4. Double Trouble

1.3K 113 16
                                    

Chapter 4 Soundtrack:

Wildest Dreams - Taylor Swift

Life Of The Party - Shawn Mendes

===

Seseorang meringkuk disebelahku, diatas tempat tidurku, membuatku terbangun. Taylor tidur dengan damai di sebelahku, tertutup selimut dan kepalanya di dadaku meringkuk. Sesaat aku merasa tenang seperti dia diciptakan hanya untuk menenangkanku. Mataku terasa berat karena menangis semalaman dan tidur hanya 3 jam. Bahkan aku tidak sadar kapan Taylor datang ke tempat tidurku, well, ada satu kemungkinan dia bisa kesini, dia mendengarku menangis semalam.

Aku bangkit dengan sangat perlahan agar tidak membangunkan Taylor, menuju kamar mandi untuk cuci muka. Aku tidak berani menatap cermin, karena pantulan seseorang di dalam sana mempunyai wajah yang menyeramkan. Aku yakin sekali mataku merah karena terasa sangat pedih. Sekarang pukul setengah delapan dan kelas dimulai pukul sembilan untuk hari ini, tapi aku merasa tidak mood sama sekali untuk mengikuti kelas. Aku lebih memilih terbungkus selimut hangat di tempat tidur sambil menonton televisi atau menatap tembok.

Ketika aku keluar kamar mandi, Taylor sudah bangun dan sedang berbicara dengan seseorang di telepon, "--Yap.... uh-huh.... tapi kau akan bilang apa pada dia sebagai alasan?... oh kau sedang tidak dengan dia?... baiklah.. okay.. sampai jumpa." Tay menutup teleponnya lalu menatapku.

"Siapa itu?" Tanyaku sambil berlalu mengambil baju di lemari.

"Hazel. Dia akan main hari ini dan kemungkinan besar akan menginap." Deg! Jantungku berdetak kencang. Hazel Styles, adik perempuan Harry, akan main hari ini ke apartemen dan aku yakin aku tidak bisa menghindar dari topik Harry. "Aku memintanya untuk datang menemanimu. Aku tidak akan mungkin meninggalkanmu sendirian dengan kondisi seperti ini tanpa pengawasan orang lain." Jawabnya sambil menghempaskan tubuh duduk ke tempat tidur.

"Terima kasih, sis. Tapi aku tidak butuh pengawasan." Jawabku sambil mengganti bajuku dibalik pintu lemari yang terbuka.

"Oh, by the way, kau tidak akan pergi kuliah hari ini." Sial, bagaimana ini? Bukannya aku mau menghindar dari Hazel, aku hanya mau menghindar dari topik itu saja. "Lagipula kau bisa bercerita tentang Harry. Dia sudah tau semuanya." Aku memandangnya sambil melebarkan mataku. Bagus, sekarang adikku sudah merencanakannya sedemikian rupa agar aku membicarakan itu dengan Hazel.

"Kau memberitahunya?" Tanyaku hampir marah. Dia berdiri santai dan berjalan kearah kamar mandi.

"Dia meneleponku tadi malam ketika kau tertidur. Jadi, yah, kau memang harus membicarakannya." Jawabnya lalu masuk ke kamar mandi. Unbelievable. Bisakah semuanya berubah menjadi lebih buruk lagi?

Aku turun kebawah untuk sarapan semangkuk sereal. Kepalaku masih sakit karena menangis semalaman, tapi meskipun semalaman, rasa sesak itu masih ada. Rasanya menangis pun percuma saja, rasa lega yang datang hanya sementara. Yang bertahan lama hanya lelah setelah menangis sebegitu lama, tidak ada yang bisa membuatku tenang.

Aku mengaduk-aduk sereal sambil mengunyah, begitu banyak hal dan masalah yang harus aku pikirkan. Tugas kuliah setengah jadi, tempat tinggal, pekerjaanku di cafe-- ah! Hari ini aku dapat shift pagi, dan sial, aku belum memberitahu kalau aku tidak masuk hari ini. Aku mengambil handphone, mencari nama 'Victoria' di kontakku lalu meneleponnya.

"Kate Reynolds!! Dimana kau? Seharusnya kau sudah disini sekitar... 15 menit yang lalu. Bob mencarimu dan dia tidak senang." Suara Victoria yang cempreng terdengar, mengomeliku setelah nada sambung yang ketiga berhenti. Oh sial, Bob adalah bosku dan dia mulai mencariku.

"Aku tau, aku tau. Bisa aku bicara pada Bob? Aku akan bilang padanya aku tidak masuk kerja hari ini." Ujarku malas.

"Kenapa kau tidak masuk kerja? Kau tidak--"

Sincerely, MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang