part 4

912 120 13
                                    

Aku memilih tak menangis di bawah guyuran hujan.
Aku lebih memilih menangis di tengah sengatan matahari.
Agar tangisku terlihat,
Bukan terlihat oleh sekitarku.
Aku hanya ingin tangisku terlihat oleh kalian.
Bukan..bukan aku bermaksud menarik simpati kalian dalam tangisku.
Aku tak butuh kata simpatik.
Aku hanya ingin kalian tahu, kalian sadar,
Airmata kesedihan itu menyakitkan.
Aku pun yang sebenarnya tak berada dalam kisah ini mengeluarkan airmata.
Bagaimana dengan kalian,,
Aku berusaha untuk sok tahu,
Sok tahu karena alasan besar yang aku rasa.
Kalian tak mungkin tak menangisi kisah ini,
Kisah tentang kalian bukan tentang aku,
Yang harusnya berjalan bahagia,
Tapi harus menutupi kebahagiaan itu, dengan keegoisan kalian yang sangat besar.

Ah!aku masih terlarut dalam tanda tanya besar??
Masih kembali bertanya, sebab apa yang membuat kalian satu persatu pergi.

Apa karena, kamu cemburu padaku prilly?

Cemburu pada seorang ali.

Seorang yang kamu pikir kekasihku.

Dan kenapa kamu juga pergi ali?

Kamu tak mungkin cemburu pada prilly, karena sejak kamu protes kepadaku, aku sedikit demi sedikit membagi waktuku untukmu lagi.

Tak mungkin kalian cemburu satu sama lain.

Kalian sudah saling berkenalan bukan?!?!

Hari itu aku berhasil bukan, mengenalkan kalian berdua.

Mengenalkan ali pada prilly, dan prilly pada ali.

Aku ingat detik itu,

Detik di mana, mata seorang ali tak berkedip saat melihat hazel milik prilly.

Entah atsmofer apa yang membuat aku ikut tersenyum, saat kedua mata itu saling terhipnotis?!

Ini aneh, sungguh aneh.

.......................

*Flashback on

Aku dan prilly berada di dapur rumahku.

Kali ini kami membuat resep baru.

Cupcake creme chese

Resep hasil eksperimen seorang prilly.

Prilly pernah membuat resep itu di rumahnya, dan untuk kedua kalinya ia ingin membuat cupcakes ini bersamaku.

"Ka kiyaa, tepungnya di ayak, terus telur sama gula, di kasih margarin yg dilelehin sedikit di kocok pake mixer dengan kecepatan kecil aja ya ka, kocong sampe ngembang".

"Okay, okay,, aku harus ngelakuin apa dlu nih prilly bingung? Ayak tepung apa kocok adonan?terus kamu ngapain dong, kalo aku lakuin semuanya?"

"Hahahah ka kiya jdi bawel, bnyak tnya ih. Ka kiya lakuin semuanya, aku ngeliati aja, aku kan gurunya"

Hufffff..anak ini.

"Oke!" Hanya itu yang aku ucapkan padanya.

Aku memilih melakukan semua yg prilly katakan padaku.

Karena aku tak ingin ocehan2nya, malah akan membuyarkan konsentrasiku.

Kami berdua masih sibuk dengan adonan cupcakes ini.

Sampai satu suara mengalihkan konsentrasi aku dan prilly.

"Ehhhmmm.!"

Aku dan prilly menoleh ke arah yang sama.

Ke arah pintu masuk dapur.

Dan di sana ali berdiri.

Dengan kedua tangan yang ia lipat di dada.

Ini tentang mereka, bukan tentang aku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang