Part 10

3.6K 148 3
                                    

Hai, eperibadi. Sehat yak? Sehaaatt. Bagus!
Saya harus mengakui dosa terlebih dahulu.
Jadi bab ini SEBAGIAN besar tulisan teman saya berikut idenya (TOD) tapi tetap dalam bimbingan dan seijin saya. Kenapa begitu? Karena teman saya lagi gatel tangannya kenak cacar api (cacar air terlalu mainstream). Dia kesal karena saya kehilangan gairah untuk kelanjutan cerita ini dan akhirnya dengan sedikit perbincangan yang alot, saya ijinkan dia membantu saya. Setelahnya saya edit tipis2.
Tolong, hakimi saya dengan vote dan kommen kalian, readers!

Bab ini saya dedikasikan untuk teman yang merangkap fans setia saya naae226 . Thank so much darl *kecupmanja*
Oya, fans saya ini juga punya lapak dengan judul "tiramssu". Ceritanya keren dan lebih bagus dari cerita saya. Percaya saya deh! Saya yang gak percaya diri saya sendiri hehehehe.
Oh too much talk ya? Maafkan.
Here we go. Enjoy it!.

* * *

Aku berkomat kamit saat berjalan menuju ruang tamu nana, kulirik bumi yang berjalan dengan tenang. Huft, semoga saja ini berjalan baik-baik saja. Semoga aku tidak menerima amukan dari siapapun setelah dua minggu yang lalu aku tidak datang dan sekarang aku datang dengan bumi which is seseorang yang membuat mereka semua marah karena meninggalkanku tanpa sebab.

"Hallo guys " Sapaku menghambur bersama nana dan laura yang sedang mengoleskan masker berwarna kekuningan. Nana memasang wajah sok cuek dan laura hanya tersenyum karena bermasker.

"Aku kira kamu lupa jalan rumahku. Mana pizza extra largenya eh?" sindir nana melipat tangannya di depan dada. Aku tertawa dan melambaikan tangan pada bumi yang asyik berbincang dengan kenzo.

"Hai, na. Masih ingat aku ?" Bumi mengeluarkan senyum mautnya, nana mengerutkan dahinya dan "Ya ampun! Bumi? ingat banget lah" Aku melongo, belum selesai itu, laura terbangun dan berdiri dihadapan bumi menunjuk nunjuk.
"Huhi hu haha har?" Bumi menahan tawa mendengar laura berbicara dengan bahasa planet luar. "Cuci muka dulu sana." Usirku mengambil kantong plastik yang di bawa bumi. Aku menghela napas lega, syukurlah apa yang aku bayangkan tidak terjadi. Malah dengan antusias nana dan laura tertawa bercerita bersama bumi.

"Oh ya, ini aku bawain kripik kentang kesukaan kalian. Aku masih ingat kan" Bumi menyodorkan kantong plastik besar kepada mereka.

"Makasih ya, mi. Aku kira kamu sudah lupa sama kita" kata laura mengambil toples besar dan menuangkan isinya kedalam. Aku mengambil duduk disamping kenzo yang sedang membalas pesan.
"Kamu nggak kangen aku nih?" aku menjawil lengan kenzo dan menyandarkan kepalaku pada bahunya.
"Gimana ceritanya kalian bisa ketemu lagi?." tanya kenzo pelan, aku tertegun dan menegakkan dudukku. "Nggak mau cerita sekarang nggak papa. Aku lumayan kaget aja lihat dia datang bersamamu." Lanjut kenzo mengangkat bahu acuh mengambil sepotong pizza dengan berbagai toping yang menggoda.

"Kalian masih suka kumpul seminggu sekali ya." Ujar bumi melihat sekeliling ruang tamu nana. Nana mengangguk antusias.

"Tentu saja. Kamu sih dulu mendadak ngilang. Bikin anak orang panik. AW !." dasar nana, tidak bisakah dia menyimpan rapat rahasiaku. Iya rahasia !. Nana mengusap paha yang baru saja aku cubit, dia cemberut dan beranjak menuju dapur.
"Ohya? Memangnya siapa yang panik na?" Teriak bumi melirikku, aku memutar bola mata malas.

"Lets Play the game !" Nana mengacungkan botol syrup di tangan kanannya dan botol air dingin di tangan kirinya. Aku mendesah malas, ini pasti cara nana membalas dendamnya padaku. Dasar !.

"TOD ?" tanya bumi melepas jasnya dan menyampirkan di pundakku. Hah, apa-apaan!. kulempar jas mahalnya ke sofa.

"Yeah, Truth or Dare."
Nana menaik-naikkan alisnya, sungguh aku sangat menghindari permainan ini sejak sebulan kepergian bumi. Karena saat itu aku memilih truth tanpa tau efeknya dan bodohnya kenzo memintaku menceritakan keadaanku setelah ditinggal mendadak oleh bumi. Disitu air mataku berurai derasnya. Hingga semua memelukku dengan kenzo yang menyatakan permainan berakhir. 

Mau tidak mau aku pun mengikuti permainan mereka. Kami duduk melingkar dan botol syrup di taruh ditengah. Aku diapit nana dan laura, kenzo lalu bumi pas didepanku. Kenzo mulai memutar botolnya, kepala botol untuk korban dan belakang botol untuk penanya.

Drrrrt ! Srrt !

Kepalanya terarah pada laura dan belakangnya pada kenzo. Laura mengusap wajahnya, ini kabar buruk untuk laura. Kenzo mengusap kedua telapak tangannya dan tersenyum jail.

"So, truth or dare?" Tanya kenzo menatap laura antusias, laura menjawab dengan malas.

"Truth!" Bahu kenzo terkulai lemas, "Berapa kali kamu kentut di tempat umum?" Laura mendelik, kami tertawa melihat wajah laura, "ugh. Aku tidak pernah melakukan hal menjijikkan seperti itu, kenzo. Please tanyain itu sama nana atau asfa"

"Hei, itu dulu !." sahutku cepat, iya itu dulu. Kebiasaan yang tak perlu dibanggakan.

Kami mulai larut dalam permainan wajah nana penuh dengan masker sisa laura yang di campur kecap itu hukuman dari bumi yang gagal menjalankan dare, laura rambutnya yang lurus sempurna mendadak menjadi keriting gantung, yeah itu ulahku. Hidung mancung kenzo memerah karena penjepit baju yang nana taruh. Aku hanya mendapat coretan kucing di mukaku.

"Ini terakhir !  Ayo putar botolnya" nana memutar botol antusias, mendadak jantungku berdegup cepat, botol mulai berputar perlahan melewati kenzo, bumi, laura dan SIAL ! kepala botol kearahku dan Double SIAL ! Belakang botol ada pada bumi.

"Asik " pekik laura kegirangan, nana bertepuk tangan, kenzo hanya tersenyum menenangkanku. Bumi menatapku dengan mata tajamnya.

Tanggakapan yang bagus, botol sialan!. batinkku merutukku kesialanku.

"Truth or Dare?" tanya bumi tenang.
Aku menghela napas berat dan menjawab "Truth" Oh, aku melihat kilatan cahaya kemenangan dimata tajamnnya.
Bumi berdeham, "Jadi tolong katakan padaku seberapa besar kamu merindukanku ketika aku meninggalkanmu?" Bumi mengucapkan tantangannya dengan satu tarikan napas, jantungku berdegub lebih kencang. Sial sial sial ! Suasana mendadak hening.

Aku membuka mulutku ingin mengucapkan sesuatu tapi suaraku tak berhasil keluar sama sekali. Aku mengatupkan bibirku kembali. Menyerah.

Menahan tanganku melambai ke kamera. Oya, mana kameranya, kameranya mana?

"Cukup. Aku nyatakan permainan ini selesai" kata kenzo lantang. Aku melihat laura dan nana menggumam setuju. Bumi mengerutkan dahinya. Membuka mulut protes yang langsung dibantah tegas oleh kenzo.

"Aku. Bilang. Selesai. "Ucap kenzo menekan setiap katanya.
Bumi menggeram ditempatnya. Menatap kenzo marah. Kenzo pun tak mau kalah. Dia mengeluarkan wajah seramnya.

"Hey kenzo. Tenanglah" ucap nana. Laura mengusap punggung kenzo pelan.

Aku menatap mereka bergantian. Aku bingung harus menenangkan siapa. Bumi yang masih emosi dengan mata membaranya seakan siap menerkam siapapun didepannya. Aku yakin dia susah payah menahan amarahnya. Lelaki yang meminta kesempatan kedua dan baru saja melempar pertanyaan konyol yang berujung pertempuran. Disisi lain kenzo, sahabat terbaikku. Dia tahu betul efek yang ditimbulkan dari pertanyaan bumi. Dia hanya ingin menyelamatkanku. Aku juga tahu dia pasti menahan emosinya semenjak melihat bumi dibelakangku saat dia membukakan pintu.

Aku melihat nana dan laura sibuk meredam emosi kenzo dengan mengusap punggungnya pelan.

Argh...aku ingin menangis saja kalau seperti ini.
Kenapa sesulit ini ?

Aku mengembuskan nafas kasar.
Menggeser dudukku kesebelah bumi. Ya, aku memilihnya. Karena aku yakin kenzo sudah tenang ditangan nana dan laura.

"Bumi" panggilku pelan. Nafasnya memburu keras.
Aku meletakkan sebelah tanganku ragu diatas punggungnya. Mengusapnya perlahan.
Badanya yang bergetar dalam amarah seketika melemas tenang. Aku bisa merasakannya diujung jari-jariku.
Menoleh padaku. Tersenyum samar seditik kemudian. Aku masih bisa melihat amarah dikedua matanya.
Aku tau dia sudah tenang. Dia pasti bisa mengendalikannya.

Aku membalas senyumnya. Tanganku yang masih mengusap punggungnya diambilnya dan menyatukannya dengan tanganku satunya. Mengenggamnya dan memerasnya pelan. Mengucapan terimakasih tanpa suara. Aku senang. Dia sudah kembali.

ComebackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang