JEFF THE KILLER : TRIUMPH OF EVIL - CHAPTER 01 (ORIGINAL SERIES)

4.5K 181 0
                                    


Jenna melangkahkan kakinya dengan enggan di kegelapan malam. Hari sudah terlalu malam baginya untuk berjalan sendirian di tengah hutan seperti ini. Ranting-ranting kering di atasnya tampak seperti jari-jari kurus yang seakan-akan hendak mencengkeramnya.

Dia hampir melompat ketakutan mendengar suara berisik pelan di belakangnya. Apa itu? Apa itu suara binatang liar? Apa itu suara langkah kaki? Apa ada yang sedang mengikutinya?

Gadis itu memutuskan untuk mempercepat langkah kakinya. Ia bahkan mulai berlari, namun kakinya tersandung akar pohon yang mencuat dari dalam tanah. Iapun jatuh terjerembap ke tanah.

Wajahnya tak sampai menghantam tanah, namun ia mendengar suara itu makin mendekat. Ia tak sempat membersihkan daun-daun kering yang menempel di rambutnya dan segera berdiri, bersiap untuk kembali berlari. Namun sebelum ia sempat melangkahkan kakinya lebih jauh lagi, tiba-tiba ia melihat sebuah bayangan hitam menutupi jalan di depannya.

Tentakel-tentakel keluar dari sosok hitam yang sangat tinggi itu.

"KYAAAAAAA!!!!"

"CUT! CUT!" seru Leo pada semua orang. Brian berhenti merekam dengan kamera.

"Theo! Dimana efek suaranya? Bukankah sudah kubilang saat tentakel-tentakel itu bergerak seharusnya ada efek suara yang menyeramkan?"

"Maaf ... maaf ..." Theo segera keluar dari semak-semak dan memeriksa kostum pemeran Slenderman. "Aaaah ... pantas." katanya, "Jessica nggak memakai bajunya dengan benar."

"Apa? Kau malah menyalahkan aku?" Jessica berseru dengan geram sambil melepas topengnya, "Panas sekali di dalam kostum ini tahu!" Gadis itu balik memandang Leo dengan marah, "Waktu aku bilang aku ingin jadi bintang dalam film indie-mu, bukan seperti ini yang kuinginkan! Kenapa aku malah jadi monster?"

"Maaf, Jessica." bujuk Leo, sang sutradara, "Namun karakter Jenna lebih cocok. Tenanglah, aku janji akan menjadikanmu bintang utama dalam filmku yang berikutnya."

Jessica tambah kesal mendengar suara cekikikan Theo dari belakangnya.

"Diam kau dasar kutu buku!" sergah Jessica dengan gusar.

"Itupun jika kau bisa membuat film baru tahun depan." Mark keluar dari semak-semak. Semua orang menatapnya. Leo tak mengatakan bahwa ia ada di sini dan tak ada seorangpun yang senang dengan kemunculan tiba-tiba pemuda itu, termasuk Jenna.

Tak ada yang menyukai Mark. Gayanya yang flamboyan memang membuat banyak gadis tergila-gila dengannya. Namun keangkuhan pemuda itu membuat Jenna ilfil. Ia lebih menyukai Leo, pemuda keturunan Italia yang selalu penuh semangat. Ia selalu memandang Leo sebagai pemuda yang penuh kharisma. Berperan dalam film indie buatannya merupakan kesempatan yang sangat baik untuk dekat dengannya. Dan sejak awal, Leo memang menunjukkan perhatian yang berlebih kepada gadis itu.

"Bagaimana, Ketua Klub Film?" Mark memandang Leo dengan sinar matanya yang senantiasa sinis, "Kudengar kepala sekolah tak menurunkan dana sepeserpun untuk klubmu semester ini."

"Darimana kau dengar gosip tak benar itu? Dananya pasti turun, hanya saja sekarang belum cair. Jika sudah ada, pasti aku akan mengganti semua uang yang sudah kau keluarkan untuk biaya produksi."

"Tenang saja," kata Mark, "Uang bukan masalah bagiku. Asalkan filmmu sukses dan namaku tertera sebagai produsernya, kurasa itu impas. Namun menurutku ..." pemuda itu menatap Jessica, "Gadis secantik Jessica menurutku tak pantas memakai kostum Slenderman seperti ini."

Jessica tersenyum menggoda ke arah Mark. Jenna merasa muak melihatnya. Jika saja Leo tak membutuhkan donatur untuk film terbarunya, ia pasti takkan bekerja sama dengan pemuda kaya yang sombong seperti Mark.

My Creepypasta StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang