Prolog

64 10 1
                                    

Namanya Lilly. Dia berjalan santai menuju rumahnya. Lebih tepatnya gubuknya.

Ia berjalan menyusuri setiap gang dikawasan kumuh itu.

Senyumnya sesekali memancar dari wajahnya ketika bertemu orang yang ia kenal.

Rambutnya tersapu angin yang berbau tak sedap itu.

Tapi ia sudah sangat terbiasa.

Dengan semua ini.

Ia lahir dalam keadaan seperti ini.

Tapi tak pernah satu kata penyesalan pun yang ia lontarkan dari bibir manisnya itu.

Bahkan... Lilly menjalani hari nya yang berat itu dengan senyuman.

Dia selalu ingat kata kata almarhum kakeknya

"Jika kau mempunyai segudang masalah, jangan biarkan bibirmu mengetahuinya, jadi jangan lupa untuk selalu tersenyum seperti kau tak pernah bersedih, lawan masalahmu seperti kau tidak pernah kalah, mencintai lah seperti kau tidak pernah tersakiti, dan jalani hidup seperti tak ada lagi hari esok"

Kini dia sampai didepan sebuah rumah yang lebih pantas disebut gubuk.

Ia menahan dirinya untuk masuk kedalam. Karena ia tau adiknya menunggu makanan yang ia janjikan tadi. Tapi ia tak membawa apapun.

Ia memutuskan untuk pergi lagi mencari makanan untuk adiknya itu.

Ia berjalan lagi dikawasan kumuh itu. Lagi lagi sesekali tersenyum seraya menyapa orang orang yang ia temui.

Ia sampai disebuah pelabuhan kecil didekat kawasan kumuh tempat tinggalnya.

Ia berdiri memandangi dua orang anak manusia yang tengah asyik mengobrol di tepi pelabuhan.

_________________________________________

Author's note :

Haii my readears...

Ini cerita kedua gue, dan... apple Blossom akan tetap dilanjutkan kok
Tapi nanti... :) :D

Semoga suka sama cerita kedua ini.

And vomment ya vomment...

Lanjut nggak? :)

Admit ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang