malu berada disini aku pulang dulu ya. Good night"

"Apa kau bilang aku memaafkanmu? Tidak. Aku akan memaafkan mu jika kau melakukan syarat yang aku sebut"

"Syarat apa lagi hazz!" Divia mengeluh

"Syaratnya 1.kau harus menciumku ditempat umum" karena harry tau divia tidak suka berciuman di tempat umum

"No hazz aku tidak bisa melakukannya"

"Ke dua. Aku harus kau izinin tidur dirumahmu"

"Harry kau sudah gilak ya!"

"Tidak vi aku masih waras. Yang terakhir kau harus jadi istriku"

"Iya aku cuma bisa nurutin hal yang ke tiga. Tapi masih lama lagi dan bukan sekarang"

"Really? Kau mau menikah denganku suatu saat? Kau bisa pegang janji itu? Oke syarat 1dan2. Aku sudah anggap kau sudah melakukannya"

"Aaaaa harry makasihh" divia memeluk harry

"Kau memaafkan dia hazz! Owh. Kau lelaki yang pembohong ternyata ya" ucap louis

Harry mengajakku ke kamarnya

"Jadi kau sudah tau ceritanya semua?" Harry sambil menutup pintu kamarnya

"Iya aku udah tau kok. Ternyata kamu baik banget ya.zayn ternyata yang salah" divia duduk diranjang harry

"Hmm ya gitu"

"Hazz! Kenapa tempat tidurmu gak pernah rapi sih? Sudah seratus kali aku masuk kedalam kamarmu tapi sama juga berserak kayak kapal pecah" divia sambil merapikan tempat tidur. Setelah tempat tidur harry bersih,divia berbaring di ranjang harry

"Kau memang istri idamanku vi" harry membaringkan tubuhnya di ranjang. Dan saat ini mereka sedang tatap tatapan. Seperti hal biasa yang Harry lakukan. Ya! Dia mencium divia dengan penuh romantis

tiba tiba Niall masuk dan membuka pintu kamar harry tanpa mengetuk terlebih dahulu. Harry dan diviapun terkejut lalu melepaskan ciuman mereka.

"Aduuuh maaf ya hazz jadi terpotong. Aku hanya ingin meminjam kunci mobilmu. Aku lapar"

"Itu ambil aja dilaci. Cepat ya aku mau antar divia pulang"

"Okee"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 13, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Same Mistakes > Harry StylesWhere stories live. Discover now