Pelarian-Chapter 4

2.7K 115 3
                                    

Tepat seperti yang diramalkan Wolve, hingga hari pertunangannya, Alviorita masih belum ditemukan. Tentu saja hal ini membuat Raja Phyllips semakin marah. Tetapi Raja sendiri juga tahu tidak ada yang dapat dilakukannya selain menunda pesta tersebut.

"Jadi hingga hari ini Alviorita belum ditemukan," kata Raja.

"Maafkan kami, Paduka. Kami telah mencari Tuan Puteri ke seluruh tempat tetapi hingga kini kami belum menemukan Tuan Puteri," kata Wolve sambil membungkuk dalam-dalam.

Raja Phyllips menatap Wolve. "Lupakan saja. Sekarang tidak ada yang dapat kita lakukan selain menunda pesta pertunangan itu. Alviorita memang suka membuat masalah."

Wolve diam menanti perintah selanjutnya dari Raja.

"Sebarkan perintah pencarian Alviorita," kata Raja Phyllips, "Sebelumnya sampaikan suratku kepada Duke of Kryntz."

Wolve terkejut melihat Raja mengeluarkan secarik surat dari sakunya. Rupanya Raja juga merasa ia tidak akan dapat menemukan putrinya tetapi ia tetap menyuruh semua orang mencoba untuk menemukan Alviorita. Raja menggunakan kesempatan yang sempit untuk menemukan Alviorita. Walaupun ia tidak berhasil, setidaknya ia telah mencoba. Wolve mengagumi sikap Raja. Ia mengambil surat itu dari tangan Raja.

"Sampaikan juga permintaan maafku yang sedalam-dalamnya," kata Raja pada Wolve.

Kemudian Raja memalingkan kepalanya kepada Menteri Dalam Negeri, James. "Sebarkan pengumuman penundaan pesta pertunangan ini kepada seluruh undangan."

"Baik, Paduka," jawab James sambil membungkuk.

"Dan jangan kau bongkar ruang yang telah dipersiapkan. Biarkan ruang itu apa adanya karena begitu Alviorita ditemukan, aku akan segera melangsungkan pesta pertunangannya sehingga ia tidak dapat kabur lagi."

Sekali lagi James membungkuk sambil berkata, "Baik, Paduka."

"Sebarkan prajuritmu ke seluruh pelosok Kerajaan Lyvion, Rupert. Jangan sampai ada yang terlewatkan."

Menteri Pertahanan yang mendapat tugas itu membungkuk dan berkata, "Baik, Paduka."

Melihat ketiga orang yang mengemban perintahnya masih belum juga beranjak, Raja Phyllips berkata, "Sekarang lakukan perintahku."

"Baik, Paduka," kata mereka serempak.

Setelah kepergian ketiga pria itu, Raja masih terus mondar-mandir di Ruang Tahta. Pikirannya masih dipenuhi oleh hilangnya putrinya. Ia tidak mengerti mengapa tidak seorangpun yang tahu di mana Alviorita berada.

"Kurasa kali ini Raja Phyllips benar-benar marah," kata James.

"Aku merasa tak lama lagi ia akan mengerahkan seluruh penduduk Kerajaan Lyvion untuk menemukan Tuan Puteri."

"Engkau salah, Wolve. Ia sudah melakukannya," kata Rupert sambil tersenyum.

"Apa yang dapat dilakukan? Seperti kata Maryam, Putri Alviorita selalu menghilang seperti ditelan bumi," kata Wolve.

"Sejak dulu Putri Alviorita memang selalu begitu. Hingga kini aku selalu ingin tahu ke manakah Putri bersembunyi sehingga tidak seorangpun dari kita yang dapat menemukannya," kata Rupert.

"Putri Alviorita pandai menghilang," timpal James.

"Sekarang kita berpisah di sini," kata Wolve ketika mereka telah sampai di halaman Istana Urza.

Mereka saling mengucapkan selamat tinggal kemudian menaiki kuda yang telah dipersiapkan.

Wolve segera menuju kediaman Duke of Kryntz.

PelarianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang