Chapter 2: The Lost Soul

29 2 0
                                    

"Huuufffff...tak kusangka dunia manusia memiliki tempat yang indah dan udaranya sejuk begini." Kataku sambil menarik nafas panjang.
Ditengah perjalanan menelusuri hutan dan perdesaan aku mendengar suara tangisan.

"Hu hu hu hu hu..."

Siapa itu? Itu tidak terdengar seperti suara tangisan manusia.

"Hu hu hu hu hu..."

"Siapa itu? Dimana kau? Tunjukan dirimu!"

"Dewa? Kaukah Dewa itu? Dewa yang turun ke bumi?"

Akupun terkejut mendengar hal itu. Mengapa dia bisa tau kalau aku adalah Dewa itu? Seperti dugaanku dia bukan manusia.

"Siapa kau?! Bagaimana kau bisa tahu identitas asliku?!"

"Tenang saja aku bukan manusia."

Ia pun segera menunjukan dirinya dihadapanku. Ah...ternyata dia adalah Obake.

"Ternyata kau Obake. Hantu menjijikan, apa maumu? Harusnya kau sudah di alam baka dari dulu." Kataku dengan dingin.

Lalu hantu itu mulai menangis
"Dewa...tolong aku Dewa. Aku tak bisa kembali ke alam sana karena aku sangat ingin bertemu dengan anakku. Maka Dewa saya mohon temukanlah anak saya Dewa. Saya rela kembali ke alam sana kalau ada satu kesempatan lagi bertemu anak saya. Saya mohon Dewa." Katanya sambil terus menangis.

Aku tidak berkata apa-apa padanya yang terus menangis dan memohon padaku. Akhirnya aku berkata
"Baiklah aku akan membantumu mencari anakmu. Tapi ini hanya pertemuan terakhirmu saja pada anakmu! Setelah itu kau harus kembali ke alam sana apa pun yang terjadi!"

"Baiklah Dewa. Asalkan bisa bertemu anakku lagi aku rela kembali ke alam sana."
Setelah Obake berkata demikian aku segera melakukan pencarian ke desa dan hutan.

Aku mencarinya kemana-mana tapi tidak ketemu dimana pun. Kurasa akan sulit mencari anak Obake. Aku pun memutuskan untuk mencarinya di hutan dekat desa.
Setelah aku berhendak memasuki hutan ada penjaga yang usianya sekitar 16-18 tahun yang menghentikanku.

"Hei, kamu! Apa yang kamu lakukan? Jangan memasuki hutan itu!"

"Jangan? Memangnya kenapa? Jangan-jangan ada sesuatu yang tidak menyenangkan ya di dalam hutan ini?" Kataku sambil tersenyum.
Penjaga itu hanya terdiam dan mulai berkata

"Sebaiknya jangan membicarakan tentang hutan ini disini. Ayo ikut ke rumahku. Rumahku tak jauh dari sini."

Aku pun akhirnya mengikutinya. Aku merasa heran. Kenapa dia tidak mau bercerita tentang hutan itu di tempat sebelumnya tanpa harus repot-repot ke rumahnya. Setelah sampai dirumahnya penjaga itu mempersilahkanku masuk, rumah itu terlihat sangat tua tapi sangat terawat hingga aku tidak melihat ada retakan di dinding rumah tersebut.

"Sebelum aku ceritakan tentang hutan itu aku mau memperkenalkan diri dulu. Namaku Takeshi Torada. Senang bertemu denganmu."

"Ya...salam kenal."

"Siapa namamu? Kamu bukan orang Jepang ya?"

"Anu...err...namaku...So..."

"So?"

"Ah...Sora! Namaku Sora."

"Sora saja?"

"Umm...Sora Shiguchi."

"Sora Shiguchi? Senang berkenalan denganmu kalau gitu."

"I...iya."
Sialan. Harusnya aku menyiapkan nama sebelum turun ke bumi.

"Sekarang beritahu aku! Kenapa kau tidak memperbolehkanku masuk kehutan itu?"

"...............
Karena para jiwa yang ada di hutan itu telah marah."

ShinigamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang