Prolog.

38 2 0
                                    

Ya aku melihat itu..
Senyumnya, senyuman yang sangat jarang aku lihat. Senyum itu muncul seketika. Hanya muncul sesekali. Senyum yang biasanya bukan ditujukan oleh siapapun, melainkan untuk 1 objek benda mati.

Novel.

Ya, dia tersenyum hanya disaat membaca novel. Tidak sepanjang dia membaca novel itu, tidak. Dia tidak gila. Hanya sesekali, mungkin hanya disaat bagian yang menarik menurutnya. Senyum nya benar-benar berbeda dari senyuman berjuta-juta wanita yang pernah aku lihat. Sederhana. Sederhana tapi sangat tulus.

Aku akui memang menurutku dia tidak cantik, tidak juga manis. Tidak tidak, aku tidak menghinanya. Jangan berpikir seperti itu. Dia hanya enak dilihat, entah pesona apa itu namanya. Sangat jarang tersenyum, rambut yang selalu dia ikat, dan berkacamata dengan bingkai yang tidak besar, tidak juga kecil.

Ekspresi nya sangat susah ditebak, susah sekali. Setiap hari hanya satu ekspresi yang sering dia perlihatkan. Datar. Dalam keadaan apapun, dia hanya memperlihatkan ekspresi itu. Seperti yang aku katakan, hanya sesekali tersenyum, itupun kepada Novel. Benda itu tidak pernah lepas dari tangannya, kecuali saat kegiatan belajar dimulai.

Ya, aku melihatnya. Melihat senyumnya. Senyuman yang ditujukan untukku, kali ini bukan untuk benda mati bernama Novel itu. Sangat langka bukan? Aku pemecah rekornya, aku satu-satunya laki-laki yang pernah dia beri senyum sederhana nan tulusnya itu sepertinya. Aku ulangi lagi, SEPERTINYA. Senyumannya yang entah mengapa membuat perasaan dan tubuhku merasakan sesuatu yang sangat-sangat aneh. Seaneh sikap dia.

Tidak tidak.

Dia tidak aneh. Aku tarik kembali omonganku.

Dia misterius.......

****

Bismillah...

Hi!
Lagi tertarik sama nulis, jd gw mau coba bikin cerita ini, mungkin ceritanya bakal klise wkwkw itung-itung belajar lah ya. Wktu itu gw pernah bikin cerita jg disini, sempet gw post. Tp gw hapus lg, krn grammar nya jelek banget, absurd abis ceritanya. So, enjoy! Semoga suka ya, tinggalin vote and comments, please. Terimakasih!!

-Choirun Nissa Ramadhan Setiawan.

Andara.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang