Putri POV
Si anak baru menatapku tajam, membuat aku takut dan lebih memelih kabur dari pada terkena masalah karena itu.
Aku sedikit berlari agar lebih cepat sampai kekelas, akhirnya aku selamat. dikelas, aku lihat ririn sedang duduk sambil berkaca.
" Ririn ! "
Ctrakkkk!!
suara kaca terjatuh.
" Putriiii.. Bikin gue kaget tau gak. Liat tuh kaca gue ! " rungut ririn sebal.
Aku hanya menyengir dan membentuk jariku seperti huruf V tanda meminta perdamaian.
" piss.. Gue kan gak tau kalau lo bakalan kaget. Ntar gue ganti deh, gue bawa kaca lemari sekalian biar lo puas ngacanya "
" serah deh.. Apaan tuh didalam kotak bekal ? " tunjuk ririn pada kotak bekal yg kubawa.
" Tara.. Nasi goreng ala chef Putri. " pamerku dengan bangga.
Ririn tampaknya tak percaya aku yang memasak ini.
" Elo masak ? Kesambet apaan, tumben banget.. "
" udah deh gak usah banyak nanya, nih makan. Spesial buat lo "
Ririn melihat nasi goreng buatanku dengan tatapan aneh, lalu dia mencium aromanya yg membuat ekspresi wajahnya bertambah aneh.
" Put.. Lo udah pastiin ini aman kan untuk dimakan ? " tanyanya tak yakin.
" amanlah.. Gak ada bahan pengawetnya. Udah deh, cepet makan. Gue pengen tau gimana rasanya "
" what, jadi ini belum lo cicipin ?
" ririn.. Makan aja kenapa sih ! Gue udah susah payah buat ini .. "
Akhirnya setelah aku paksa, ririn menyendok nasi gorengku dan mulai memasukkannya kedalam mulut. Ririn menutup matanya dan mulai mengunyah.
" Gimana, enak gak ? " tanyaku penasaran.
Ririn menggangguk membuatku lompat-lompat kegirangan.
" Serius enak, aaaa... Gak nyangka ternyata gue berbakat. "
Saat ini aku benar-benar senang, usahaku tak sia-sia. Terlalu girangnya aku tak memikirkan bisa saja ririn bohong. Karena aku sudah tidak sabar memberikan ini pada andika, dan andika memuji bakat baruku ini.
Aku langsung mengambil satu kotak bekal lagi dan bergegas keluar.
" elo mau kemana put ? " teriak ririn melihatku tiba-tiba keluar kelas.
" mau ngasih ini sama andika, habisin ya punya lo .. " jawabku dan menghilang dari balik pintu.
" aduh.. Mampus gue ! Semoga andika gak jujur-jujur amat deh. "
********
Aku berjalan menyusuri koridor sekolah, sesekali aku merungut kesal melihat orang yg menguntitku.
" putri.. Jangan marah lagi dong. " rengek penguntit itu berkali-kali.
Tapi aku pura-pura tak mendengarnya, karena masih kesal dengan ulahnya. Yang membuat aku malu.
" Putriii... Gue janji deh gak bohong lagi. " lagi-lagi dia merayuku.
" ntar gue traktir deh.. Apa aja, dimana aja , kapan aja, terserah lo. Yg penting maafin gue.. "
Rayuannya membuat aku tergoda. Aku berhenti dan menoleh kearahnya.
" Beneran tuh ? " tanyaku padanya.
" iya.. Gue janji. Asalkan elo maafin gue. "
" oke gue maafin lo, tapi jangan bohongin gue lagi. Gue malu tau sama andika, dengan pedenya gue kasih itu, eh taunya. Andika muntah-muntah habis makan itu.. Dan itu karena Elo ! " ucapku menyentil keningnya.
" hehe.. Abis, gue takut lo marah. Makanya gue bilang enak. Mana gue gak tau lagi kalau elo bawain buat andika juga. "
Akhirnya aku dan sipenguntit alias ririn berdamai, lagi pula mana bisa aku marah lama-lama sama sikunyuk satu ini.
Kami sudah bersahabat sejak Sd, Dan aku sudah menganggapnya seperti saudara sendiri.
Kami jalan berdampingan, tiba-tiba aku dan ririn mendengar suara kerusuhan dari kelas XI IPS.
" ririn, rin.. lihat itu ! " ucapku mengarahkan telunjuk kearah si anak baru.
" kenapa sih, ada apa ?? "
" itu dia tuh, anak barunya . yang disebelah gani, yang bawa gitar sama pake shebow dikepala. Ituuuu.... "
Ririn membulatkan matanya kagum." ya ampun. Elo yakin yang bawa gitar itu anak barunya yang lo bilang itu ? "
Aku mengangguk pasti.
" yang kalau ngeliat bikin elo takut ? "
" iyaaaaaaa.... " teriakku geram.
" kalau dilihat-lihat, gak ada yang aneh. Malahan ya menurut gue, dia itu keren, ganteng lagi. "
" apa ? Elo serius ?" ucapku tak percaya mendengar perkataan ririn.
" ya ampun put. Cuma cewek buta yang bilang anak baru itu nyeremin. Elo aja kali yang terlalu baper.. Namanya siapa sih ? "
" mana gue tau, lagian gak penting juga siapa namanya "
Aku masih terbengong dan mengeryitkan dahi atas pujian yang diberikan ririn untuk si anak baru itu.
" eh put, anak baru itu kok lihat kearah kita ya ! " ujar ririn mulai gusar.
" jangan-jangan dia tau kalau kita lagi gosipin dia, yaudah dari pada kita dapat masalah. Mending kita cepetan pergi dari sini "
Aku lagsung menarik tangan ririn dan pergi menuju kelas.
***
" Putri !! "
" putri !! "Seseorang memanggilku berkali-kali, tapi aku berpura-pura tidak dengar karena masih malu dengan kejadian tadi.
" Putri, tunggu ! " teriaknya, sambil menahan lenganku.
" duh, pake ditahan lagi.. " dengusku kesal.
" elo kenapa sih put, pake menghindar segala. Gue panggil, elo pura-pura gak dengar." tanya andika penuh kesabaran.
" ah.. Gue gak menghindar, perasaan lo aja kali "
" jujur ! Kenapa elo tiba-tiba berubah kaya gini ? "
Tiba-tiba andika menatap lekat mataku, membuat aku salah tingkah dan tak bisa berbohong lagi.
"gu.. gue malu sama lo, Karena nasi goreng tadi. Udah Bikin lo muntah-muntah. Harusnya gue gak maksa lo makan tadi. " sesalku sambil mengalihkan pandangan.
" jadi karena itu ? Gue udah gak apa-apa kok. Gue muntah tadi bukan karena nasi goreng buatan lo , tapi emang lagi gak enak badan aja. "
" alah, palingan elo bilang gitu karena mau jaga perasaan gue aja. " timpalku dengan berterus terang.
" kalau boleh jujur, nasi goreng buatan lo emang agak aneh sih... "
" ih... Tuh kan dikaa !! "
" ahahaha.. Dengerin dulu. gue gak liat rasanya yg gue liat usaha lo Bikin nasi goreng itu. Apa lagi gue jadi orang spesial yg nyobain masakan pertama elo. Yah, walaupun rasanya nano-nano tapi gue seneng kok. "
" serius ? Elo gak illfeel sama gue ? ". Tanyaku lagi kurang yakin.
" ya elah ni anak, enggak putri sayang.. "
Jantungku langsung berdetak mendengar dika memanggilku sayang, membuat aku terdiam mencoba meyakinkan diri kalau aku tidak salah dengar.
" udah jangan dipikirin, ntar jam 7 malam gue tunggu di cafe Mutiara. Anggap aja tanda trimakasih dari gue.. Daahh " ucap andika sambil mencubit pipiku dan pergi meninggalkan aku yang hampir meleleh karena perlakuannya barusan.
" tadi itu beneran kan, gue gak salah denger kan ? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You
RandomBegitu banyak momen unik mereka ciptakan yang semakin lama membentuk sebuah album kenangan. momen dimana satria memilih pergi dijadikan putri momen terakhir sebelum kenangan itu benar-benar dihapus selamanya. semua kenangan mulai pudar. hingga saatn...