BAB II

44 3 0
                                    

"Jangan ganggu aku...kumohon pergilah" Anna mengigau dalam tidurnya.

"Tidak....." teriaknya. Lalu matanya terbuka.

"Cuma mimpi... itu cuma mimpi. Ya itu cuma mimpi" bisiknya.

Anna bangun dari tempat tidur mewahnya. Menuju ke meja rias yang ada di sebelah tempat tidurnya. Lalu Anna pun berkaca."ya itu sudah berlalu. Kejadian itu sudah kulewati 2 tahun yang lalu" ucapnya dengan nada yang lumayan keras tapi tidak terdengar oleh orang lain. Karena kamarnya sekarang begitu besar dan luas.

Setelah dua tahun berlalu dari kejadian pembunuhan yang dilakukannya. Anna menjadi seorang pengusaha restoran yang sukses. Adiknya pun telah lulus dari sekolahnya dan sekarang membantu di restoran kakaknya itu.

Mata Anna menerawang melihat ke langit-langit atap rumahnya yang berwarna biru cerah. Anna teringat ketika 2 tahun yang lalu dirinya masih tinggal di rumah kecil yang di tempatinya bersama Adik perempuannya. Rumah yang hanya dibangun dengan batu bata. Dan sulitnya kehidupan mereka. Apalagi di bagian keuangan. Anna juga masih ingat wajah James... lelaki tua yang selalu menagih bunga hutang ibunya setiap bulan. Jika mereka tidak memberikan tepat pada waktunya, rumah mereka akan dibuat berantakan oleh rentenir tua itu dan anak buahnya. Tak hanya berhenti disitu. Anna juga sering kali ditawarinya untuk menjadi istri simpanannya jika Anna ingin hutangnya segera lunas. Anna juga sering hampir diperkosa oleh lelaki tua itu.

"Huhhh" Anna menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya.

Tok...tok...

"Masuk..." teriak Anna

"Kau baru bangun... ini sudah jam 10 pagi" sewot Ruby.

Anna hanya tersenyum.

"Cepatlah. Kita harus segera ke restoran"

"Oke" ucap Anna sambil membentuk jari telunjuk dan jempolnya menjadi huruf O

Sesampainya mereka di restoran. Ternyata Eugiene sudah duduk disana.

"Paman sudah disini ?" Tanya Ruby sambil memberikan senyum lebarnya
"Ya..." Eugiene berdiri dan mengusap kepala Ruby

"Ruby. Cepat masuk... periksa dapur" perintah Anna.

Ruby mengangguk dan kemudian mengarahkan kursi rodanya ke arah dapur.

"Ada apa Eugiene ? Siapa yang menjadi target kali ini ?"

"Kau serius sekali Anna" Eugiene tertawa

Anna mendekatkan dirinya ke arah Eugiene dan sedikit berbisik "Cepat katakan saja. Aku tidak ingin Ruby mendengar apa yang kita bicarakan"

"Baiklah" sambil menyodorkan secarik kertas yang bertuliskan alamat, nama dan foto seorang wanita serta denah rumahnya.

"Penjaganya hanya ada di luar rumah. Jadi kau tak perlu khawatir"

Anna mengangguk dan langsung menyimpan kertas dan foto itu ke dalam mantel bulunya. Eugiene langsung berdiri dan berpamitan pada Ruby.

Anna berjalan menuju ruang khususnya di Restoran. Masuk dan langsung mengunci pintu.

"Kenapa Eugiene ingin aku membunuh wanita ini ?" Dipandanginya foto wanita itu lekat-lekat dan mengingat Alamat targetnya itu. "Malam ini aku harus membunuh wanita ini"

Yaa Anna sekarang adalah seorang pembunuh bayaran. Dia dilatih dengan keras setahun yang lalu oleh Eugiene. Dan setahun kemudian Anna menjadi seorang pembunuh bayaran yang profesional. Tangannya sekarang berbau amis darah manusia... yaa tentu saja itu hanya berada di dalam fikirannya.

KILL METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang