" Calm"

11.4K 560 20
                                    


"Berhenti mengatakan aku bodoh Chan!"

Luhan menggertak kesal, sedari tadi sahabatnya ini selalu mengatakan hal yang membuat moodnya semakin buruk.

" Lalu aku harus bilang apa, Luhanku yang sangat pintar? Disaat hubunganmu dengan Sehun diambang kehancuran karena ulahmu."

Chanyeol berucap dengan santainya tak memperdulikan sosok dihadapanya yang seolah siap membakar apa saja yang terjangkau olehnya.

" Jangan mengatakan seolah aku dan sehun akan bercerai, aku hanya marah padanya tiang listrik!"

Luhan menggeram kesal, chanyeol memang tak bisa diharapkan untuk menjadi sahabatnya yang baik.

" Lalu salah siapa itu?
kau mau bilang itu salah Sehun. Jangan egois Luhan, semua orang tahu jika  kau yang selalu  memulai duluan."

" Memulai apa Chan, Jangan bilang kau juga akan menuduhku selingkuh seperti Sehun?"

Luhan menggeram kesal, batas kesabaranya habis hanya karena si tiang listrik yang sialnya adalah sahabat sekaligus sepupu tersayangnya.

" Aku tidak bilang begitu, aku masih percaya padamu Lu dan lagi aku tak percaya Sehun akan menuduhmu selingkuh"

"Emm... memang tidaksih"
Luhan menjawab lirih, ia akui Sehunya itu memang terlalu baik,
"Lalu apa maksudmu berkata begitu?"
Luhan mendelik kesal,

" Tidak ada, sebagai sahabatmu jelas aku ingin hubungan kalian kembali baik Lu, minta maaflah padanya bagaimanapun juga itu salahmu "

"Bagaimana bisa kau menyimpulkan aku terdakwanya"
Luhan tidak terima atas ucapan Chanyoel..

" Apa kau sadar selama ini kau egois Lu, kau selalu menyalahkan sehun bahkan disaat itu kesalahnmu. Kau selalu ingin sehun menghargai apapun yang kamu lakukan bahkan disaat dirimu lebih memetingkan bersama mantanmu sitiang listrik pirang itu. Padahal jelas -jelas itu hari jadi kalian.
Tapi apa sehun marah padamu, tidakkan? padahal semua tahu dia jelas sangat cemburu padamu saat itu.
Dan sekarang kau marah besar hanya karena hal sepele bagitu, kalau aku jadi Sehun aku sudah membuangmu dari jaman dulu"

Chanyoel mulai kesal, sahabatnya ini memang benar- benar egois dan kekanak-kanakan.

Luhan hanya terdiam, tak membalas ucapan chanyoel sedikitpun.
Mau tak mau ucapan sahabatnya yang dicap menyebalkan itu mengena juga dihatinya.

" Apa kau pernah berfikir seberapa lama Sehun akan sanggup mengahadapimu Lu, bagaimana kalau kesabaran sehun sudah habis menghadapi keegoisanmu, aku hanya tak mau kau menyesal"

Chanyoel menatap luhan dengan sayang, semenyebalkan apapun Luhan dia tetap sepupu yang paling dicintainya seumur hidup.

" Chan ?"

Luhan menatap Chanyoel sayu, otaknya terisi dengan ucapanya Chanyoel barusan. Bagaimana jika Sehun meninggalkanya itu sungguh tak masuk dalam pikiranya sejauh ini.

" Hemm.."

" Apa aku harus minta maaf padanya?"

" Menurutmu, kau istrinya kau yang lebih tahu?"

" Tapi aku malu Chan?"

" Baiklah kalau kau malu, jangan menangis kalau Sehun menceraiakanmu?"

" Chanyoel !!"

.

.

.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, namun sosok laki-laki yang berkulit putih pucat itu masih berkutat dengan berkas- berkas yang berserakan diatas meja..
Pekerjaanya menumpuk apalagi ditambah seseorang yang saat ini tengah marah padanya mau tak mau membuat pikiranya terbagi dua.

CalmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang