#1 imagine

439 14 0
                                    

[Warning : Sexual Content]
Im not reponsible for what will u feel.

Decitan langkah sneakers milikku menggema di koridor apartment, langkah lunglai membawaku berjalan melewati koridor tiap koridor; sampailah aku didepan pintu apartment. Mencari kunci apartment dan membukanya.

Kembali mengunci dan aku pun berhambur ke dalam apartment melewati ruang tamu, tak lupa membuka coat yang aku kenakan dan menggantungnya pada tempatnya. Suasana sore ini cukup dingin dan semilir anginnya sudah mampu membuatku bergidik kedinginan.

Aku berjalan menuju kamar tidur dan menemukan sosok yang selama ini aku cintai, sosok yang selama ini selalu berhasil membuatku tersenyum kembali menghadapi segalanya. Dia sangat melengkapiku begitu pula sebaliknya denganku.

Dengan sedikit senyuman, aku melangkah ke arah kasur dan duduk di pinggiran kasur.

"Wake up, justin."aku menggoyang-goyangkan tubuhnya. Dia masih tak mau membuka matanya, hanya desahan kecil yang dapat ku dengar.

Membawa jari-jariku menyusuri rambut dirty blonde miliknya yang selalu menjadi favoritku. Berputar-putar disana, mengacak-acak kepalanya, itu bagian kesukaanku.

Oh look, he's like an angel. Dia sangat manis dan innocent, membuatku tak berhenti tersenyum.

"Wake up, big baby justin." Aku membisikkan kata itu ditelinga justin. Dia hanya membalas dengan gumaman "hmmm."

Aku tinggalkan kecupan singkat di bibir, hidung dan dahinya; lalu berjalan ke arah ruang lemari dan mengganti pakaianku dengan crop top tipis yang longgar tanpa bra dan mini sweat pants. Pun aku berjalan ke arah balkon untuk menikmati sunset yang amat indah, tetapi sebelumnya aku mengambil sekaleng soda di lemari pendingin dan membawanya ke balkon yang ada di kamarku.

Paru-paruku seakan mengembang dengan lebarnya, menghirup dengan bebas oksigen yang ada. Aku menikmati sudut tiap sudut kota new jersey yang dapat ku amati, meski udara sedikit dingin; tetapi tak mengurangin keinginanku untuk menikmati keindahan sunset.

Aku mengedarkan pandanganku ke setiap inci sudut di kota ini, sebagian orang terlihat sedang berlalu lalang ataupun menunggu bus kota di halte.
Sedang fokus memandangi view dari atas, seperti ada yang mendekap tubuhku dari belakang.

Yes, i always know that. Justin does.

Dia memeluk tubuhku erat dari arah belakang, bisa kurasakan detak jantungnya yang berada dipunggungku. Dia adalah mahkluk ciptaannya yang tak bisa dihancurkan, meski hancur jiwa tak akan pernah hancur; dia sangat manis meski dia tak mencoba untuk berbuat manis. Dia adalah justinku, sebagian napasku berada didalamnya.

Tangannya yang penuh tatto itu mengikat erat perutku; bermain main disana ditambah lagi aku hanya menggunakan crop top.

Aku seakan tenggelam dalam setiap sentuhannya. Justin menenggelamkan wajahnya dileherku, berusaha mencari spot spot yang bisa membuatku melayang. Selama beberapa menit kami terdiam dalam posisi ini.

"Why the hell dont you wear a bra?" Katanya lembut seraya menunduk menatap wajahku.

"I dont want to." Jawabku dan mendaratkan kecupan singkat di bibirnya yang mengeras pertanda kesal.

"You such a wild, standing here without bra and some motherfucking guy who walk by under this shitty balcony will see your nipples, see your boobs. My favourite things." Tuturnya.

"Let them see my boobs. Its too tiny, baby." Kataku bercanda dan tertawa kecil.

Justin menatapku dengan tatapan yang tak bisa aku tebak. Aku berusaha tenang menatap lurus kearah sunset; meski tubuhku masih dalam dekapan justin.

"So, let me make your boobs bigger; may i?" Katanya sambil mencium puncak kepalaku.

Aku sedikit terkejut dengan responnya.

"Im yours Justin motherfucking Bieber." Jawabku.

Dan sepersekian detik dia langsung meraup tubuhku, bibirnya dengan cepat bertemu dengan bibirku. Bergulat disana; lidahnya pun tak mau kalah.

Justin mengangkat tubuhku dalam gendongannya, kedua kakiku berada dalam pinggangnya. Pun tangannya tak tinggal diam, mengelus elus punggungku bebas.

"Ah.. take it slow baby.. hmmm." Kataku. Dia pikir bibirku itu karung goni, melahapku dengan kasar dan cepat.

"I like slow." Jawabnya.

Dia mendorong tubuhku hingga menempel di tembok balkon dan bibirnya masih disana.

Selama beberapa menit kami sibuk dengan kegiatan ini. Jari-jariku tak mau kalah, dia berpencar memutari rambut justin; bermain-main disana. Selama beberapa menit justin melepaskan bibirnya dariku untuk menghirup udara. Dadanya terlihat naik turun begitu pula denganku, namun tatapannya tak pernah lepas dariku.

"Baby, im freezing; can we go inside?" Kataku memohon layaknya puppy.

"Anything for your bigger boobs plan." Katanya disisipi dengan senyuman nakalnya.

Dan dia akhirnya berjalan masuk kedalam dengan tubuhku yang masih dalam gendongannya. Aku terpelungkup dalam pelukannya.

"Bed or sofa, baby?" Tanyanya. Oh aku mengerti maksudnya.

"Sofa is better, im so tired please no sex just cuddle, okay baby?" Pintaku.

"Hmm." Gumamnya.

Dengan itu pun dia langsung duduk di sofa dengan tubuhku dipangkuanku. Dia masih protektif tak mau melepas tubuhku.

"I wanna watch scream quens baby." Seruku. Ini tayangan perdananya tak akan aku lewatkan; ditambah lagi nick jonas dan ariana grande juga ikut membintanginya.

"Okay hold on." Justin pun memencet remote televisi dan mencari channel fox.

Saat sedang asik menonton justin tak tinggal diam. Tanggan usilnya liar menjelajahi tubuhku; dan akhirnya dia meremas dadaku.

"Ahh..." Aku tak bisa menahan efek dari tangannya yang langsung merangsang hingga bagian pangkal pahaku.

"You like it, baby?" Tanyanya dengan bibir yang tenggelam dalam leherku.

"Hmm yeahh." Aku mengangguk.

Dia terus meremas dadaku, memilinnya, memencet dan memainkannya; menyebabkanku jadi tak berkonsentrasi menonton serial televisi.

Dengan tenanganya, justin membalikkan tubuhku dan bibirnya langsung menyapa dada kananku. Dia menghisapnya kuat-kuat dan refleks pinggangku terangkat serta melengkung; kepalaku langsung menghadap ke atas; langit-langit ruangan.

Dia masih sibuk dengan bibirnya dan aku juga sibuk menahan posisiku agar tak jatuh dari pangkuannya.

"AHH." Aku berteriak sedikit kencang. Sial, dia benar benar menggigitnya. Rasanya sakit dan enak dalam waktu yang bersamaan.

"Oh im sorry honey, im so so-" katanya langsung melepaskan bibirnya.

"NO JUST KEEP GOIN." Kataku setengah berteriak. Seketika justin langsung kembali ke posisi awalnya.

"I love you baby. Will be and always." Katanya disela-sela kegiatannya.

"Me too, baby."balasku.

Dan sore itu pun berlanjut hingga malam, but remember no sex.

• merci

<lord give me mercy>

imagines stuckWhere stories live. Discover now