1. Runaway

1.7K 152 17
                                    

Chapter 1 Soundtrack:

Hello - Adele

Made in the A.M - One Direction

===

Aku melepaskan high heels tepat di depan tempat tidur di kamarku. Astaga, sepatu itu membuat tumitku hancur, banyak sekali lecet disana sini. Aku berbaring di kasurku dan mengangkat layar iphone ku tepat diatas wajah. Mataku melebar seketika.

7 messages from Harry
2 voicemail from Harry
10 missed calls from Harry

Apa dia sudah gila?! Pantas saja hari ini handphoneku hang lama sekali. Ternyata karena dia yang spam notification. Sialan sekali dia, ini kan baru 1 jam lamanya aku menghilang.

Aku membuka dulu pesan-pesan darinya, yang semuanya berisi pesan tak berarti.

Harry 555-823xxx
'Katakan padaku kau hanya pergi ke supermarket.'

Harry 555-823xxx
'Kenapa kau membawa semua baju-bajumu?!'

Harry 555-823xxx
'Kathrine? Babe? Kemana kau pergi? Aku akan menjemputmu x'

Harry 555-823xxx
'Jangan bercanda denganku, K. Balas pesanku jika kau sudah membacanya.'

Harry 555-823xxx
'Kau menantangku? jangan coba-coba pergi, Kate.'

Harry 555-823xxx
'Kau membuat aku cemas. Balas pesanku.'

Harry 555-823xxx
'Kau mau bermain petak umpet? Baik. Tapi ingat, Kathrine Reynolds, kau tidak bisa bersembunyi terlalu lama dariku. x H.'

Sial. Sial. Triple sialan. Harry, Harry Styles, adalah.. mantan kekasihku. Yah, semacam itulah. Tidak ada diantara kami yang berkata bubar, aku lebih kepada 'tidak mau'. Tapi ada sesuatu yang membuatku harus pergi melindungi diri-- menghindar dari dia. Dan dia sudah pulang, menemukan notes kecilku, rasa raguku.

Aku menghempaskan begitu saja iphoneku di samping bantal, lalu pergi mandi. Aku butuh berendam. Bisakah ini menjadi lebih buruk lagi? Lelaki yang seharusnya tidak tau aku dimana, sekarang pergi memburu aku yang tidak mau ditemukan. Dan itu akan menjadi hal mudah untuknya karena dia orang yang pandai menebak.

Sambil menunggu bathtub terisi penuh, aku menanggalkan pakaianku di kamar mandi lalu menatap cermin. Kilasan-kilasan yang gila berterbangan di dalam otakku. Aku teringat semua hal yang pertama kali kami lakukan di depan cermin ini. Oh tidak, tidak. Aku tidak akan menceritakan hal ini. Tidak, tentu saja tidak. Itu terlalu privasi dan.. panas.

Otot-otot kakiku lemas seketika ketika air bersentuhan dengan kulitku. Aku duduk dan bersandar di bathtub, lalu memejamkan mata sambil sesekali mengusap lengan dan kakiku. Aku mulai bertanya-tanya pada diriku sendiri. Bagaimana jika dia menemukan aku? Apa yang akan dia lakukan ketika ia melihatku? Apakah dia akan marah? Membentak? Atau mungkin menangis? Ah, pertanyaan macam apalagi ini. Harry tidak mungkin menangis.

Tapi yang lebih ku pertimbangkan adalah reaksiku sendiri. Apa yang akan aku lakukan jika Harry menemukan aku? Akankah marah? Membeku ditempat? Pergi menghindar? Atau menangis? Sial, aku terlalu kepikiran. Harus kuakui, aku takut jika Harry menemukan aku.

Merasa sudah cukup tenang, aku bangkit perlahan dari bathtub. Dengan hati-hati aku melangkah keluar. Terbalut handuk, aku keluar dan berganti pakaian di depan tempat tidur. Bra berenda--pemberian Harry, berada di tumpukkan paling atas. Aku tidak terlalu suka memakai bra ini karena membuat kulitku gatal. Kaus bergambar kepala kucing dan jeans pendek. Aku belum memindahkan semua baju-bajuku ke apartemen Harry karena aku selalu tidak sempat untuk kembali kesini. Lihat kan? Betapa seriusnya hubungan kami.

Sincerely, MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang