Bel istirahat akhirnya berbunyi. Ibu guru yang berdiri di depan kelas pun menyudahi pelajaran. Wanita itu kemudian sibuk mengatur sebagian murid-murid kecilnya untuk berbaris keluar dari kelas.
Para anak lelaki langsung berlari ke berbagai penjuru begitu keluar dari kelas. Sedangkan anak-anak perempuan lebih suka berkumpul dan melakukan permainan seperti memasak, mendandani boneka, atau semacam itu.
Walaupun, tentu saja tidak semuanya. Salah satu dari anak perempuan tersebut duduk manis di bangku taman. Di depannya ada secarik kertas, dan di tangannya terdapat sebatang pensil.
Anak perempuan itu terlalu asyik memenuhi kertas di hadapannya dengan tulisan-tulisan, sampai-sampai tidak menyadari ada salah satu anak laki-laki yang berlari kencang dan menabraknya hingga jatuh dari bangku.
Keadaan pun menjadi agak ribut karena banyak anak yang menoleh dan menghampiri si anak perempuan, termasuk anak laki-laki lain yang kemudian mengulurkan tangan—berniat membantu anak perempuan itu. Si anak perempuan tidak pernah melihat anak laki-laki itu sebelumnya, tapi dia cukup yakin anak itu bukan anak nakal yang tadi menabraknya dan kabur entah ke mana.
Anak perempuan itu menengadah dan meraih tangan tersebut. Dibantu anak lelaki kecil itu, ia kemudian bangkit berdiri.
"Namaku Rafa," kata si bocah lelaki tanpa diminta.
"Adelia," balas yang perempuan, memberitahu namanya.
"Pasti sakit, ya," kata Rafa dengan tampang sok tahu.
Adelia menggeleng. "Enggak, kok."
"Pasti sakit," balas Rafa tidak mau kalah.
"Enggak!" Adelia keras kepala.
Akhirnya, Rafa menyerah. Dia pun berbalik, bersiap-siap untuk pergi.
Walaupun masih sebal karena Rafa sok tahu, Adelia tetap menepukkan tangannya ke bahu Rafa.
Rafa menoleh. "Kenapa?"
Adelia tersenyum. "Terima kasih."[]
a.n
halo, sebenarnya cerita ini sudah terbit, dan cerita versi Wattpadnya sudah saya hapus haha. Saya post lima bab awal versi novel di sini. Kalau penasaran sama kelanjutan cerita ini, bisa dibeli versi cetaknya! : D.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You
Novela JuvenilAku tersenyum dan menatap temanku satu per satu. Rafa, Putri, Hana, Gilang, dan Askar. Mereka adalah teman-temanku. Terlepas dari semua yang pernah mereka lakukan, mereka pernah menjadi sesuatu dalam hidupku, dan akan terus seperti itu. "Terima kasi...