Pelarian-Chapter 3

2.9K 108 0
                                    


Alviorita melihat dua ekor kuda datang mendekati Castle Q'arde. Tetapi ia tidak mempedulikan itu. Sejak tadi pagi saat ia menghindari Trent, Alviorita terus duduk di dahan pohon yang tinggi itu sambil mengawasi setiap orang yang berlalu lalang di depan Castle Q'arde.

Langit yang cerah dengan awan-awan putihnya menaungi Alviorita. Awan-awan putih itu mengumpul di atas Alviorita seakan-akan ingin melindungi Alviorita dari sinar matahari yang semakin panas.

Angin sejuk yang berhembus membuat Alviorita semakin merasa betah duduk berjam-jam di dahan pohon itu.

Walaupun tempat duduknya berada jauh dari permukaan tanah, Alviorita tidak merasa takut. Ia sudah sering duduk di dahan pohon yang tinggi di Istana Urza.

Setiap kali Alviorita melarikan diri dari kegiatan rutinnya, pohon-pohon di halaman Istana Urzalah yang menjadi tempat persembunyiannya.

Tidak seorangpun yang menduga ia memanjat pohon itu dan duduk di dahannya sambil tertawa-tawa kecil melihat mereka yang mengejarnya tengah kebingungan mencarinya.

Tidak seorangpun yang mengetahui rahasia menghilangnya Alviorita itu. Hal itu membuat Alviorita semakin merasa senang dan bebas. Ia tidak perlu khawatir orang-orang akan menemukannya dan memaksa ia melakukan kegiatan rutinnya yang membosankan.

Sering kali Alviorita ingin tahu apa yang dikatakan pengasuhnya, Maryam bila wanita itu mengetahui apa yang dilakukannya bila ia menghilang. Bila Maryam yang selalu disiplin itu mengetahuinya, mungkin yang akan dilakukan wanita itu adalah pingsan. Wanita itu tentu tidak percaya Putri Mahkota seperti Alviorita memanjat pohon.

Tata krama sebagai Putri Mahkota tidak pernah mengajari Alviorita cara memanjat pohon bahkan tidak pernah mengijinkan Alviorita memanjat pohon. Tetapi Alviorita memang seorang gadis yang sulit diatur. Ia tidak pernah mempedulikan tata krama bila ayahnya tidak ada di Istana Urza.

Sikap Alviorita yang berubah menjadi seorang gadis yang patuh dan manis benar-benar membuat Maryam merasa lega sekaligus senang. Maryam tidak pernah tahu bahwa sesungguhnya bersikap sopan dan manis sebagai Putri Mahkota yang baik membuat Alviorita merasa tersiksa. Alviorita sering kali tergoda untuk melarikan diri dari semua kegiatan yang membosankan tetapi ia selalu mengingat teguran pelayan itu dan ia berusaha keras untuk menahan rasa bosannya.

Setiap kali Alviorita duduk di dahan pohon, yang dilakukannya adalah melihat Kerajaan Lyvion yang terlihat dari atas pohon itu. Mengawasi rumah-rumah penduduk yang kecil mengumpul di suatu tempat serta melihat kilaunya sungai yang mengalir di kejauhan membuat Alviorita semakin merasa betah terus berada di atas pohon. Dan biasanya bila Alviorita sudah duduk di atas pohon, ia tidak segera turun kembali. Alviorita selalu menanti hingga hari gelap.

Alviorita senang ketika tadi ia telah membuktikan bahwa ia masih mampu memanjat pohon dengan mudah walau ia sudah lama tidak memanjat pohon.

Tadi pagi ketika Alviorita tengah berjalan-jalan di taman Castle Q'arde, ia merasa seseorang sedang mengikutinya tetapi ia pura-pura tidak tahu. Ia terus berjalan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sengaja ia berjalan lambat-lambat untuk menanti apakah orang yang mengikutinya itu akan segera mengejarnya. Tetapi rupanya orang itu tidak berusaha mengejarnya. Ketika ia membelok ke taman yang luas, Alviorita bersandar di tembok dan menanti siapa yang sedang mengikutinya.

Alviorita tidak terkejut ketika melihat Trentlah yang mengikutinya.

Sejak pertama kali bertemu dengan Trent, Alviorita sudah tidak menyukai pria itu. Entah mengapa ia segera tidak menyukai pria yang baru dijumpainya itu. Alviorita hanya tahu ia tidak pernah menyukai pria yang selalu menggodanya itu.

Kemarin malam Alviorita cepat-cepat kembali ke kamarnya karena ia bosan mendengarkan kata-kata yang sering didengarnya. Sekarang Trent mengikutinya.

PelarianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang