KUNTI BELLS # EPS 01

510 32 11
                                    




Episode: PERTEMUAN


Oleh: Rick Luck

Jumat Kliwon malam, tanggal 13, dipercaya sebagai malam paling angker dimana para hantu berkeliaran dan mencari mangsa. Lina yang tidak tahu kalau hari ini adalah malam Jumat, dan bahkan kalau pun tahu, dia tidak tahu kalau malam Jumat itu angker, dan bahkannya lagi, dia tidak tahu arti dari kata angker itu sendiri, nekat pulang pada jam 11 malam melewati kuburan cina.

Saat itulah Lina mendengar suara tangis yang mengalun lembut seiring dengan hembusan angin malam ketika melewati sebuah pohon besar keramat di kuburan itu.

"Huuu ..., huuuu ...," Lina tetap berjalan dengan cueknya.

"Huuu ..., hu-hu-hu ...," Masih berjalan dengan cuek.

Tiba-tiba dari belakang muncul sosok putih dengan rambut panjang, dan mengeraskan suara tangisnya ..., "HU-HU-HUUUUU!!!!!"

Masih tetap cuek, dan sang kunti akhirnya mencolek bahunya. Karena dicolek, akhirnya Lina menoleh ke belakang dan membuka earphone yang mendendangkan sebuah lagu milik Girl Band terkenal Cheryklakson.

"Hadeeeuh ..., pantes! Mau nangis pake toa juga ga akan kedengeran. Mana volumenya kenceng lagi!" batin sang kunti, apalagi sayup dia mendengar suara musik dari earphone yang dibuka, yang berarti volumenya sangat kencang (jangan ditiru, kasihan kalau ada kunti yang mau nakutin kamu, hargai usaha kunti!)

"Ya?" tanya Lina setelah menoleh.

"...," kunti tidak mampu berkata melihat Lina yang tetap cuek bahkan setelah melihat penampakannya.

"Ini orang cuek banget, sih!" batin Kunti.

"Apa!? Colek-colek gak jelas!" tanya Lina yang telmi dan polos, masih belum sadar kalau di depannya ini adalah hantu.

Ditanya dengan ketus, kunti langsung gelagapan dan akhirnya memutuskan untuk kembali bersiap melancarkan jurus maut menakuti orang miliknya. Kunti menatap garang Lina, lalu secara tiba-tiba ..., kunti jongkok dan kembali menangis.

Kembali batin kunti bertanya-tanya, apakah jurus ini akan berhasil? Karena secara urutan saja sudah salah. Harusnya adalah menangis dulu dan ketika korban mulai merinding, dia akan muncul tiba-tiba hingga korban lari ketakutan melihat wajahnya. Ini yang jadi masalah adalah korban melihat wajahnya terlebih dahulu dan cuek.

"Ah! Yang penting adalah mencoba, karena kegagalan adalah ketika kau tidak mau mencoba," batin Kunti dengan bijak.

Kunti masih terus menangis sambil berjongkok dan bersidekap dengan lututnya, mulai menunggu reaksi dari sang korban. Setelah lama menunggu, reaksi masih juga tidak ada dan Kunti mulai capai menangis. Akhirnya Kunti kesal dan memutuskan untuk sedikit mengintip pada sela tangis buatannya.

"Eh buset! Tuh orang udah jauh aja!!" seru kunti kesal sambil berdiri, melihat Lina ternyata sudah berada jauh di depan dan tidak perduli dengan tangis lebay Sang Kunti. Kunti pun melayang mengejar Lina lalu dia turun tepat dihadapan Lina.

"Ada apa lagi?" kata Lina sambil membuka earphone miliknya.

"Lo gak punya perasaan banget sih!"

"Kenapa? Kok gue dibilang gak punya perasaan?"

"Lo cuek aja ngeliat orang nangis!"

"Kapan lo nangis?"

"Itu pas gue lagi jongkooook!!!"

"Ha? Pas jongkok? Oh itu nangis, kirain lo kebelet terus ...,"

KUNTI BELLSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang