Part 1

1.9K 189 14
                                    

Hai, aku zakiya.
Ini bukan cerita tentang aku, ini tentang mereka.
Tentang dua anak manusia, dengan ego yang amat tinggi.
Dua manusia, yang tak memberi ruang di hati untuk mengakui rasa yg ada, padahal pada dasarnya hati mereka sudah saling terkait.
Aku merindukan mereka. Teramat sangat.
Tapi aku tak tahu, saat ini mereka di mana, mungkin pada akhirnya cerita aku akan menemukan mereka.
Entahlah.

3 tahun lalu.

"Ka, aku titip buku diary aku ini, kaka boleh membacanya. Di sana kaka akan tahu, perasaanku padanya. Lelaki yg tak pernah mengerti akan hati. Maaf ka, aku harus pergi, bukan hanya dari dia, tapi juga dari kaka. Maaf."

Aku menatap langit senja dari balkon kamarku.
Kenapa cinta tak seperti senja?yg selalu menentramkan jiwa.
Jika cinta layaknya senja, pasti tak akan ada air mata kesediahan karenanya. Hanya akan ada air mata bahagia.

........................
15 oktober 2015

Ini hari pertamaku di kota ini.
Aku rasa aku akan menyukai kota ini.
Semoga ada harapan baru, untuk aku dan hidupku.
Aku tahu jika aku berpositif akan hidup, pasti takdir hidupku juga akan positif.
Haiiii...kamu tahu diary.
Aku selalu berbagi cerita indahku padamu. Tapi sepertinya aku akan mulai berbaginya kepada orang lain.
Aku mengenal dia diary, tadi setelah mama mengajaku berkenalan dengan tetangga sebelahku. Aku bertemu dengannya. Entah kenapa, saat aku pertama berkenalan dengannya, aku sudah banyak bercerita tentang hidup aku, cerita hidup indahku. Kamu tahu pasti diary, aku tak pernah seperti ini. Aku lebih senang menyepi, sendiri akan sunyi. Tapi dengan dia, aku bisa leluasa bercerita bahkan di hari pertama aku mengenalnya.
Ka kiya aku memanggilnya. Aku merasakan sosok seorang kaka pada dirinya. Yeeeaaaaahh diary, aku punya kaka seperti yang aku impikan selama ini. Tapii kaka kiya mau ga ya diary jadi kaka aku??
..........................

Seraya menikmati senja, ku buka buku yang sebenarnya sudah tiga tahun ini diberikan padaku, baru hari ini aku memberanikan diri membukanya. Bukan karena aku tak menghargai sang pemberi, tapi aku tahu jika aku membacanya pasti ada puzzle kisah kedua manusia itu yg tak aku suka. Kisah tentang keegoisan keduanga, kedua anak manusia yg memilih untuk sama-sama saling menyakiti, padahal pada dasarnya kebahagian nampak jelas di antara mereka.
Aku tak ingin membukanya, karena aku tahu jika aku membukanya, aku akan mengingat mereka.
Iyah mereka..
Aku akan mengingat tentang Ali dan Prilly.

Ini tentang mereka, bukan tentang aku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang