Part 7

2.7K 162 18
                                    

Desclaimer: This Plot is Mine!


-

"Sooyoung-ah... kau dimana???" racaunya beberapa kali sambil menunggu jawaban dari sebrang sana. Sudah lima kali dia coba menghubungi istrinya itu, tapi jawabannya tetap sama: nomor yang anda tuju, saat ini tidak dapat menerima panggilan.

Bayangan cerita Seohyun, 3 bulan lalu, tentang masa lalu Sooyoung enam tahun silam itu membuatnya selalu was-was jika saat memanggil istrinya tersebut tak menerima sahutan apapun. Oh Tuhan, dimana kini dia harus mencari?

Dia menghubungi kediaman Choi, menanyakan apakah istrinya itu sempat bermain kesana, ternyata jawabannya nol besar. Saat ditanya ada apa sebenarnya, dia hanya menjawab, tidak ada apa-apa. Begitu pun ketika dia bertanya pada keluarganya, kediaman Cho. Sempat dia hubungi Seohyun, tetap tak ada jawaban yang sesuai dengan harapannya. Alhasil, kini dia mengguyur wajah putih pucatnya dengan air mata kekhawatiran.

Kyuhyun segera menggamit jaket yang sempat dia letakkan di sofa tadi, kemudian langsung menyambar kunci mobil dan hendak meninggalkan apartment untuk mencari Sooyoung. Namun, saat dia membuka pintu utama, dia berhenti seperti patung. Yeoja yang sedari tadi membuatnya gila, stress, dan dilanda jutaan kekhawatiran, kini sedang berdiri dengan wajah datar khas yeoja itu. Tepat di depan pintu utamanya.

"Oppa, waegeuraeyo? Gwenchanaeyo? Ap-"

GREBB!!

Kyuhyun memeluknya erat, sangat erat. Tangisannya kembali runtuh membasahi wajah hingga jaket yang Sooyoung kenakan. Yeoja yang dipeluknya merasa bingung, tapi tetap membalas dekapan posesif itu.

"Kau tak ijin denganku. Sudah kukatakan, ijin dulu sebelum kemana-mana. Telepon atau kirimkan aku pesan jika memang aku tak berada didekatmu saat itu. Kau membuatku nyaris mati mengkhawatirkanmu, Bodoh!" cuap emosi Kyuhyun.

"Jeosonghamnidha~ Jeosonghaeyo~" lirih Sooyoung beberapa saat kemudian.

Kyuhyun sudah mulai bisa bernafas lega. Dia menggandeng tangan istrinya masuk kedalam. "Maafkan aku sudah membuatmu khawatir. Aku hanya ingin membeli ramyeon di sebrang jalan." Jelas Sooyoung lagi.

Kyuhyun memeluknya lagi. "Kenapa tidak menghubungiku untuk dibelikan? Kau tahukan ini jam pulang kerjaku?" Sooyoung mengangguk dan berani menghusap punggung bidang suaminya. "Nan Gwenchana~" lirihnya.

"Soo, lihat mataku!" pinta Kyuhyun yang sudah menangkup kedua bahu Sooyoung. Dan apa yang dia katakan selalu dituruti oleh yeoja itu. Kedua pasang mata itu saling menatap dalam satu sama lain. "Sekarang, sebelum kau menyiapkan makan malam, aku minta ketenangan darimu. Aku benar-benar kacau tadi, jadi sekarang beri aku sebuah ketenangan yang bisa mem-"

CHU~

Mata Kyuhyun berkaca-kaca mendapati sepasang mata didepannya sedang terpejam. Bisa dia rasakan elusan hangat menyenangkan ditengkuk dan di punggungnya. Perlahan, matanya pun ikut terpejam dan mengambil alih kekuasaan jalan lumatan manis antar bibir itu.

"Hahh..." desah Sooyoung setelah mengakhiri lumatan dan pagutan lama itu. Dia melihat suaminya tersenyum tenang. Dia pun ikut tersenyum. Meraih wajah sang suami dan mengecup bibir suaminya singkat. "Mandilah, aku tunggu kau di meja makan, euhm...?" tawarnya.

Kyuhyun tersenyum dan mengangguk cepat. "Ya, aku akan mandi cepat. Gomawo, aku bisa merasakan ketenangan yang melegakan..." kemudian cepat-cepat beranjak memasuki kamarnya.

Sooyoung tersenyum ditengah genangan air matanya. "Mianhae... aku belum menyerahkan diriku secara utuh. Tapi aku akan tetap berusaha... sabarlah oppa~"

-

Malam semakin larut. Namun, keduanya tampak sulit meringkuk nyenyak. Sesuatu membuat mereka terdampar pada situasi hening. Hingga akhirnya Sooyoung bersua, "Oppa~" Kyuhyun menoleh, "Ehm...?" gumamnya, menjawab Sooyoung. "Kau belum tidur?" kini Sooyoung mulai menyerongkan posisinya hingga menghadap pada Kyuhyun. Yang ditanya hanya menggeleng pelan. Dan kini mereka saling berhadapan diatas ranjang.

"Oppa..."

"Ya?"

"Mianhae..." Sooyoung mulai merasakan panas di matanya.

"Mwoga?"

"Aku belum bisa menjadi istri yang baik untukmu." Kyuhyun terdiam, bungkam, dan tak tahu harus menjawab apa. Ingin dia bantah, tapi bibirnya tak bergerak, lidahnya kelu, kala menatap wajah sedih didepannya. "Andai kejadian pahit itu tak terjadi, andai aku tak memikirkan hal itu, andai aku bisa melupakan segalanya, andai aku kuat, andai aku mampu memutar waktu, andai-"

"Shhht..." Kyuhyun merengkuh tubuh kurus istrinya dengan jemol kiri yang aktif mengelus dasar bibir yeojanya. "Andai kau tak mengalami itu, mungkin kau akan menikah dengan lelaki itu dan tak akan pernah bertemu denganku. Jika itu terjadi, aku tak akan mau dijodohkan dengan siapapun. Lambat laun, bisa-bisa aku jadi perjaka tua. Kau tega aku seperti itu?" candaan Kyuhyun yang ternilai masuk akal itu membuat Sooyoung tersedak antara tawa dan tangisnya. Hal itu membuat Kyuhyun gemas dan semakin menenggelamkan tubuh kurus istrinya kedalam ruang lingkup hangatnya.

"Aku, menikahimu dengan sepenuh hatiku. Walau awalnya hambar, tapi kita berdua mengisinya dengan rasa perhatian, rasa rindu, cemburu, marah, hingga namamu memenuhi seluruh ruang pernafasanku." Kyuhyun semakin mengeratkan dekapannya, bahkan kakinya melilit di tubuh kurus tersebut.

"Tiga bulan kita bersama. Aku masih ingat kalimatmu dihari pertama dulu. Cinta bisa tumbuh dengan adanya interaksi yang lebih. Dan aku... percaya akan hal itu karena kini aku mengalaminya." Kyuhyun tersenyum merasakan dekapan erat sang istri. Dan dia ingin melanjutkan seluruh isi hatinya.

"Ribuan kehangatan hanya dengan dekapan seperti ini, sudah membuatku tenang. Ribuan ciuman dan kecupanmu sudah membuatku senang. Mungkin disaat kita sudah harus melakukan hal wajib itu, maka aku akan menjadi pemenang."

"Menuju kemenangan tidak mudah. Butuh perjuangan dan kerja keras antara kau dan aku. Jadi, kau tak perlu memikirkannya, karena secara tidak langsung, saat ini kita sedang bertarung melawan segalanya. Ketika hari itu tiba, maka aku akan memiliki ini," dia menyentuh tepat ditengah dada Sooyoung setelah meregangkan dekapannya. Tepat disisi jiwa istrinya. Tangannya meraba keatas dan mengelus seluruh bagian wajah istrinya, "semua ini..." kemudian kembali mendekap erat tubuh kurus itu, "semuanya... yah, apa yang aku genggam saat ini. Semuanya akan jadi milikku. Karena pada saat itu, aku telah menjadi pemenangnya." Lalu kini menatap kedua manic mata Sooyoung lekat-lekat.

Mata besar Choi Sooyoung berkabut, mengeluarkan Kristal, dan perlahan melumer menjadi titik-titik air. Dengan sekuat tenaga, sepenuh hati, dan sepenuh jiwa, Sooyoung berseru lirih, "Saranghae Cho Kyuhyun~ Jongmal Saranghae"

Kyuhyun terharu mendengar hal itu. Ini kali pertamanya Sooyoung menyatakan hal itu. Yah, selama ini hanya dia seorang yang mengatakannya. Namun kini, dengan tulus Sooyoung lah yang mengucapkannya.

"Kurasa aku sudah jadi pemenangnya, sayang." Kembali mendekap tubuh kurus itu dengan erat, "Nado Saranghaeyo~" ujarnya dengan mata yang tertutup dan dekapan yang hangat.


-

Next?

Voment please... ^_^


Marry Me by Your Heart - KyuYoung FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang