2:19 AM

88.9K 5K 1.1K
                                    

20 April, 2:19 AM

Namanya Zara. Lebih tepatnya, Zahra.

Perempuan itu sudah duduk di depan jendela kamarnya selama kurang lebih dua setengah jam sejak niatnya untuk tidur lebih awal tidak bisa terlaksana. Matanya terbuka lebar, tidak ada tanda-tanda ia akan tertidur di kasurnya. Ia sudah mencoba banyak cara untuk membuat dirinya mengantuk. Ia sudah membaca buku, menghindari kafein, tidak makan kurang dari dua jam sebelum tidur dan menggelapkan kamarnya.

Namun semuanya nihil.

Zara sendiri pun sudah lelah memaksa tubuhnya untuk berbaring di atas kasur. Mungkin dia akan begini saja terus sampai matahari terbit dan langit berubah warna menjadi biru.

Sudah hampir dua minggu ia tidak tidur pada malam hari, dan sudah tiga hari belakangan ini ia berusaha supaya bisa menghilangkan kebiasaan buruknya itu.

Libur pergantian semester membuat jadwal tidurnya berantakan bukan main. Kedua orangtuanya tidak pernah tahu. Zara tidak pernah berisik dan kamarnya kedap suara. Jadi, mereka mengira anak perempuannya itu tidur seperti manusia normal pada umumnya.

Ia sudah mengenakan baju tidur. Kaus kebesaran berwarna abu-abu dengan tulisan 'LET'S CUDDLE' di bagian dada, celana legging berwarna hitam, dan kaus kaki. Meskipun terdengar aneh, tapi, ya, Zara tidur mengenakan kaus kaki.

"I'm so fucked up," gumam Zara sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangan dan menutup kedua matanya selama beberapa saat. Rambutnya yang jatuh sepundak ia biarkan tergerai dan beberapa helai ia jepit ke belakang.

"I just, want, to sleep," ucapnya dengan penekanan di setiap kata. Perempuan itu berdiri, berjalan mengelilingi kasurnya sambil mendengak ke langit-langit dan kembali duduk di tempat yang sama.

Namun kali ini sesuatu terlihat berbeda.

Zara beranjak dari tempatnya duduk dan menyangga tubuhnya dengan tangan kanan ke jendela supaya ia bisa melihat pemandangan di luar lebih jelas. Ia melihat Adam sedang menutup pintu rumahnya dengan skate board yang sudah ia miliki sejak mereka duduk di bangku kelas sembilan. Laki-laki itu mengenakan baju putih polos dan celana jeans yang membuat Zara tertegun.

Adam tidur pake celana jeans? Seriously?

Sebelum Zara sempat kembali duduk, Adam mengangkat wajahnya dan tidak sengaja melihat tepat ke arah jendela kamar Zara yang berada di bagian depan. Laki-laki itu tersenyum sambil mengangkat skate boardnya tinggi-tinggi sebelum meluncur tanpa memberikan isyarat apapun.

Zara mendengus.

Ia ingat kedua orangtua Adam sedang di luar negri selama beberapa hari. Laki-laki itu hanya tinggal bersama kakaknya yang entah kapan pernah pulang -Zara jarang sekali melihatnya sejak dua taun yang lalu karena Rafie kuliah di luar kota.

Drrt..drrtt..

Getar ponselnya yang tergeletak di atas meja membuat Zara menengok ke benda persegi panjang itu dan mengambilnya.

Satu pesan masuk dari Adam.

Lo bakal diem aja sampe pagi di situ?

Zara mengerutkan dahinya sebelum membalas pesan itu.

What is that supposed to mean?

Tidak sampai lima detik, satu pesan baru masuk lagi.

I'm asking

Zara mengesampingkan ponsel yang ia pegang sebelum membuka jendela kamarnya dan melongok keluar. Ia menoleh ke kanan, tapi  tidak melihat siapa-siapa. Lalu tiba-tiba suara roda yang berputar di atas aspal hitam datang dari arah kiri.

drafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang