Review
"Tentu saja aku tahu Alessandra Geovanca Russell atau Alessandra Geovanca McLarren untuk saat ini ? Kau melupakanku, hmm ?" Ale mencoba terus mengingat - ingat siapa sebenarnya pria yang ada didepannya kini.
-------------------------------------
"Apa kau masih susah mengingatku ? Baiklah, tunggu sebentar." Theo berbalik dan kbali masuk kedalam kamar, meninggalkan Alessandra dalam dingin dan kebingungan. Perempuan itu masih mencoba mengingat - ingat. Wajah itu memang familiar, tapi siapa ? Bahkan sentuhannya pun sangat Ale kenal. Kata Alessandra dalam hati
Perempuan itu berpikir dengan menunduk, kedua tangannya meraih pagar balkon yang ada dibelakang tubuhnya untuk berpegangan.
"Ale !" Theo berseru dengan pelan, membuat kepala Alessandra mendongan dan melihat kearah pria itu.
"Dylan !!" Alessandra tak bisa menutupi keterkejutannya akan apa yang dilihatnya saat ini. Seorang pria dengan kacamata berframe hitam dan rambut klimis dibelah kesamping, alis pria itu yang tebal menjadi semakin teba Ale yakin pria itu pasti baru saja menggunakan pensil alis untuk mempertebal alisnya. Konyol.
"Ya sayang, ini aku. Dylan Theodore Sanders." Dylan merentangkan kedua tangannya diiringi senyum lima jari seolah benar - benar siap dan bahagia menunggu tubuh mungil perempuan yang ada dihadapan pria itu agar segera masuk dalam rengkuhan hangat pria itu yang sudah dijanjikan.
Alessandra masih berdiri mematung, tenggorokannya seakan sakit untuk menelan salivanya sendiri. Wajahnya sedikit memucat.
"Kenapa sayang ? Apa kau tak senang melihatku kembali ?"
Alessandra tidak menjawabnya, tapi tubuhnya terus bergerak mendekat dengan langkah pelan dan seolah ragu, bibir perempuan itu ia gigit dengan kuat hingga terasa asin dan sedikit karat di lidahnya. Tinggal beberapa senti jarak diantara mereka dan Dylan langsung meraih tubuh Ale, merengkuhnya, membawa perempuan itu dalam lingkaran orbitnya.
Alessandra masih diam, tidak menolak tapi juga tidak membalas pelukan itu. Dirinya masih shocked.
"Tenanglah Alessandra, jangan membuatku khawatir." Suara lembut itu menyapa Ale disertai elusan disepanjang punggung perempuan itu dan seketika hal tersebut sebagai lonceng agar Ale kembali kedunia, saat itu juga pertahanan Ale runtuh. Luluh lantak diterpa sebuah badai kenyataan.
Dirinya terisak di dada bidang Dylan, semakin lama semakin keras namun tertahan. Membuat Dylan ikut merasakan kepedihan itu, mata pria itu terpejam erat dan kepalanya mendongak keatas, semakin merapatkan tubuhnya dengan Alessandra menghalau pikiran negatif yang dapat merusak semuanya.
"Lepaskanlah Alessandra. Aku disini." Kata - kata itu seolah memacu Alessandra untuk semakin deras mengucurkan air matanya, melepas semua beban yang sudah lima tahun belakangan ini ia genggam. Seolah memaksa Ale membuka genggaman tangannya dan melepaskan beban itu, berbagi bersama orang lain.
"Hiiiks... hiiksss..." tangan Ale mencengkram kuat kemeja Dylan.
Sekian lama mereka hanya berdiri di balkon dengan isak tangis Ale sebagai senandung kepiluan yang mengiringi semua itu. Sekitar 20 menit mereka lalui.
"Berbicaralah Ale, tolong. Jangan hanya diam dan menangis untukmu sendiri. Lebih baik kau marah padaku, mencaciki, mengumpatku. Terserah padamu, asal keluarkanlah suaramu."
Ale masih terisak hingga lima menit kemudia dengan suara paraunya Ale mencoba berbicara.
"Kenapa baru muncul sekarang ? Kemana kau 5 tahun ini ? Aku membencimu !! Hiks.. hiks." Ale menghardik Dylan dengan suara yang lemah, menambah kepiluan dalam diri Dylan.

YOU ARE READING
FLASHLIGHT
RomanceFLASHLIGHT TNTANG OBSESI, CINTA DAN KEIKHLASAN Aku menyarankan sebelum baca ini readers cari lagunya 'Jessie J - Flashlight' buat backsound atau saoundtrack waktu baca. Itu lagunya keren. Title : FLASHLIGHT Author : Nanad Length : Twoshoot (cer...